Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Review Buku Ayah Vs. Anak Lelakinya: 9 Pola Asuh Ayah

Wednesday, October 7, 2020

Review Buku Ayah Vs. Anak Lelakinya

buku parenting ayah
Ayah Vs. Anak Lelakinya tentang 9 macam pola pengasuhan ayah

Mempunyai dua anak laki-laki menjadi alasan utama saya tertarik membaca buku Ayah Vs. Anak Lelakinya. Buku ini membahas inner child dari sisi ayah yang mempengaruhi pola pengasuhan ayah pada anak-anaknya. Terdapat 9 pola pengasuhan berbeda yang menarik untuk dipahami beserta dampaknya. Apa sajakah itu?
 
Setiap malam menjelang tidur, SID dan ayahnya sangat gaduh. Mereka bertarung, main kuda-kudaan, dan cekikikan. Bukannya bersiap tidur dalam keadaan tenang malah heboh beraktivitas fisik.

Di lain waktu, mereka asyik berbagi semangkok mie instan. Aneh, ya, biasanya orang tua melarang anaknya makan mie instant eh yang ini malah makan bareng.

Hmm … hubungan ayah dengan anak lelakinya belum saya pahami. Apa sih yang ada di pikiran mereka berdua. Lewat buku “Ayah Vs. Anak Lelakinya”, saya mencoba melihat dari kacamata kaum pria.
 
Judul: Ayah Vs. Anak Lelakinya
Panduan bagi orang tua, khususnya ayah, dalam menjalin hubungan yang harmonis dengan anak lelakinya
Penulis: Ieda Poernomo Sigit Sidi
Penerbit: PT. Elex Media Komputindo
Tahun terbit: 2007
Jumlah hal: 151
ISBN: 978-979-27-1348-0
Psikologi
Baca di: apps Gramedia Digital
 

Blurb:

Anak lelaki dalam keluarga memang punya posisi berbeda dari anak perempuan. Ada harapan, kegalauan, cemas, mengiringi Bahagia yang tersimpan di hati karena punya anak lelaki. Benarkah akan selalu begitu pendapat dunia tentang lelaki yang membuat sebagian ayah gamang dan anak lelakinya bingung?

Buku ini akan menguak beberapa kisah nyata yang diambil dari meja praktik penulis sebagai psikolog selama 30 tahun lebih. Dari kisah-kisah tersebut, ternyata figure ayah bisa disimpulkan dalam nuansa kebanggaan, kewajiban, kecemasan. Secara fisik, ayah diposisikan sebagai pelindung. Secara emosional dan spiritual, ayah diharapkan bisa menjadi pembimbing. Namun, kenyataannya akan berbicara lain. Lalu, muncul reaksi anak yang cukup beragam, terutama mereka yang berstatus sulung, atau anak lelaki yang ternyata hanya satu-satunya dalam keluarga. Begitu juga banyak kecamuk perasaan ayah.

Para ahli psikologi perkembangan berpendapat bahwa ada perbedaan antara hubungan anak lelaki dengan ayah, dan anak lelaki dengan ibunya.

Ulasan di setiap bagian akhir kisahnya, diharapkan dapat memandu pembaca dalam memahami pesan dari kisah yang ditampilkan.
 

Pola Pengasuhan Ayah pada Anak Lelakinya


Buku Ayah Vs. Anak Lelakinya menceritakan sembilan pola pengasuhan ayah beserta dampaknya pada kehidupan si anak. Setiap tipe pengasuhan diceritakan dalam bentuk cerita pendek yang ditutup ulasan dari penulis sebagai seorang psikolog. Kesembilan gaya pengasuhan ayah, sebagai berikut:

Melangkah Sendiri
Ayah jarang berkomunikasi dengan anak lelakinya. Kalaupun mau bicara menggunakan perantara ibu. Hal ini dilakukan untuk menjaga wibawa sang ayah.

Sang Prajurit
Ayah sebagai seorang tentara mendidik anak-anak secara disiplin ketat dan penuh kemandirian. Tidak ada pujian ataupun hadiah. Ayah tak segan menghukum secara fisik bila anak melakukan kesalahan.
 
Beban Masa Lalu
Anak lelaki sebagai anak sulung yang diperlakukan berbeda dari adik-adiknya. Ia dicap “anak haram”. Ayah dan ibunya menikah karena ibunya hamil duluan (married by accident). Ia merasa kehadirannya tidak diharapkan oleh ayah.
 
Putra Mahkota
Berkebalikan dari cerita sebelumnya, di sini ayah sangat menginginkan memiliki anak laki-laki untuk meneruskan usahanya. Begitu dikaruniai anak lelaki, ayah menyiapkan segala sesuatu agar si anak menjadi penerus dan membawa nama besar keluarga.
 
Tulang Punggung
Semasa hidupnya, ayah bekerja keras mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Bukan hanya keluarga inti tetapi kemenakan dan saudara-saudara lainnya ada saja yang bergantung pada ayah. Anak lelaki pun tumbuh menjadi penerus ayah sebagai tulang punggung keluarga besar.
 
Sahabat
Ayah menempatkan diri sebagai orang tua sekaligus sahabat bagi anak lelakinya.
 
Cermin Kelam
Ayah sangat berharap memiliki anak laki-laki sehingga tidak mempedulikan kemampuan anak-anak perempuannya. Pada anak lelaki satu-satunya, ayah memperlakukan dengan sangat istimewa bahkan cenderung berlebihan. Hal ini membuat si anak lelaki terjerumus pada narkoba.
 
Mitra
Ayah memposisikan anak lelaki setara dengan anak perempuan. Anak-anaknya adalah mitra ayah yang mendapat hak untuk didengar pendapatnya, diajak berdiskusi, serta terlibat dalam usaha ayah.
 
Selingkuh
Si anak lelaki mengetahui ayahnya pernah selingkuh walau ibunya begitu setia. Ketika si anak tumbuh menjadi ayah, ia pun tergoda dengan wanita lain. Ia mempertanyakan apakah selingkuh itu suatu hal yang genetik? Wajar dilakukan?

father and son quotes
Kutipan buku Ayah Vs Anak Lelakinya


 

Pola Pengasuhan yang Turun Temurun


Umumnya saya membaca buku parenting seputar ide bermain dengan anak, mengelola emosi dari sudut pandang seorang ibu, dan semacamnya. Namun, buku yang saya baca kali ini sangat berbeda. Saya memasuki dunia laki-laki, belajar memandang dari sudut pandang seorang ayah terhadap anak lelakinya.

Sejujurnya, hal ini tidak mudah. Saya tumbuh sebagai anak yatim yang tidak memiliki figur ayah. Barulah ketika menikah, saya merasakan punya bapak alias mertua.

Baca juga: Menjadi Ayah ASI

Buku ini menjadi topik obrolan panjang bersama Ayah SID. Kami mendiskusikan berbagai pola pengasuhan di atas beserta akibatnya di kemudian hari. Kami pun mencoba memahami inner child yang dialami Ayah SID. Suka atau tidak, pengasuhan maupun pengalaman masa lalu pasti ada yang menempel pada diri, pada alam bawah sadar.

Tujuan kami dalam pengasuhan agar anak-anak tumbuh mandiri, tidak menjadi beban bagi orang lain. Syukur-syukur bisa bermanfaat bagi masyarakat. So, pola pengasuhan yang kami lakukan sangat penting untuk masa depan mereka.


Perfect parent doesn’t exist. Akan tetapi, berusaha memperbaiki pengasuhan ke anak-anak patut diupayakan agar kejadian buruk atau kesalahan pengasuhan tak terulang. Syukurlah di tiap akhir cerita terdapat ulasan dari penulis yang solutif. Ceritanya enggak menggantung. Pembaca yang awam ilmu psikologi seperti saya ini mendapat solusi dari kesalahan pengasuhan yang ada.

By the way, buku Ayah Vs. Anak Lelakinya menjadi buku digital ratusan halaman pertama yang tamat saya baca di apps Gramedia Digital. To be honest, sampul buku ini kurang menarik malah saya pikir ini novel thriller. *LOL. Akan tetapi, setelah membaca bab pertama, saya penasaran dengan bab berikutnya. Topik dan penyajian buku ini yang ringan serta makjleb membuat saya betah menuntaskannya kurang dari seminggu.
 

Buku Ini Patut Dibaca Oleh …


Walaupun buku ini bercerita seputar laki-laki, saya begitu larut dalam kisah demi kisah yang dituturkan penulis. Sebagai ibu dengan dua orang putra, saya menjadi lebih paham bagaimana para ayah, terutama Ayah SID, bersikap.

Menurut saya, buku Ayah Vs. Anak Lelakinya perlu dibaca oleh para ayah dan calon ayah agar lebih bersiap menghadapi perannya. Dalam buku ini dijelaskan sebab dan akibat berbagai pola pengasuhan untuk menjadi pertimbangan mana pengasuhan yang cocok. Meskipun terbit 13 tahun lalu, garis besar isinya masih relevan dengan keadaan sekarang.
 
Selain itu, penulis memberikan solusi untuk berdamai dengan masa lalu. We can’t turn back time, but we can focus on a better future.
 

Kutipan Menarik dari Ayah Vs. Anak Lelakinya


“Dia memang tidak punya pilihan untuk masa lalunya tapi dia masih punya pilihan untuk masa depannya.” (hal. 44)

“Jaga dirimu, dan jaga dia. Kalau kau ingin dia jadi istrimu, hormati dan hargai dia, mulai sekarang.” (hal. 88)

“Tuhan memberikan makanan kepada semua burung tapi tidak dengan cara melemparkannya ke sarang mereka.” (hal. 120)

“Keringat yang bercucuran adalah luapan rasa syukur karena diberi kesehatan sehingga bisa bekerja.” (hal. 121)

“Apa yang ingin kau tuju dengan hubungan gelapmu? Mau kemana kalian? … ” (hal. 140)
 

Kesimpulan


Beragam pola pengasuhan ayah pada anak lelakinya. Ada yang menjadi tulang punggung keluarga, ada pula yang diperlakukan setara tanpa melihat gender.

Buku Ayah Vs. Anak Lelakinya mengajak pembaca untuk menyadari apapun tipe pengasuhan yang dijalankan akan berdampak bagi kehidupan si anak. Cara pengasuhan yang anak laki-laki lihat dan alami semasa kecil dapat ia lakukan ketika menjadi ayah.

Bila pengasuhan tersebut baik maka si anak akan tumbuh menjadi ayah maupun pribadi yang baik. Namun, bila ada luka pengasuhan sejak kecil maka berpotensi menimbulkan luka baru bagi keluarganya juga orang lain. Selamat memilih!
 

39 comments on "Review Buku Ayah Vs. Anak Lelakinya: 9 Pola Asuh Ayah"
  1. Berusaha memperbaiki pola pengasuhan ke anak patut di upayakan. Aq belakangan suka deg2an sama inner child diri yg belum tuntas. Kalau kami, yg dihadapi anak perempuan sepertinya cara menanganinya banyak kemiripan ya. Sebenarnya dari beberapa pola pengasuhan diatas, ada juga yg di tampilkan oleh ayahnya anak2. Semoga dpt insihht dgn membaca bukunya nanti. Btw, ini ada ebooknya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Inner child ini PR yaaa, udah tahu sih harus berdamai dan fokus ke depan tapi kadang masih ngintip-ngintip.

      Aku baca e-booknya nih mbak, di Gramedia Digital.

      Delete
  2. Wah langsung tertarik mbak. Dari judulnya aja udah menarik. Saya juga punya dua putra dan kayaknya bakalan ikut larut juga bacanya sambil nyodorin ke suamik :)

    ReplyDelete
  3. Keren bnget ibu Sid juara deh baca ratusan halaman dr apps digital. Apalagi memang anak pertama lelaki itu menjdi tumpuan harapan ortu di masa mendatang. Wahh asyiknya yg makan mie instan barengan, gpp ahh kalau sesekali makan nya apalagi dlm pengawasan orangtua

    ReplyDelete
    Replies
    1. wakakaka ini mengisi waktu sambil nyusuin anak yaudah aku baca e-book aja biar lebih bener, ga scrolling akun gosip

      Delete
  4. Wah. Gimana caranya membuat suami bisa sadar akan inner child nya?

    ReplyDelete
  5. Anak laki2 ataupun perempuan, ayah sebenarnya punya peran penting dalam pola asuh, nggak hanya jadi beban ibu. Tapi, memang nggak semua laki2 menyadari itu. Thanks mbak reviewnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. yes, mbak Susi. Pengasuhan butuh peran ayah dan ibu.

      Delete
  6. Aku tertarik dengan qoutenya yg di halaman 11 itu, karena suami selalu menyinggung soal pola asuh ibunya, walaupun tidak memaksakan. Kayanya harus baca buku ini deh, makasih mba reviewnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ooh gaya pengasuhan memang biasanya turun temurun, mbak. Ya karena orang tua jadi role model.

      Delete
  7. Buku yang menarik, apalagi aku pun punya dua anak lelaki...bacaan recommended buatku ini. Dan memang pola pengasuhan ayah ke anak lelakinya berpengaruh hingga saat dia dewasa nanti. Ada banyak pola pengasuhan yang sadar atau tidak kita orang tua sendiri yang memilihnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah iya ya anaknya Mbak Dian laki.
      Selamat membaca!

      Delete
  8. Buku ini patut dibaca semua orang, supaya tau idealnya seperti apa pola pengasuhan ayah terhadap anak lekakinya. Ya meskipun jadi orang tua ga ada sekolah formalnya. Learning by doing dan dapat ilmu parenting tentu bisa menjadi tauladan untuk dipraktekkan.

    ReplyDelete
  9. Kalau pengalaman aku sih, pola asuh ayahku ke adik adikku yang laki laki jauuuuh beda dengan suami yang pola asuhnya tentu saja beda


    Aku lahir dari keluarga seniman dan ayahku pegawai negeri, sehingga waktu beliau banyak dengan anak anak berdiskusi dan hadir di pertemuan pertemuan penting

    Nah suami yang pengusaha dan ayahnya ustadz tentu saja beda pola asuhnya sehingga aku harus berdiri di kedua kaki agar tercipta yang aku inginkan

    ReplyDelete
  10. Jarang nih buku parenting yang mengangkat tema dari sisi ayah. Baru baca judul-judulnya aja kayaknya saya bisa baper, deh

    ReplyDelete
  11. Meskipun belum memiliki anak laki-laki. Saya penasaran dan tertarik juga pengen baca bukunya. Sebagai bahan pembelajaran juga kan yaa. Meskipun paling pas yaa dibaca oleh si ayah dan anak lelakinya yaa.

    ReplyDelete
  12. Wah benar, inner child itu bahaya dalam pengasuhan..
    Pengasuhan ayah juga sangat penting ya mbak

    ReplyDelete
  13. wah buku yang bagus ini, layak untuk di baca para ayah.
    Buat ibu juga, biar bisa memahami hubungan suami dengan anak-anaknya.

    ReplyDelete
  14. jadi aku pernah nulis satu konten di salah satu brand makanan dan susu anak tentang bonding antara anak dan ayah itu bisa bikin anak lebih berani, cerdas, dan percaya diri

    ReplyDelete
  15. Semoga punya suami yang mau bantu mengasuh anak karena banyak suami yang kaya pasrah aja sama Istrinya dalam didik. Padahal peran mereka juga dibutuhkan

    ReplyDelete
  16. Bagus bukunya, Mbak. Jadi pelajaran penting. Memang akan terbentuk hal khusus anktara ayah dan anak lelakinya, juga antara ibu dan anak lelakinya. Begitupun terhadap anak perempuan. Sungguh tantangan yang menarik ya Mbak.

    ReplyDelete
  17. Kalo diperhatikan pola2 pengasuhannya, suamiku udh fix yg mitra. Buat dia, anak lelaki dan perempuan sama posisinya. Mungkin Krn didikan orangtuanya juga sih. Aku akuin mertua memndidik 2 anaknya sama. Ga dibeda2in. Kalo mereka salah, 2-2 nya dihukum, tapi saat ada sesuatu yg harus didiskusikan, 2-2 nya diajak .

    Beda Ama didikan ku dulu. Krn lahir di keluarga Batak, papa cendrung keras mendidik kami. Dan amat sangat mengagungkan anak lelaki sebagai penerus marga.

    Aku sendiri terbawa dlm hal mendidik secara kerasnya, walo ga sekeras papa :D. Apalagi suami termasuk yg ga setuju dgn sistem didikan begitu. Dia slalu lembut kalo dgn anak2. Ga prnh ninggiin suara sedikitpun .

    Bagus nih sepertinya MB.jd tertarik mau cari bukunya

    ReplyDelete
  18. Mengena banget baca ulasan buku Ayah vs Anak Laki-lakinya, karena anak kami juga seorang laki-laki. Rasanya perlu banget ya. Pendekatan atara ayah dan anaknya. Biar anak-anak juga merasa lebih percaya diri dan siap karena sejak kecil dengan sosok ayah.

    Buku ini bisa buat menginspirasi para ayah juga ibu. Sesuai dengan quote-nya. Kita memang tidak punya pilihan akan masa lalu kita, tapi kita bisa merencanakan masa depan yang lebih baik, terutama anak-anak kita, semoga lebih baik kehidupannya dari kita.

    ReplyDelete
  19. Oh...ini buku digital ya mba. Menarik isinya..Apalagi sulungku juga cowok. Sepertinya aku pun butuh membaca buku ini...

    ReplyDelete
  20. Haha iya sampulnya agak gimana gitu ya, jadi salah sangka, mungkin maksudnya inner child gitu ya sampulnya..ternyata banyak ya gaya ayah mendidik anak

    ReplyDelete
  21. Siaaap ntr coba nyari ah bukunya. Menarik nih biar dibaca para ortu ya supaya bisa lebih memahami hubungan dengan buah hati, khusunya antara ayah dengan anaknya.

    ReplyDelete
  22. Jangan sampe deh punya pola pengasuhan yang berdampak negatif pada anak seperti selingkuh. Bagaimanapun anak anak yang akan menjadi korbannya

    ReplyDelete
  23. Meski gak punya anak laki-laki...aku jadi pengen tahu juga nih isi bukunya hehe...Menarik euy ...

    ReplyDelete
  24. nah iya ya saya juga perlu melihat dan membaca pola fikir dan pengasuhan sang ayah terhadap anak laki-lakinya karena ini juga perlu kalau saatnya kelak punya anak laki-laki.

    ReplyDelete
  25. Wah, my husband should read this book. I will tell him

    ReplyDelete
  26. wah menarique banget nih kayanya bukunya untuk dibaca papanya anak-anak. Aku belom pernah nyobain juga nih apps gramedia digital, nanti cobain baca di apps itu aaaah. maaci infonya ibu Sid..

    ReplyDelete
  27. Penasaran banget pengen baca lebih lanjut buku ini karena panduan para suami dalam pengasuhan anak sangat diperlukan

    ReplyDelete
  28. Perfect parent doesn’t exist.
    Yang paling terasa itu ketika mendampingi anak-anak seusianya, uda beda lagi caranya.
    Gak bisa kaya pas masih kicik-kicik.

    ReplyDelete
  29. Bisa jadi referensi buat ayahnya DuoNaj nih.Bukan kebetulan jika kadang-kadang suamiku agak galau dengan pola pengasuhannya. Sering ia berkata bahwa jika menerapkan model pengasuhan bapaknya atau Mbah Kung Najwa, modelnya kaku, keras dan tidak ada kehangatan dengan Ayah. Namun hasilnya ya seperti dia yang sekarang. Jalannya lurus, mau belok sedikit aja mikirnya lama jadi kayak kurang inovatif gitu. Kalau menerapkan cara dia sendiri, hasilnya belum teruji, hehe. Nah, sebagai ibu aku melihat suami mengasuh dengan pola yang ingin dia dapatkan pada dirinya sendiri di masa lalu. Ya betul, it's about inner child. Beneran harus dibaca sama suami nih.

    ReplyDelete
  30. Suamiku kudu baca nih. Maklum anak lelakinya ada 5 orang. Yang bikin heboh rumah

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,