Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Keterampilan Abad 21 yang Super Penting Dikuasai

Saturday, February 16, 2019

Bagaimana menjelaskan tentang “bandara” pada anak untuk pertama kali? Apakah menjelaskan dengan, “Bandara itu kamu maju lima langkah ke depan, lalu sepuluh langkah ke kiri, dst” atau “Bandara itu tempat naik dan turun pesawat. Di sana, kalau mau naik pesawat tasnya harus diperiksa terlebih dahulu, check-in untuk mendapat boarding pass, kemudian menunggu di ruang tunggu.”?

Cari tahu keterampilan apa saja di abad 21 yang perlu dimiliki


Kalau jawabanmu yang kedua, itulah yang disebut “learn how to learn”. “Begitulah tugas guru di sekolah untuk mengajarkan siswa belajar bagaimana cara belajar, bukan jadi robot,” jelas Dr. Inggriani Liem (Bu Inge).

Penjelasan Bu Inge di atas mengingatkan saya pada guru bahasa Inggris, Mr. Marcus Patty (alm.), yang berulang kali bilang siswa di sekolah itu bukan belajar tetapi belajar cara belajar. Saya hafal pernyataan beliau namun kala itu tidak paham, apa sih maksudnya?

Keterampilan Abad 21 yang Super Penting

14 Februari 2019 lalu, di kala warganet di Twitter ribut tentang valentine or not valentine, saya melipir ke kantor Periplus di Kawasan industri Pulo Gadung, Jakarta Timur. Di sana sedang berlangsung event Bootopia, bazar buku impor dengan diskon up to 90%. Di ruangan sebelahnya, berlangsung talkshow yang membahas tentang “Computational Thinking” dengan narsum Bu Inge.

Dari H-1 hingga datang, sebenarnya saya enggak ada gambaran sama sekali, makhluk apakah si Computational Thinking? Namun saya merasa materi hal ini bakal sangat berguna untuk pendidikan SID kelak. So, saya mengambil posisi paling depan agar dapat menyimak dengan baik.

Baca juga: Belajar di Luar Kelas

Bu Inge membuka dengan deretan keterampilan atau skill yang penting dimiliki di abad 21, di mana berbagai pekerjaan manusia mulai tergantikan oleh mesin. Bila tidak mengikuti perkembangan zaman maka manusia hanya akan menjadi konsumen.

Keterampilan yang utama di era digital 
Pembelajaran di abad 21 dikenal dengan 4C, yaitu:
  • Collaboration
  • Communication
  • Critical Thinking
  • Creativity

4C di atas wajib dimiliki agar dapat catch up dengan perkembangan di zaman sekarang.

Baca juga: Band Cha-Ching Ajak Anak SD Belajar Tentang Uang

Nah, learning how to learn yang saya singgung di atas masuk ke thinking skills based on SCAN Fundamental Skills – 2001. Calistung itu basic skills, sedangkan thinking skills lebih kompleks, seperti: berpikir kreatif, mengambil keputusan, memecahkan masalah, melihat yang tersirat (seeing things in the mind’s eyes), learning how to learn, dan reasoning (nalar). Tak lupa manusia perlu memiliki personal qualities seperti responsibility, self-esteem, sociability, self-management, integrity, and honesty.

Huaaa … ini baru dua slide tapi membuat kepala saya muter-muter. Keterampilan di atas perlu dipelajari sejak dini. Untuk anak usia dini perlu memiliki keterampilan sosial terlebih dahulu sebelum calistung. Kalau enggak bisa mengurus diri sendiri, gimana nanti di sekolah. Gitu gambaran dari Bu Inge.

7 Standar Siswa (Berdasarkan ISTE Standards, 2016)

Memantau pertumbuhan anak biasanya berpatokan pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) atau tools seperti aplikasi PRIMAKU dari IDAI. Di sana dijelaskan anak usia sekian sewajarnya memiliki keterampilan apa saja. Bagaimana dengan siswa?

ISTE Standards mengeluarkan standar keterampilan siswa di tahun 2016 (sumber), yaitu:

Digital citizen

Hidup di era digital, siswa harus melek digital. Dari yang basic seperti tahu cara berkirim e-mail, menggunakan komputer, dsb. Siswa wajib belajar algoritma, cara membuat aplikasi, dan bagaimana internet bekerja. Hal ini sama pentingnya dengan belajar sistem pencernaan, cuaca, dsb.

Knowledge constructor

Siswa mampu merajut pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada di benaknya. Konstruksi pikiran ini memudahkan untuk memecahkan masalah. So, belajar berbagai mata pelajaran itu saling berkaitan, tidak berdiri terpisah.

Innovation designer

Siswa menggunakan beragam teknologi untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah dengan membuat solusi yang baru, berguna, atau imajinatif.

Computational thinker

Siswa mengembangkan strategi untuk memahami dan memecahkan masalah. Selengkapnya di  tulisan terpisah tentang “computational thinking”

Creative communication

Siswa mampu berkomunikasi secara jelas untuk mengekspresikan dirinya dengan menggunakan berbagai alat, gaya, format, dan media digital untuk mencapai tujuan.

Global collaborator

Siswa mampu berkolaborasi secara global dengan tantangan beda time zone, budaya, bahasa, dsb.

Empowered learner

Siswa memanfaatkan teknologi untuk berperan aktif memilih, menerima, dan menunjukkan kompetensi.

Waktu sekolah, standar saya mendapat ranking 3 besar, udah itu aja. Enggak pernah berpikir sekompleks ini. *fufufu ….

Anak zaman sekarang dari kecil udah belajar cara pakai gawai


Kemampuan dalam Literasi Digital

Punya smartphone? Punya ….
Tahu cara pakainya? Buat update status Facebook dan Instagram.
Teliti hoax apa bukan? Kalau ada informasi penting, ya bagikan. Kan kasihan baca berita anak hilang.

Kemampuan dalam literasi digital enggak hanya sebatas dapat mengakses informasi lewat perangkat digital. Mengakses pengetahuan dan bagaimana mengumpulkan atau mendapatkan info tersebut adalah level dasar dalam literasi digital. Setelah itu, pengguna teknologi perlu mengelola dan memaknai informasi tersebut.

Dikatakan highly digital literate ketika:
  • Terampil berkomunikasi dan berinteraksi melalui teknologi dan media digital
  • Terampil memanfaatkan teknologi dan media digital.
  • Bertanggung jawab dan beretika dalam mengolah dan menyebar informasi.
  • Berpikir kritis, memilah, menganalisis, berkreasi, dan paham isu terkini melalui pemanfaatan teknologi dan pemaknaan informasi.

Jika tingkat literasi digital tinggi seharusnya udah enggak ada hoax lagi, ya.



Berlatih dan Terus Berlatih

Saya paling sebal ketika SID ditanya sesuatu lalu jawabnya, "Terserah.". Gimana sih, Nak. Kalau Ibu beri yang enggak sesuai keinginanmu, nanti kamu protes. Giliran ditanya, jawabnya begitu.

Keterampilan memilih di antara berbagai pilihan dan menerima risiko pilihan tersebut merupakan hal yang perlu dilatih. Hal ini termasuk deretan panjang keterampilan abad 21 yang perlu dilatih dan terus dilatih. Caranya dapat dihubungkan dengan kegiatan sehari-hari supaya anak terbiasa membuat pilihan dan melatih kreativitas. Ingat, lho, keterampilan learning how to learn di atas.

Baca juga: Prinsip ABC Memilih Sarapan Gizi Seimbang

Selanjutnya Bu Inge membahas tentang computational skill thinking, C ke-5 dari keterampilan abad 21. Keterampilan ini menarik dan dapat dilatih melalui games. Baca di sini, ya.
 See you on my next stories!
37 comments on "Keterampilan Abad 21 yang Super Penting Dikuasai"
  1. Kalo sudah kena kata 'terserah' itu yang kadang bikin gemez ya haha. Anak-anakku masih suka bilang terserah saat diminta memilih, misalnya saja saat ditanya mau beli makan apa?
    Ternyata itu salah satu yang bisa dilatih. Makasih sharingnya mba, jadi tau keterampilan atau skill yang penting dimiliki di abad 21 ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. gemes kan yaa

      Pilih baju apa? Terserah

      Pas diambilin eh enggak mau. Zzzz

      Delete
  2. Mbaa, menurutku melatih anak buat memilih dan mempertanggungjawabkan pilihannya tuh bener banget. Mungkin terkesan sepele tapi ini penting banget buat bekal anak di masa depan ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyes, dari kecil milih makanan, pakaian, mainan. Nanti gedenya siap memilih dan terima risiko dari pilihan hidupnya. Eaaa

      Delete
  3. Anak saya belum sampai tahap bilang terserah sih, meskipun mulai kritis, kalau disuruh pilih, dia pastikan dulu.
    "beneran ya Darrell pilih, jangan dimarahin kalau salah pilih"
    wkwkwkwk.

    Soalnya emaknya suka banget nanya, tapi giliran anak milih eh dilarang
    *toyor kepala sendiri :D

    ReplyDelete
  4. Critical Thinking dan Decision Making adalah kunci. Kuharap pemerintah juga sadar dan segera mengambil langkah aktif untuk meningkatkan dua skill tersebut. Setidaknya melalui pembaharuan sistem pendidikan dan pengajaran.

    ReplyDelete
  5. Wah..tuntutan zaman membuat skill yg hrs dipelajari juga berbeda ya.. TFS mba..jd ikutan belajar di sini..

    ReplyDelete
  6. Keren artikelnya mbak. Mau saya catat di jurnal pribadi buat reminder. Saat ini kami memang sedang merancang materi critical thinking utk projectnya anak-anak. Nah dapat tambahan poin dari artikel ini buat merancang project2 ke depan. Tabik.

    ReplyDelete
  7. Melek digital itu penting banget, ya. Bahkan di grup almuni sekolah pun aku masih sering baca yang share konten-kontebn hoax. Pernah ngasih tau itu hoax eh malah diserang dan aku dianngap punya pendapat gitu karena ada kepentingan huhuhu aku sedih jadinya

    ReplyDelete
  8. Abad 21, semua tentang teknologi dan dunia digital. Aku dr dulu suka teknologi tapi kurang menguasai mba, alhasil masuk ke dunia literasi sekarang habis2an belajar biar bisa lebih baik.

    ReplyDelete
  9. Waini mbaak era kekinian sekarang seakan meNuntut semua serba maju dan canggih tidak terkecuali dengan proses belajar anak2 ya.Untung banget anak2 mudah dan cepat menyesuaikan dengan semua itu.Thks info artikel nya ya mba helena

    ReplyDelete
  10. Setujuuuu. Memang ciri khas zaman digital itu kreativitas dan keahlian/keterampilan di bidang khusus yang inovatif. Lapangan kerja yang begini banyak banget, apalagi start up dan yang berbau anak-anak muda.

    ReplyDelete
  11. Bener banget mbak. Anak-anak di era digital ini memang wajib tahu teknologi dan perlu diedukasi dengan literasi digital. Memang udah tuntutan zaman sekarang. Anak-anak ujiannya sekarang aja udah pake teknologi, belum ke depannya.

    ReplyDelete
  12. Generasi sekarang semakin dituntut untuk melek digital. Pada akhirnya, sebagai orang tua setidaknya berusaha tidak gaptek supaya tetap bisa membimbing anak-anak

    ReplyDelete
  13. bener banget, mbak.
    critical thinking ini aku lihat di kantorku kok ya makin menurut, terutama anak2 milenial, padahal harusnya mereka itu kritis ke sana sini.
    aku jadi bingung, mungkin mereka anak milenial yang tersesat, haha :D

    ReplyDelete
  14. Hmm jangankan SID, Kaka Olip dari kecil sampe sekarang udah SMA, jawabannya selalu "TERSERAH" menyebalkan banget *garuk2 tembok
    Tapi buat aku jadi belajar memperhatikan gesture tubuh dan matanya, dengan kata terserah sambil lihat lirikannya hahaa..

    ReplyDelete
  15. Waaah, menarik banget Mbak yang 7 Standar Siswa ini. Aku baru denger dan merasa tercerahkan banget. Thanks buat sharing ini ya Mbak. Aku mau baca juga sumber yang kamu rujuk :loveeee

    ReplyDelete
  16. Makin kesini persaingan makin ketat ya kak makanya orang tua harus lebih kreatif dalam mendidik anak apalagi di era digital saat ini mau tidak mau anak-anak harus melek dunia digital.

    ReplyDelete
  17. Mendadak mumet haha. PR ortu buat memfasilitasi utk mengajari itu semua ya?
    SID jawab terserah pas ditanya apa? Kalau anak2 ditawarin mau belajar ini itu jawabnya iya, begitu dilakukan ada ngambeknya haha :P
    Tantangn ortu zaman skrng utk bener2 kasi pemahaman yg tepat, soalnya gak pengen anak2 mengalami masa "tersesat" kayak emaknya, ini knp curcol haha :P

    ReplyDelete
  18. Banyak banget ya.. dah itu semua para emak jaman now harus paham ya.. siap mama sid, aku penasaran banget ini.. kira2 aku aku bisa ngga ya konsisten untuk belajar keterampilan abad 21 yang sangat banyak ini.. bismilllah dan semangat untuk masa depan anak bangsa. ditunggu lanjutannya ya mama sid

    ReplyDelete
  19. Kapan hari aku baca soal kebutuhan itu juga mba. Betapa banyak beban masa depan anak2 kita ya.. semoga kita bisa membantu mereka meringankan beban dengan mendidiknya dengan baik pada masa sekarang ini.

    ReplyDelete
  20. Beda banget dengan zaman kita (kita?) dulu yaa, Mba. Sekarang anak-anak belajarnya sudah berbasis komputer dan internet :)

    ReplyDelete
  21. Kemajuan teknologi memang gak bisa dibendung yaa, Mba. Kita yang harus terus menyesuaikan diri mengikuti perubahan ini. Anak-anak sekarang lebih kritis karena teknologi dan informasi yang tersebar semakin terbuka :)

    ReplyDelete
  22. Nah aku kudet banget soal sekolah anak-anak jaman now mba Helen
    apa karena belum ada anak ya, jadi kurang ngerti tapi sekarang memang abad21 memang berbeda dengan dulu. Ah bunda harus tetep kreatif dan upgrade diri ya ini untuk masa depan anak-anak. Smeoga kita semua dimudahkan menjaga amanah ini

    ReplyDelete
  23. Anak jaman now memang harus dilatih sedini mungkin untuk menguasai ketrampilan abad 21 tadi ya. Mau nggak mau lah, soalnya kehidupannya udah dipenuhi dengan dunia digital. Ntar juga berkaryanya mau tak mau juga lebih banyak ke arah digital. Industri digital yang kreatif sekarang menjadi lahan yang bisa dimanfaatkan anak-anak kita untuk berkarya.

    ReplyDelete
  24. Anak aku yang kedua banget ini, kak Helena...
    Kalau ditanya...selalu ada jawaban.

    Ples minus.
    Ples nya...critical thinkingnya jalan.

    Minusnya, in every activity, she always bargain.

    Kalo diye untung, aku lakukin...tapi kalo engga, buat apa?


    Huhuu~

    ReplyDelete
  25. I sincerely hope my kids and I are mastering some of those super important skills

    ReplyDelete
  26. Keren ini sih informasinya bermanfaat, jadi ada pencerahan buat generasi anak-anak :)

    ReplyDelete
  27. wah, pinter banget nih mamanya. anaknya sudah ditelusuri minat dan bakatnya. emang sih skill anak kelihatan pada saat kecilnya.

    ReplyDelete
  28. Hmm, masih ada setahun lagi ya Mbak untuk siapin anak-anak biar bisa menguasai kemampuan-kemampuan ini :)

    ReplyDelete
  29. ternyata banyak juga yang harus dipahami.. saya yg lahir di generasi z pun masih bingung gimana caranya mengembangkan ketrampilan yg sebenarnya dalam hidup saya, karena banyaknya pilihan hehe

    ReplyDelete
  30. Setuju banget dengan mempersiapkan anak untuk masa depan dengan berbagai kemampuan, salah satunya tentang memilih dan bertanggung jawab pada pilihan yang diambil. Selain itu, literasi digital penting juga di zaman yang arus teknologinya secepat sekarang

    ReplyDelete
  31. Sama mba, waktu sekolah aku juga mikirnya yg penting dapet rangking.. hehe..
    ternyata sekompleks ini ya demi masa depan anak yang lebih cerah.

    ReplyDelete
  32. Baru 4C saja masih Pr banget, ada yang ke-5. Huhuhu..... Baru bisa nyimak. Memahaminya perlu waktu dan tambahan ilmu. Tfs mbak.

    ReplyDelete
  33. Yg hadir di acara saja mumet, apalagi yang bacanya 😆😆 tapi kurang lebih jadi paham. Standrt rangkin 3 udh bagus ternyata masih ada saja yg harus dilatih ya, yaitu belajar memilih dan menerima resikonya. Cuss ahhh kudhu belajar lagi

    ReplyDelete
  34. Wah. Warbiyasah sih ini. Langsung catet di jurnal sebagai guideline.
    Thank you, Mbak.

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,