Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Memilih Homeschooling SD atau Sekolah Formal

Friday, January 6, 2023

#HomeschoolingUsiaSekolah. Alhamdulillah sampai juga anakku, SID, di usia 7 tahun. Masuk usia sekolah kami bertanya padanya, “Mau sekolah SD di gedung (sekolah formal) atau homeschooling?”

pertimbangan memilih homeschooling atau sekolah formal


Galau Homeschooling Usia Sekolah atau Sekolah Formal

 

Walau kami sudah menjalani homeschooling sejak anak lahir - SID tidak pernah sekolah formal – entah mengapa saya galau berat ketika anak makin mendekati usia 7 tahun. Homeschooling usia sekolah is a big thing karena tidak semudah dan sesederhana homeschooling anak TK.


Bukan menyepelekan homeschooling TK tapi homeschooling anak usia dini sudah ada guideline aspek tumbuh kembang dari Kemdikbud RI. Cukup ceklis saja apa yang sudah tercapai, menstimulasi apa yang perlu dikembangkan. Mau ditambahkan ini-itu, bisa, walau proses HS kami waktu SID kecil sangat sederhana.


Anak Sekolah PAUD atau Homeschooling?


Homeschooling anak SD ini menjadi hal baru. Tentu ada tantangan baru. Apa yang perlu dipelajari anak homeschooling? Bagaimana mengukur tercapai atau tidak? Bagaimana dengan pelajaran sekolah seperti matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, IPS, seni, olahraga, dan sebagainya? Haruskah anak mempelajari semua? Dan berbagai pertanyaan yang tuing … tuing … berputar di kepala.


Selain itu, kalau anak usia TK belum bersekolah, wajar lah kan TK masih main-main. Tapi … anak udah gede, udah 7 tahun, kok enggak sekolah? Pertanyaan ini kerap saya jumpai dari tetangga saat bertemu kami pagi hari di taman. Ini kan jam sekolah, mengapa anak tidak berangkat sekolah?


Saat pandemi, wajar saja ya karena sekolah formal pun masih dengan sistem daring. Namun, sekarang ini sudah berlangsung full sekolah tatap muka jadi saat pagi hari jarang ketemu anak usia sekolah bermain di taman.


Kurikulum Homeschooling Usia Dini 


Keuntungan Homeschooling

Apa ya enaknya homeschooling SD?

perpustakaan jakarta
Bermain bersama di Perpustakaan Jakarta


Fleksibel

Berkaca dari pengalaman saat SID menjalani homeschooling TK alhamdulillah lebih fleksibel belajar dan bermain. Mau belajar dengan cara apa, kapan, dengan siapa, materinya apa sangat fleksibel. Kadang mengikuti jadwal yang kami buat, kadang spontan saja sesuai kondisi dan minatnya saat itu.


The privilege of being homeschooler adalah bisa liburan di saat bukan musim liburan. Mumpung tinggal di Jakarta dengan fasilitasnya yang OK seperti perpustakaan, museum, taman kota, dan transportasi publik yang mumpuni bermanfaat sebagai media pembelajaran kami. Tempat-tempat wisata biasanya lebih padat (dan lebih mahal) saat akhir pekan, tanggal merah, atau liburan sekolah. Maka kami bisa berkunjung ke sana di hari lain yang relatif lebih sepi.


Fokus pada Bakat dan Minat Anak

Mata pelajaran itu banyak, ya, apalagi sekolah swasta. Mau, enggak mau anak harus melahap itu semua.


Dalam homeschooling, kami bisa kustomisasi materi ajar mana yang mau dipelajari terlebih dahulu. Mana yang materi utama dan tambahan.


Belajar pun lebih fleksibel mau memberi porsi fokus yang lebih besar ke bakat dan minat anak. Misal yang anaknya atlet kalau pelajaran olahraga di sekolah kan hanya sekali seminggu. Dengan homeschooling, porsi latihan olahraga bisa lebih banyak.


Sementara SID saat ini sedang tertarik memasak. Maka sering saya libatkan dalam aktivitas memasak di rumah. Lumayan ya jadi ada teman berkreasi di dapur. Hehe ….


anak belajar memasak
SID belajar mengulek saat cooking class

 

Keterlibatan Orang Tua


Bagian ini perlu dicek menguntungkan buat SID apa enggak, LOL. Manfaat yang saya rasakan yaitu kami bertumbuh bersama karena homeschooling basisnya pendidikan keluarga sehingga keluarga terlibat aktif. Kami banyak ngobrol dan beraktivitas bersama. Proses belajar informal membuat ngobrol santai atau main game bareng sebenarnya bagian dari belajar.

 

Anak Homeschooling Kurang Sosialisasi?


museum gubug wayang
SID (baju biru) dan teman-teman homeschooling berkunjung ke museum

 

Satu hal yang sering menjadi kekhawatiran ketika akan melakukan homeschooling adalah gimana nantinya anak belajar bersosialisasi. Jangan-jangan homeschooling membuat anak tidak bisa bersosialisasi.


Apakah gambaran homeschooling itu hanya sekolah di rumah dengan orang tua atau memanggil guru privat? Interaksi anak hanya dengan mereka, tidak ada teman sebangku atau bermain dengan teman sekelas saat istirahat seperti di sekolah formal?


Sekolahrumah bukan melulu belajar di rumah. Anak bisa mengikuti komunitas sesuai minatnya, les akademik maupun non akademik, jalan-jalan, atau berkunjung ke suatu tempat, dan banyak lagi.


Contoh sederhana anak belajar berbelanja. Ia akan berinteraksi dengan penjaga toko menanyakan letak barang yang akan dibeli juga membayar di kasir merupakan bentuk belajar bersosialisasi, berkomunikasi.


Anak juga bisa bermain dengan tetangga. Alhamdulillah di tempat kami tinggal SID memiliki banyak teman berbagai usia. Karena temannya tahu SID itu homeschooling maka saat si teman pulang sekolah lebih awal jadi mengetuk pintu rumah untuk mengajak SID main.


Guru anak homeschooling bukan hanya orang tua ataupun pengajar di tempat les. Saat SID belajar memasak dengan neneknya maka di situlah SID belajar bersosialisasi pada orang yang lebih tua. Sosialisasi itu lintas umur, bukan sekadar dengan teman sepantaran.

 

Cara Sosialisasi Anak-anak Homeschooling


Apakah Homeschooling Lebih Baik dari Sekolah Formal?

 

Hmm … berat nih. Sama seperti apakah sekolah swasta lebih baik dari sekolah negeri? Atau sekolah swasta A lebih baik daripada swasta B?


Menurut saya tidak bisa hitam-putih dalam menjawab apakah homeschooling lebih baik dari sekolah formal.  Tergantung banyak faktor seperti bagaimana kebutuhan anak, visi misi dan kondisi keluarga, proses homeschooling-nya nanti bagaimana, dibandingkan sekolah formal yang seperti apa, dan seterusnya.


Jika berbicara legalitas, homeschooling di Indonesia alhamdulillah sudah ada payung hukumnya. Iyes, homeschooling itu legal sesuai Permendikbud No. 129 Tahun 2014 tentang sekolahrumah.

Pasal 1 poin (4)

Sekolahrumah adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar dan terencana dilakukan oleh orangtua/ keluarga di rumah atau tempat-tempat lain dalam bentuk tunggal, majemuk, dan komunitas dimana proses pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi peserta didik yang unik dapat berkembang secara maksimal.

Bagaimana dengan ijazah anak homeschooling? Lebih lanjut dijelaskan di pasal 4 poin (1).

Pasal 4 poin (1)

Hasil pendidikan Sekolahrumah diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan.

Saat ini ijazah anak homeschooling dapat diperoleh melalui ujian kesetaraan. Istilah familiarnya ujian paket A (SD), B (SMP), dan C (SMA). Ijazah ini setara seperti sekolah formal. Misal anak saat SD homeschooling kemudian SMP mau pindah ke jalur sekolah formal bisa menggunakan ijazah kesetaraan paket A.


Dengan segala pertimbangan di atas plus sejak SID usia 6 tahun, saya sudah menanyakan nanti SD mau sekolahnya pergi ke gedung seperti teman-temannya atau lanjut homeschooling. Setiap kali saya tanya seperti itu, jawabannya sama, homeschooling. Maka, saya (dan ayahnya) perlu menepis keraguan bahwa memang inilah jalan ninja kami, homeschooling usia sekolah. Bismillah.


Persiapan Anak Masuk SD 


Beragam pertimbangan dalam memilih homeschooling atau sekolah formal. Kondisi setiap keluarga berbeda jadi keluarga masing-masing yang bisa menentukan mana yang lebih tepat untuk pendidikan anak. Semoga bermanfaat, ya.


Baca juga: Memulai Homeschooling SD, Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan?

dan Pengalaman Semester Pertama Menjalankan Homeschooling.

38 comments on "Memilih Homeschooling SD atau Sekolah Formal"
  1. Makannya kalau lihat/baca/dengar cerita para penggiat HS ini bener-bener selalu banyak kasih tepuk tangan. Luar biasa banget, ya sebagai ibu rumah tangga, belum lagi bikin materi, modul, cari ide, belu lagi harus menemani anak belajar...kalao dibayangin bakal nggak kelar-kelar gitu ya ahahaha....gitulah kalo mbayangin wkwkwk
    Sukses selalu ya mbak....^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. aih terima kasih mbak, berasa menerima award!
      sebenarnya atur tempo dan sesuaikan kondisi masing-masing
      yang repot itu kalau insecure melirik rumput tetangga, hehe

      Delete
  2. Wah sangat bermanfaat Bun, kalau kami memang belum sanggup kalau anak-anak HS maklum semua masih ngantor dan gak ada ART di rumah, semoga bisa lebih punya banyak waktu mengawal mereka meraih masa depan

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin ... apapun itu pilihannya semoga yang terbaik bagi anak-anak ya

      Delete
  3. Waah Mbak Helena hebat ya bisa homeschooling SiD. Padahal kalau anak homeschooling kerjaan mamanya bertambah banyak ya. Soalnya harus ngajarin anak di rumah sebagai guru. Kalau aku pribadi belum sanggup Mbak. Makanya anak anak di sekolah formal saja.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih, mbak :)
      apapun pilihannya itu yang terbaik buat keluarga masing-masing yah
      saya pun enggak selalu jadi guru bagi anak-anak karena kami belajar bersama.

      Delete
  4. waahhh.. keren deh berani home schooling. aku gak berani karena akunya yang takut gak bisa memenuhi kebutuhan belajarnya di rumah, akhirnya cari sekolah formal aja deh yang sesuai sama nilai keluarga kita.

    enaknya homeschooling bisa fokus belajar hal yang dia sukai dari kecil sih, jadi nanti bakat minatnya bisa tergali lebih cepat dan dia bisa belajar lebih awal ya. aahh, gudlak mbaak dan SID, keputusannya keren dan semoga sama-sama happy menjalani homeschoolingnya yaaa!

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin ... makasih yaa mbak :)
      selalu ada plus minus dalam setiap keputusan, semoga yang terbaik.

      Delete
  5. waahhh.. keren deh berani home schooling. aku gak berani karena akunya yang takut gak bisa memenuhi kebutuhan belajarnya di rumah, akhirnya cari sekolah formal aja deh yang sesuai sama nilai keluarga kita.

    enaknya homeschooling bisa fokus belajar hal yang dia sukai dari kecil sih, jadi nanti bakat minatnya bisa tergali lebih cepat dan dia bisa belajar lebih awal ya. aahh, gudlak mbaak dan SID, keputusannya keren dan semoga sama-sama happy menjalani homeschoolingnya yaaa!

    ReplyDelete
  6. Anakku malah HS mulai SD mak. Awalnya sih gegara pandemi, tp sekarang berjalan 3 tahun kami makin terbiasa. Sekarang jg banyak komunitas HS, jd bs ada temen buat tanya dan sharing info

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaah alhamdulillah cocok ya dengan HS. Iya sekarang banyak komunitas HS untuk saling berbagi dan belajar

      Delete
  7. Benar. Salah satu kekhawatiran orang tua ketika akan menyekolahkan anaknya dengan homeschooling adalah anak kurang bersoliasisi. Mungkin awalnya iya, tetapi lama-kelamaan si anak juga dapat beradaptasi main dengan anak tetangga sebelah misalnya. Ternyata HS untuk anak SD rasanya lebih wow ya dibandingkan anak TK. Belum lagi persiapannya nanti memasuki jenjang sekolah menengah. TFS mak Helena.

    ReplyDelete
    Replies
    1. anak-anak itu mudah berteman, lho, kadang enggak pakai kenalan nama tapi bisa main bareng. bahkan lewat kelas online mereka bisa berteman.

      lagipula sekolahrumah bukan berarti hanya di dalam rumah, bisa belajar di luar juga.

      Delete
  8. Semoga lancar ya Sid apa pun ituu. Asyik banget ngulek, kayaknya happy masak ya. Bude juga mau dong dibantuin 😆.
    dia bisa tegas jawab pengin skul di rumah yaa, nyamannya di rumah. Ku belum pernah nanya deh kayaknya ttg skul, klo ngaji iya, mau di rumah aja

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin ...makasih budheee *eh
      SID dulu juga maunya ngaji di rumah aja trus nego berbulan-bulan barulah mau ngaji di masjid karena menurut kami guru ngaji di sana lebih mumpuni

      Delete
  9. Aku pernah ngalamin HS pas anak usia dini. Dan bener, bahagia banget pas ngejalaninnya...asaaall...nah asalnya ini nih...yang tentatif.

    Ada kendaraan sendiri (Karena Bandung luar biasa ya..susah kendaraan massal) dan dukungan dari suami. Jadi kayak kalo suami dukung besok Kita mau belajar apa... Nah, dukungan ini beneran jadi penguat Aku meski pastinya jalan sendiri.. tapi berasa happy.

    Penting banget buat memahami berbagi kondisi di setiap hari dan hal-hal yang bisa dikendalikan agar tetap bisa on track.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah iya ya mbak, bentuk HS bervariasi tergantung lokasi juga. Di Jakarta kami banyak traveling mumpung transportasi umumnya bagus. Waktu tinggal di kota kecil kami banyak kegiatan di rumah atau jalan kaki, susah angkot.

      Dukungan nuclear family juga penting banget yaa karena HS tentang pendidikan keluarga.

      Delete
  10. Biar g galau pilih saja sekolah di SMM, Sid
    Sekolah homeschooling dengan legalitas layaknya sekolah formal :)

    ReplyDelete
  11. Apapun pilihannya, homeschooling atau sekolah formal, yang penting anak dan orang tua bisa mempertanggungjawabkan pilihannya itu.
    Semangat ya SID menjalani homeschoolingnya

    ReplyDelete
  12. tertarik banget pingin homeschoolingin anak2 dulu sejak si kakak masih usia SD, udah nanya2 dan minta sahring bbrp moms yg udah sukses ngejalanin. Tp kendala terbesarku adalah karea aku working mom yang fully kerjanya di luar rumah. Meskipun ada juga working mom yg tetap berhasil home schooling tapi aku ngerasa berat dan blom sanggup. Lancar2 ya Mama Sid utk sekolah rumahny

    ReplyDelete
  13. Apa pun pilihannya memang itu yang terbaik karena sikon tiap anak dan keluarganya pasti beda-beda. Tapi Sid keren sih sekecil ini udah tau apa yang dia mau. Semoga lancar yaa sekolahnya.

    ReplyDelete
  14. Pas awal corona udah pengen alihkan aja anak ke homeshcooling. Tapi tak jadi, karena sebelumnya baru pindah sekolah juga. Hehehe. Banyak anak sukses homescholing dan ini butuh support keluarga terutama orangtua ya

    ReplyDelete
  15. Tiap anak dan masing2 kluarga punya pertimbangan dan karakter yg berlainan
    Jadi ga ada mana yg lebih baik, tapi pilih yang Paling Cocok.
    Gitu sih.
    😁😂

    ReplyDelete
  16. Betul. Kita tidak bisa menentukan mana yang lebih baik antara HS dengan sekolah formal, tergantung kebutuhan dan kesiapan masing-masing.

    ReplyDelete
  17. Sid mau sekolah di rumah atau bareng teman-temannya, semoga lancar ya Sid apapun pilihannya. Temanku anak ketiganya sekolah formal setelah dua kakaknya homeschooling, capek katanya karena memang harus terlibat banyak banget ya kalau HS

    ReplyDelete
  18. Keren Mak, semangat melanjutkan pilihan homeschooling SID untuk sekolah dasar. Pilihan SID jadi dapat dukungan penuh nih dari Mama dan Papanya, semoga diberi kelancaran semuanya.

    Aku selalu kagum dan salut pada orang tua yang memilih homeschooling untuk pendidikan anaknya. Karena aku sempat ingin memberikan hal sama, cuma waktu itu udah kelas 5. Dan aku menyerah sebelum memulai.

    ReplyDelete
  19. Kalau anak mau HS, kita sebagai orang tua juga harus mempertimbangkan ini dan itunya. Terus anaknya gimana, dll.

    Berbicara soal sosialisasi itu sih enggak harus di sekolah formal ya.. tergantung giamana kita saling berinteraskinya.

    ReplyDelete
  20. Keren banget ah ibu n anak ini. Ibunya telaten homeschooling anak, anaknya jg mau diberi arahan. Aku setuju banget kalo soal sosialiasi itu lintas usia, gek melulu sama temen seusia. Sid selama deket sm keluarga n punya teman dr tetangga jg sdh termasuk sosialisasi

    ReplyDelete
  21. Mau sekolah formal atau gak, balik ke orang tuanya ya. Kalau aku pribadi ya belum mampu ngajar anak sendiri. Tinggal di desa juga fasilitas kaya perpus dan lainnya tidak selengkapnya kaya di kota besar. Jadi ya sekolah formal jadi pilihan

    ReplyDelete
  22. Soal kurang sosialisasi itu sering dinyinyirin org, Aku nulis ttg sosialisasi anak homeschooling pun msh ada komen "aku sekolahin anakku krn khawatir sosialisasinya"... Lha yo mbakeeee makane aku tulis kuwi lhooo cara anak HS bersosialisasi haha.

    Semua ada plus minusnya, tinggal yang menjalani pilihan yang diambil aja yang kudu fokuuss ke pilihan sendiri, insyaAllah akan terasa sama mudahnya aamiinin ajaaa wkwkwk

    ReplyDelete
  23. Semoga lancar selalu maak...hidup adalah pilihan ya mak dulu aku mantap.mau HS dipikir2 akire ga brani takut up and down emaknya...jadilah cari sekolah yg tdk fokus akademik banyak kegiatan kreatifitas dkk ga kalah dg HS Alhamdulillah dapat...

    Dan keinginan emaknya tercapau 3 th pandemi kyk HS pergi2 sambil belajar online.

    ReplyDelete
  24. Saya belum begitu paham tentang HS. Tapi setelah membaca artikel ini, sedikit banyak saya mulia mengerti kalau HS itu bisa diterapkan di semua jenjang pendidikan. Ada ujiannya pula. Semoga, apapun pilihannya, mau HS atau sekolah formal, semoga ilmunya berkah dan bermanfaat.

    ReplyDelete
  25. masya allah seneng banget membaca artikel mb Helena. Semoga istiqomah ya mbak, meskipun berat insya Allah menjadi timbangan amal shalih kita sebagai orangtua

    ReplyDelete
  26. Bismillah, semoga dimudahkan ya dalam proses pendidikan anak. Alhamdulillah bisa membersamai selalu buah hati saat homeschooling.

    ReplyDelete
  27. Membaca tulisan ini bikin saya jadi merasa teringat masa lalu hehehe. Dulu juga sempat mempertimbangkan antara HS atau sekolah formal. Pertimbangannya juga sekitar 2-3 tahun sebelum anak masuk SD.

    Banyak cari info dan baca buku ttg HS. Gabung di milis-milis HS di Yahoo Group. Sampai punya blog khusus, persiapan buat HS :D

    Akhirnya memilih sekolah formal. Bukan berarti HS gak bagus. Tapi, kebetulan menemukan SD yang sesuai dengan keinginan saya dan suami. Sekolah yang dekat rumah, sangat ramah anak, dan punya beberapa halaman luas.

    Itu juga keputusannya last minute. Alhamdulillah masih dapat kursi di sekolah itu. Senangnya lagi, anak-anak saya juga sangat betah sampai lulus. Sistem belajarnya memang menyenangkan.

    ReplyDelete
  28. homeschooling memang makin populer ya mba dan banyak yang menikmati manfaatnya serta anak - anak yang menjalaninya pun tetap belajar dengan baik. Banyak memang yang harus dipersiapkan dan aku yakin dengan kemajuan teknologi komunikasi saat ini, homeschooling bisa menjadi pilihan yang pas untuk banyak keluarga

    ReplyDelete
  29. Semangat helen untuk jadi gurunya Sid. Aku selalu takjub dengan orang tua yang memilih jalur homeschooling untuk anak-anaknya

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,