Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

3 Kata Tentang Homeschooling

Tuesday, May 30, 2023

Setahun terakhir saya belajar sambil menjalankan proses homeschooling usia sekolah. Sempat overthinking dengan banyaknya pikiran yang muncul. "Am I good enough? Are we on the right track?" hingga memunculkan tiga kata yang menggambarkan homeschooling. 




Lega.... Syukur alhamdulillah portofolio SID untuk semester 2 ini selesai saya susun kemarin. Sekian jam mengumpulkan materi, dokumentasi, mencatat hal yang bertumbuh pada anak selama 5 bulan terakhir.


Setiap kali menyusun dokumentasi homeschooling membuat saya terharu. Pikiran overthinking yang mengitari kepala terjawab sudah. "Ini lho yang anak pelajari selama ini. Ini lho hal-hal yang bertumbuh pada anak."


Karena terlibat langsung dalam keseharian, saya memahami dan menghargai proses belajar anak. Tidak semua yang ia pelajari langsung ada output yang WOW semacam belajar menggambar kemudian menghasilkan komik atau menang lomba.


Ada juga kelas yang ia ikuti tetapi ia kurang aktif di sana. Bukannya belajar materi dari fasilitator malah belajar menggunakan kolom chat di Zoom. *iyes kelas daring. 


Ah iya, sependek pengalaman saya homeschooling itu... 


Homeschooling Itu Biasa

Sama saja seperti memilih jalur pendidikan lain. Ada yang memilih sekolah di SD negeri, SDIT, madrasah, pondok pesantren, boarding, sekolah alam, sekolah internasional, PKBM, dan sebagainya. Homeschooling menjadi salah satu alternatif jalur pendidikan. Apapun pilihannya, sama-sama belajar, kan. 


SID belajar tambah, kurang, kali, bagi, membaca, menulis, menggambar, olahraga, presentasi, mengaji, dan sebagainya. Sama juga dengan teman-temannya yang SD. 


Selain itu, apapun bentuk sekolahnya tetap saja pendidikan utama dan pertama dari keluarga. Delegasi ke pihak lain (sekolah,kursus, dsb) tidak menghilangkan peran orang tua dalam pengasuhan dan pendidikan anak. Orang tua tetap memantau perkembangan anaknya. Adakah orang tua yang tidak ingin anaknya pintar? 


Baca juga: Memilih Homeschooling atau Sekolah Formal


Homeschooling Itu Luas

Anak homeschooling belajar apa? Lihat keluarga homeschooling yang itu sering belajar sains, keluarga yang lain hafalan Al-Quran, keluarga yang di sana belajarnya full dalam bahasa Inggris, keluarga yang di sono latihan renang setiap hari, keluarga yang di sini masak teroooos 😂. 


Lalu, kalau anakku mau homeschooling harus belajar apa? 


Bingung, ya? Saya juga begitu apalagi melihat praktisi homeschooling lain yang "rumputnya tampak lebih hijau".


Dalam homeschooling, materi belajar begitu luas. Mau pilih apa aja boleh, disesuaikan kebutuhan dan minat anak juga visi misi pendidikan keluarga. 


Mindset belajar perlu diperluas, tak sebatas akademik. Anak mengantre, ia belajar sabar. Anak mencuci piring setelah makan, ia belajar bertanggung jawab. Anak ngobrol dengan neneknya, ia belajar berkomunikasi yang sopan. 


Ketika menyusun dokumentasi homeschooling, saya memasukkan keterampilan personal seperti menjaga kebersihan diri dan keterampilan sosial seperti komunikasi-presentasi-adaptasi. Lebih lengkapnya silakan baca di Dokumentasi Homeschooling


Homeschooling Itu Bersama

Bukan hanya anak yang belajar, kami sekeluarga belajar dan bertumbuh bersama.


Sedari SID balita, kami sering ngobrol bareng melibatkannya dalam diskusi keluarga. Mau liburan kemana, apa agenda mudik, sampai rapat membahas proyek Sekolah Alam Semesta. Bisa dibilang proses belajar kami banyak melalui ngobrol.


Menjelang SID masuk usia sekolah, kami pun menanyakan pilihan mau sekolah formal atau homeschooling. Inilah pilihan yang ia ambil untuk menjalani homeschooling SD. Ceritanya bisa dibaca di "Memulai Homeschooling SD".


Saya pun belajar lagi bagaimana proses homeschooling untuk tingkatan usia sekolah. Selama ini homeschooling saat TK mengalir begitu saja.


Apa yang mau dipelajari juga kami bahas. Memang ada materi yang orang tua tetapkan ini penting dan anak harus belajar hal tersebut. Ada pula materi maupun kelas-kelas yang anak ikuti atas pilihannya. Dengan memilih, anak belajar berkomitmen.


Secara periodik, kami review bersama apakah ada kemajuan, mau stop dan mencoba hal lain. Kadang saya ingin lanjut tetapi anaknya tidak mau. Selama itu bukan krusial ya harus legowo karena yang menjalani kan anak.


Begitulah dinamika homeschooling selama setahun ini. Saya masih terus belajar sambil bermain karena belajar itu sepanjang hayat. 


Well, itulah tiga kata tentang homeschooling versi saya. Homeschooling itu biasa, luas, dan bersama. Bagaimana pemikiranmu tentang homeschooling?

32 comments on "3 Kata Tentang Homeschooling"
  1. Dulu aku mikirnya homeschooling materi belajarnya sama dengan sekolah pada umumnya. Ternyata lebih luas lagi, dan ini melibatkan seluruh anggota keluarga ya. Karena namanya aja keluarga, akan lebih baik jika dibicarakan bersama, minat anak apa, bagusnya belajar apa, dan mereka juga belajar hal lain seperti etika dan tata krama.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kata kuncinya: belajar dimana saja, kapan saja, tentang apa saja, dari siapa saja :)

      Delete
  2. Setuju, Mak, soal kata yang menggambarkan tentang homeschooling, yaitu biasa, luas, dan bersama. Terutama kata bersama yang berarti ketika anak ikut homeschooling bukan hanya anak yang belajar, tapi keluarga juga ikut belajar dan bertumbuh bersama. Thanks for sharing, Mak <3

    ReplyDelete
  3. Selamat, Mbak, akhirnya satu tahun pertama proses homeschooling usia sekolah sudah terlewati. Meski Mbak Helena bilang homeschooling itu biasa, entah mengapa di mata saya orang tua dan anak-anak yang mau berkomitmen untuk homeschooling itu tetap luar biasa keren :). Soalnya saya sendiri bayanginnya berat hihihi, maklum, sini mamak mageran buat dampingi bocah hihihi. Semoga tahun-tahun homeschooling selanjutnya bisa dijalani dengan penuh sukacita baik oleh SID maupun keluarga.

    ReplyDelete
  4. Berhubung aku sudah melihat sendiri temanku tetanggaku yang anaknya homeschooling, jadi yang ada dalam pemikiranku sedikit banyak persis dengan apa yang Helena ceritakan di sini. Bedanya, pengalaman Helena dibagikan lewat tulisan, jadi banyak orang yang belum ngerti apa itu homeschooling bisa terbuka pemahamannya dengan membaca sharing dari Helena.

    ReplyDelete
  5. Karena kedua orang anak saya sekolah di sekolah umum, dan membaca cerita ibu-ibu tentang home schooling, mau tak mau saya angkat topi. Karena pendidikan anak, apa lagi pendidikan dasar maha penting bagi keberlanjutan pendidikan, ketika orang tua mengambil alih, pasti hasilnya adalah yang terbaik. Cuma saja saya jadi kepo, kalau SID nanti menerukan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, gimana dengan ijazahnya mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tetap bisa mendapat rapor dan ijazah, mbak Evi, asalkan anak homeschooling terdaftar di PKBM atau SKB. Dari sisi legalitas, diakui negara, ada NISN seperti anak yang bersekolah formal.

      Delete
  6. Masya Allah keren sekali mba memilih homeschooling, Nada tahun ini masih SD nih mba. Tapi aku gak kepikiran untuk homeschooling karena diri sendiri merasa belum mampu menjalaninya. Mungkin memang belum banyak paham dan belajar juga tentang homeschooling ya. Ternyata memang homeschooling ini luas cangkupannya dan bukan hanya anak yg belajar tapi sekeluarga juga ya mba. Masya Allah

    ReplyDelete
  7. Nah, di bagian ini yang saya dan anak2 gak bisa melakukannya bersama. Meski memang saya lebih sering bersama dengan anak ketimbang suami. Namun bagi saya entah ibu lain pekerja di luar rumah gak bisa melakukan home schooling ini. Jadi yah butuh orang lain dalam memberikan pelajaran buat anak2 kami

    ReplyDelete
  8. Iya, masih banyak masyarakat yang beku paham soal materi pembelajaran homeschooling ya. Ternyata luas sekali pengertiannya. Ga melulu teori bahasannya, banyak hal2 keseharian diajari, sopan santun dan menghargai sesama. Bagus ya. Anak juga bisa pilih mau belajar apa dulu. Terkontrol juga oleh orangtuanya jadi tenang hati Helena :)

    ReplyDelete
  9. Dulu pernah kepikiran HS. Suami pun udah setuju. Tapi, penerimaan dan pandangan orang ttg HS pada saat itu belum seperti sekarang. Masih banyak yang aneh. Selain itu juga belum banyak lembaga/komunitas yg mendukung HS. Makanya, ini jadi salah satu alasan kami akhirnya memilih sekolah formal. Padahal sebetulnya saat itu hati udah sreg banget untuk HS.

    ReplyDelete
  10. Ah iya, homeschooling itu biasa
    Pastinya juga butuh kolaborasi bersama juga ya mbak
    Pejuang homeschooling harus tangguh

    ReplyDelete
  11. Homeschooling adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di rumah atau dengan kata lain sekolah berbasis keluarga.

    ReplyDelete
  12. Aku setuju banget bahwa apapun pendidikannya, ada peran orang tua di dalamnya ya mak. Selain itu melibatkan anak untuk berdiskusi tentang apa yang akan dipelajari juga sangat penting.

    ReplyDelete
  13. Salut banget sm mba helena yg bs homeschooling anaknya. Kalo dulu aku liatnya homeschooling itu kayak sempit di rumah aja bla bla. Semakin kesini dan sering liat postingan org tmsk mba helena jd punya pandangan beda dg homeschooling. Tyt kereeen.

    ReplyDelete
  14. Kalau keluarganya sesuportif Mbak, mau belajar, bertumbuh, Homeschooling tentu menyenangkan ya. Aku dulu mikir sekolah di rumah bakal ansos, gak ada teman, tapi ternyata gak juga. Emang balik ke keluarga masing-masing sih

    ReplyDelete
  15. Awalnya akupun mau homescholing mba... Berhubung aku pernah juga ngajar di homescholling tapi anak2 gak bisa ternyata .. merengek minta pergi ke sekolah bareng teman2 ya pd akhirny jd sekolah biasa deh...

    Semangat mba dikau keren🥰🥰

    ReplyDelete
  16. Keren, ...Setuju, intinya memang sama-sama belajar kan, mau SD, ponpes, boarding school, homeschooling...Semangat SID dan Bundanya. Btw, tentang homeschooling aku ga banyak tahu karena orang terdekatku belum ada yang nerapin ini. Tapi salah satu teman anakku kemarin kelas 7 ke kelas 8 dari SMP pindah ke homeschooling karena alasan sulit adaptasi dan kena bully. Ini anak SD-nya di China karena bapaknya kerja di sana, jadi pas balik Jakarta kaget dan ga nyaman dengan sekolah di sini..jadi homeschooling deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Allah ... anak pindahan begini ada aja yang jadi korban bully :(
      semoga enggak trauma, yah.

      Delete
  17. Belajar dari pandemi kemarin aku menemani anak belajar di rumah rasanya itu pusing sekali tapi kalau gaya homeschooling yang seperti di atas sepertinya enjoy banget ya

    ReplyDelete
  18. iya mama sid, HS itu pada dasarnya sama dengan pendidikan lainnya ya, hanya saja kalau HS anak beneran dididik oleh orang tua dengan kurikulum mandiri sesuai dengan kebutuhan anak. Barakallah mama sid, meski capek tapi bahagia yaa

    ReplyDelete
  19. Dulu sempet ayahe pengen nak anak home schooling, etapi aku ragu, khawatir anaknya jadi pada kurang bersosialisasi. Padahal ya gak gitu ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. tentang sosialisasi anak homeschooling bisa search di blog ini yaa mbak. Udah ada cerita dari beberapa keluarga homeschooling.

      Delete
  20. Salut pada orang tua yang melaksanakan homeschooling pada anak-anaknya, butuh kerja keras, keuletan dalam membimbing sendiri anak-anak. Hasilnya pun terlihat banyak anak-anak homeschooling sukses pendidikannya

    ReplyDelete
  21. Aku pernah kerja di Homeschooling dan aku akui sistem pembelajarannya enak banget Mak. Cuma mata pelajaran yang buat ujian nasional aja dan sisa waktu anak bisa difokuskan untuk pengembangan bakatnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh Mbak Hanifa pernah kerja di PKBM? iya, lebih fokus ke materi yang diujiankan. Materi di luar itu bisa fleksibel mengikuti masing-masing keluarga/anak.

      Delete
  22. Harus telaten ya kalau HS. Saya pernah tertarik sama HS sampai punya beberapa buku tentang HS. Mau nyoba maju mundur khawatir ga bisa konsisten heuheu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaah mbak, akupun masih berproses urusan konsisten dan disiplin. Mohon doanya yaa semoga Allah mudahkan.

      Delete
  23. Sejujurnya kalau nanti punya anak lagi, pengen banget homeschooling. Karena agak sulit menemukan tempat sekolah yang sesuai sama keinginan terutama yang benar2 character based atau fitrah based gitu

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah fitrah based education yaa ini yang ingin ku pelajari lebih mendalam. Semoga dimudahkan yaa Nyi.

      Delete
  24. Trimakasih pencerahannya MomSid, aku yang buta tentang HS menjadi lebih tercerahkan. Semoga Allah bantu dan selalu mudahkan membersamai anak dalam belajar menjadi pribadi seperti yang Mom inginkan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Desi ... aamiin Ya Allah, semoga Allah selalu membimbing kami. Terima kasih ya

      Delete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,