Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Barang yang Perlu Dibawa Saat Traveling Bersama Anak Naik Kendaraan Umum

Friday, February 17, 2023

Saat masih single saya suka traveling. Setelah menikah dan memiliki anak alhamdulillah ada teman traveling. Asyik, lho, traveling bersama anak. Selalu penuh kejutan! Apalagi kami biasa pergi bertiga (saya dan dua anak) naik kendaraan umum. Supaya traveling berjalan lancar, persiapkan barang-barang yang perlu dibawa saat traveling dengan anak naik kendaraan umum berikut ini. 

Asyik Traveling Bersama Anak

Punya anak jadi enggak bisa kemana-mana? Iya, di satu waktu saya pernah mengalaminya terutama ketika baru melahirkan sampai bulan-bulan awal. Riskan bawa bayi keluar rumah apalagi anak kedua saya lahir dekat dengan pandemi. 


Namun, setelah anak semakin besar dan Insya Allah imun tubuhnya semakin kuat (plus Covid udah bye-bye) saya berani mengajak anak-anak traveling. 


Tujuan jalan-jalan bersama anak sebagian besar sekitar kota Jakarta. Masih di dalam kota karena banyak tempat-tempat menarik yang belum kami jelajahi.


Kami biasa pergi bertiga. Ayah tidak ikut karena hari kerja. Rempong? Ya... ada tantangannya, lah, dibanding hanya pergi sendiri. *tapi kepikiran anak-anak di rumah gimana 🤣


Anak-anak memilih minta naik kendaraan umum seperti angkot atau bus Transjakarta. Terkadang kami sambung naik taksi jika tempat tujuan sulit dijangkau transportasi umum. Itulah mengapa saya jadi tahu rute bus atau angkot ke suatu tempat sehingga bisa menuliskannya di blog. 


Asyiknya traveling bersama anak bisa sambil belajar. Kami ngobrol tentang hal-hal menarik yang kami jumpai di perjalanan. Kami membaca rute, belajar cara naik kendaraan umum yang berbeda satu dengan yang lain, juga bebas macet saat naik bus Transjakarta. *like a boss


Plus-nya lagi kami kemungkinan besar mendapat tempat duduk (kursi prioritas) karena pergi membawa anak. Hehe.... Anak-anak bisa tidur jika perjalanan berlangsung lama. 


Baca juga: Cara Naik Angkot Gratis di Jakarta


Traveling Bersama Anak Penuh Kejutan


Traveling dengan anak juga ada tantangannya. Biasanya berhubungan dengan mood anak yang seperti roller coaster. Sangat cepat berubah dari good ke bad, pun sebaliknya. 


Pernah anak merengek minta sesuatu, bawa dua anak eh request-nya bertentangan, anak lelah, kepanasan, mengantuk, lapar tapi belum ketemu tempat makan, atau malah berebut makanan.


Saya berusaha memilih waktu traveling saat jam lengang supaya kendaraan umum relatif kosong. Namun pernah kami pulang naik bus yang kondisinya penuh. Hanya ada satu kursi prioritas yang tersedia sementara kami bertiga. Akhirnya saya memangku adik Uno yang tertidur sementara SID berjongkok di dekat kaki saya. Ia menahan kantuk. 


Anaknya kapok? Alhamdulillah tidak. Sampai sekarang masih minta naik bus. Ia takjub saat tahu tiket bus keliling Jakarta hanya 3.500 rupiah dengan fasilitas senyaman itu. 


Baca juga: Naik Bus Transjakarta Bawa Balita


Barang yang Perlu Dibawa Saat Naik Kendaraan Umum dengan Anak

Menghadapi kondisi yang penuh kejutan ini tips paling pertama adalah memperhatikan kondisi orang tua (alias diri saya sendiri). Saya berusaha tenang, cukup makan supaya ada energi menghadapi tantangan.


Kalau kondisi kurang fit atau sedang PMS sebaiknya ditunda pergi. Bisa juga memilih opsi yang lebih nyaman karena kebahagiaan ibu sangat penting, berefek ke anaknya. 


Bepergian naik kendaraan umum tentu berbeda dari naik kendaraan pribadi. Kita tidak bisa turun atau berhenti seenaknya. Kita juga perlu menjaga ketenangan di dalam kendaraan supaya tidak mengganggu penumpang lain. 


Anak-anak perlu diberikan penjelasan tata cara, tata krama, serta gambaran naik kendaraan umum itu seperti apa. Bisa dimulai dengan rute yang dekat untuk learning by doing, dari sisi orang tua maupun anak. 


Di samping itu, ada barang yang perlu dibawa saat traveling dengan anak naik kendaraan umum supaya perjalanan lebih smooth, yaitu:

  • Baju ganti anak

Baju kotor, ketumpahan minuman, terkena muntah, basah, kehujanan, atau ngompol bisa saja terjadi. Membawa baju ganti anak penting untuk berjaga-jaga dari baju kotor maupun basah. 

Saat anak toilet training bahkan saya juga membawa satu stel baju saya. Antisipasi jika anak mengompol hingga terkena baju saya. 

  • Kantong plastik

Kantong plastik berguna untuk menyimpan sampah selama perjalanan, membungkus popok bekas, atau berjaga-jaga jika anak mual hingga muntah. 

Pernah saya lupa membawa kantong plastik eh kok pas si anak muntah. Jarang banget dia muntah begini. Alhamdulillah para penumpang bus sigap memberikan kresek sampai tisu. 

Kami pun turun di halte terdekat, mengganti baju anak, lalu melanjutkan perjalanan.

  • Bekal makanan dan minuman

Walau di kendaraan umum dalam kota tidak diperkenankan makan dan minum, membawa bekal penting untuk anak.

Lama menunggu bus sementara kehausan dapat membuat anak tantrum. Mau keluar mencari minuman bingung juga di mana tempatnya.

Dengan membawa bekal sendiri, tentunya memilih menu kesukaan anak, dapat menjaga mood anak selama traveling. 

Biasanya kami membawa bekal air mineral, susu, dan roti. Jika di tempat tujuan susah mencari restoran maka kami membawa nasi dengan lauk. 



  • Buku bacaan

Perjalanan jauh (bahkan 15 menit pun bisa terasa lama bagi anak), menunggu waktu berangkat dapat membuat anak bosan. 

Saya membawa buku bacaan, 1-2 buku tipis kesukaan anak, untuk dibaca sembari menunggu. 

Kadang saya mencetak buku gratis dari e-book seperti Let's Read untuk bekal bacaan di perjalanan. Cerita yang baru membuat anak tertarik mendengarkan. 

  • Mainan

Sebelum pergi, saya meminta anak memilih mau membawa mainan apa. Tentunya saya kurasi terlebih dahulu, 2-3 mainan kecil saja seperti Hot Wheels. 

Pernah kami membawa puzzle mini hadiah dari permen. Kami mencoba memasangnya di bus tapi susah yah karena guncangan bus. Haha.... 

Eh, HP gimana? 

Saya tidak membiasakan menggunakan HP di dalam kendaraan umum seperti angkot, bus TJ, atau KRL demi alasan keamanan. 



  • Kipas tangan

Dahulu saya sering mendapat gimmick berupa kipas tangan. Logo brand tertera besar di sana. Tak apalah karena kipas ini mudah dibawa dan anginnya kencang. 

Ketika SID masih kecil, saya membawa kipas tangan karena ia mudah berkeringat. Daripada cranky kepanasan, kipas terus. 

  • Payung/ jas hujan

Cuaca tak menentu. Kadang terik, tiba-tiba hujan. Di dalam tas penting sedia payung atau jas hujan sebelum hujan. 

Bentuk payung yang tipis dengan gagang bisa dipendekkan itu travel-friendly. Jas hujan 15ribuan juga tipis, mudah dilipat kecil. 

Kalau ternyata tidak hujan ya alhamdulillah. Namun saat walking tour Cikini kami bersyukur membawa payung dan jas hujan karena selama tur hujan tak kunjung berhenti. 




  • Tisu/saputangan

Jangan ketinggalan membawa tisu atau saputangan untuk mengelap mulut, tangan, atau pakaian anak. 

Seperti pengalaman saya di atas saat anak muntah di bus. Saya gelagapan karena tidak membawa tisu. Seorang penumpang pun memberikan sekotak tisu pada saya. 

  • Obat-obatan pribadi

Jika anak memiliki kondisi medis tertentu, bawa obat-obatan pribadi. 

Saya biasa membawa minyak telon anti nyamuk supaya gercep oles ke kulit saat anak digigit serangga. 

Masker cadangan dan hand-sanitizer spray juga masuk ke dalam tas. 

  • Kartu nama orang tua

Amit-amit semoga tidak terjadi. Namanya juga berjaga-jaga bila anak terpisah dari orang tua, kartu nama atau kertas berisi kontak no. HP, e-mail, atau media sosial orang tua dapat menjadi bantuan. 


Kartu nama ini dapat diletakkan pada tas atau kantong baju anak. 


Anak penting diajarkan cara bila terpisah harus meminta bantuan ke siapa saja yang dapat dipercaya juga hafal nomor telepon/HP orang tua.


SID belum hafal maka saya minta ia mengingat akun media sosial dan blog saya karena di sana terdapat kontak yang dapat dihubungi. 

Ya Allah... Banyak ya bawaan saat traveling dengan anak. Pantas saja tas saya penuh, haha... Sekarang ini sudah bisa bagi tugas dengan SID. Sebagian barang ia bawa supaya latihan fisik juga. *ada aja alasan 😅


Yang membuat saya heran kalau anak-anak pergi dengan ayahnya itu santai banget, enggak bawa ini-itu. *Buibu can relate?


Oh ya, jangan lupa bawa uang. Yaiyalah, LOL. Meski sekarang era cashless (termasuk bayar ongkos naik kendaraan umum di Jakarta) kadang butuh uang tunai untuk beli ini-itu. Misal anak minta beli minuman di Starling (Starbak Keliling yang naik sepeda jual minuman sachet). 


Well, itulah daftar apa saja barang yang perlu dibawa saat traveling dengan anak naik kendaraan umum. Banyak yang perlu dipersiapkan namun bagi saya bepergian dengan anak tidak menjadi beban. Tetap fun dan ada teman main bareng. Semoga mereka juga bahagia😄. Kalau mau menambahkan daftar barangnya monggo tulis di komentar, ya! 

17 comments on "Barang yang Perlu Dibawa Saat Traveling Bersama Anak Naik Kendaraan Umum"
  1. Saya baca angguk2 dr awal. Trus dibagian knp ya klo ayah itu traveling macam kek gak bawa apa2. Aduh, related sekali..haha. Disini dulu blm ada angkutan umum kek bus gitu mba. Dan pernah suatu waktu sy suntuk banget dah lama gak pulkam ke tempat ortu. Suami sibuk Mulu. Endingnya sy bawa anak berdua naik kendaraan. Duh, terkesan bahaya tp moment itu memorable banget buat Pica. Sampe nanya kapan jalan naik kendaraan lg. Haha. Soalnya jalan ke kampung sy itu Mayan bagus pemandangannya. Kalo naik mobil anak pasti tertidur. Kalo naik kendaraan kudu melek. Skrg baca ini trus inget kalo bus udah tersedia sampai ke rumah ortu jd kepikiran pengen ngajak anak pulkam naik bus..ckck. izin nyontek barang bawaannya ya mba helena..xixi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha kalau kata suami karena dia enggak mikir sampai sejauh ini.

      Waah selamat mudik naik bus yaa Mbak Win dan Pica. Pengalaman baru biasanya malah enggak tidur karena menikmati pemandangan.

      Delete
  2. Saya baca angguk2 dr awal. Trus dibagian knp ya klo ayah itu traveling macam kek gak bawa apa2. Aduh, related sekali..haha. Disini dulu blm ada angkutan umum kek bus gitu mba. Dan pernah suatu waktu sy suntuk banget dah lama gak pulkam ke tempat ortu. Suami sibuk Mulu. Endingnya sy bawa anak berdua naik kendaraan. Duh, terkesan bahaya tp moment itu memorable banget buat Pica. Sampe nanya kapan jalan naik kendaraan lg. Haha. Soalnya jalan ke kampung sy itu Mayan bagus pemandangannya. Kalo naik mobil anak pasti tertidur. Kalo naik kendaraan kudu melek. Skrg baca ini trus inget kalo bus udah tersedia sampai ke rumah ortu jd kepikiran pengen ngajak anak pulkam naik bus..ckck. izin nyontek barang bawaannya ya mba helena..xixi

    ReplyDelete
  3. like it...traveling with anak2

    ReplyDelete
  4. Dari semua yang disebutkan di atas, yang belum saya bawa adalah buku bacaan karena anak belum umur 1 tahun. Kalo packing dan bawa barang bawaan buat pergi sama anak tuh harus spare waktu yang panjang biar gak ada yang ketinggalan dan aman di perjalanan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ooh kalau buku bacaan buat bayi bisa pakai buku bantal yang empuk itu.
      iya benar harus prepare banget deh kalau traveling dengan anak.

      Delete
  5. Wishlist saya banget nih ajak anak-anak traveling bertiga, naik kendaraan umum, asyik banget pastinya ya. Kami belom pernah soalnya, paling banter naik bus dalam kota, itupun butuh siapin HP lengkap dengan gamesnya, karena si Adik nggak bisa diam hahaha

    ReplyDelete
  6. hihi beda banget dengan barang kita kalau pergi solo ya mbak.
    mainan paling utama sih biar anak tidak bosen selama dijalan
    dan benar uang juga :D

    ReplyDelete
  7. Sepeertinya ini nanti gambaran saya jika sudah punya anak x yaa hehe. Karena suka banget travelling, artikelnya bermanfaat, jadi tau barang2 yang penting di bawa pergi travelling dengan anak

    ReplyDelete
  8. Yuhuuu bundaaa
    aku usul, sedia satu buah hijab segiempat lebaaar buat pengganti baju - seandainya in case ketumpahan atau .. si anak muntah!

    Jadi kejadian kemaren di depanku, si ibu memang bawa plastik dan baju ganti anak - tapi hijabnya yang belepotan muntah malah ga diganti - dan itu sama sekali tidak nyaman buat si ibu - anak dan pemirsah....

    ReplyDelete
  9. Waktu anak-anak saya masih kecil, gak saya kenalin ke transportasi umum. Karena dulu kan kondisi transportasi umum butut banget hehehe. Pernah sekali naik angkot. Sebelnya dapet yang ugal-ugalan gitu. Jadi udahlah kapok.

    Untungnya anak-anak saya sekarang seneng naik transportasi umum. Meskipun masa kecilnya gak pernah saya kenalin.

    Saya setuju sih kalau jalan sama anak memang harus lebih matang persiapannya. Bawaannya pun biasanya lebih banyak

    ReplyDelete
  10. Bener banget, Mba. Traveling bareng anak itu tantangannya adaaaa aja tapi bikin ketagihan :-D Kita udah bikin rencana, eh si anak nggak mau, biasanya akan diskusi dia maunya gimana kita gimana. Kalau mentok yaudah ikuti anak dulu sambil dalam hati 'hiks, ibu pengen ke sana lho Nak' wkwkwk :-D

    ReplyDelete
  11. Kayak ponakan daku yang udah agak gedean bisa berbagi buat bawain barang hehe.
    Btw itu di foto, babang SID ya yang lagi baca peta? Atau lagi baca koran soal prakiraan cuaca, eh 😁

    ReplyDelete
  12. Bepergian bersama keluarga, khususnya dengan anak-anak, memang harus dipersiapkan betul kebutuhan mereka. Pakaian, mainan, snack kesukaan, dan lainnya. Apalagi seperti kata mbak Helena, banyak kejutan yang bisa diberikan ana2.

    ReplyDelete
  13. Duh, jadi kangeeeen jalan bareng anak-anak.. Sekarang anak-anak udah agak besar jadinya kerempongan rada berkurang. Tapi tetep sih untuk bawaan udah pasti banyak ahaha.. :D Bener mba, kalo jalan sama ayahnya mah santuy ya, bawaan juga dikit.. :D

    ReplyDelete
  14. Lengkap banget rekomendasinya, Mbak. Setuju, memang bepergian ma anak kudu sedia payung sebelum hujan. Kalau anak kami ya minimal bawa buku bacaan atau buku tulis buat gambar dan camilan tentu saja biar di jalan ga rewel. Nah, plastik itu juga penting karena sering dibutuhkan tapi terlupa dibawa.

    ReplyDelete
  15. Auto keingat momen-momen mudik Semarang Lombok, sambil nggembol balita. Duluuuu.
    Tips-tips dari mbak Helena di atas, memang wajib bener dicontek.
    Anak-anak tenang selama trip, kenangan indah mereka tentang trip bersama pun, bisa jadi bahan cerita bersama saat mereka besar nanti.
    Atau bahkan ketika akhirnya mereka mulai trip sendiri sendiri.

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,