Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Merumuskan Visi Pendidikan Anak

Saturday, February 11, 2023

Pernah suatu kali melewati sebuah sekolah nampak jelas dari luar pagar ukiran visi misi sekolah di dinding. Pernah juga saya melihat visi misi perusahaan terbingkai rapi dalam pigura di tempat yang mudah dilihat karyawan. Bagaimana dengan visi pendidikan anak? Eh, butuh, ya?



Keluarga Sebagai Satu Tim

Keluarga adalah sebuah tim, A Home Team. 2018 silam saya mengikuti workshop yang diadakan oleh Ibu Profesional mengenai "Membangun Tim yang Solid dalam Keluarga". Dalam workshop tersebut para peserta, sebagian hadir bersama pasangan, merumuskan visi misi keluarga.

Makdeg! Visi misi keluarga? Seperti perusahaan saja. Terasa berat begitu mendengar istilah visi dan misi.

Namun, penting juga dalam setiap keluarga memiliki visi misinya. Tujuan berkeluarga lebih jelas mau bagaimana menjalani kehidupan rumah tangga. Ibarat sebuah kapal, anggota keluarga berada dalam satu kapal yang sama. Mau dibawa kemana kapal ini? Tanpa tujuan jelas maka kapal hanya mengikuti arus, terombang-ambing kesana kemari. Bisa-bisa setiap anggota keluarga malah melakukan hal yang bertentangan, ayah mengemudikan ke kanan sementara ibu menarik kemudi ke kiri.

Setelah mendapat gambaran visi keluarga, perlu juga membuat visi pendidikan anak. Visi yang jelas membantu saat memilih pendidikan terbaik untuk anak. Misal mau sekolah yang seperti apa, pola pembelajaran, dan seterusnya.

Rapat Keluarga Merumuskan Visi Pendidikan Anak

Menyatukan dua insan dalam sebuah pernikahan yang langgeng bukan hal mudah. Masing-masing memiliki Frame of Reference dan Frame of Experience yang terbentuk bertahun-tahun sejak kecil. Frame of Reference (FoR) terbentuk dari hasil interaksi dengan orang lain, buku bacaan, dsb. Sedangkan Frame of Experience (FoE) dari hasil pengalaman hidup.

Lalu bagaimana?

Di sini suami istri perlu membuat rapat keluarga. Tak perlu formal seperti di kantor karena relasi keluarga kan sifatnya informal. Diskusi sambil ngemil pun boleh. Pakai daster dan kaos oblong juga oke. 

Membahas visi pendidikan anak tak perlu menunggu hamil atau memiliki anak. Lebih dini membahas dengan pasangan akan lebih baik. Pengalaman kami rada telat, sih, karena baru membahas ini saat menimbang homeschooling SD. Kami merumuskan visi pendidikan anak dengan panduan jurnal homeschooling dari Rumah Inspirasi sebagai berikut:

1. Visi Pendidikan Ayah

Kapasitas personal

Tentukan 3-5 hal penting menurut Ayah yang perlu menjadi kompetensi utama anak agar bisa menjadi pribadi yang berkualitas.


Kapasitas sosial

Tentukan 3-5 hal penting menurut Ayah yang perlu menjadi kompetensi/kapasitas utama anak agar bisa menjadi bagian dari tim dan masyarakat.


Kapasitas profesional

Tentukan 3-5 hal penting menurut Ayah yang perlu menjadi kompetensi/kapasitas utama anak untuk mendapatkan penghasilan dan berkarya.


Pendidikan ideal

deskripsikan model pendidikan dan proses yang dibutuhkan anak untuk sampai pada ketiga kapasitas di atas menurut Ayah.


2. Visi Pendidikan Ibu

Kapasitas personal

Tentukan 3-5 hal penting menurut Ibu yang perlu menjadi kompetensi utama anak agar bisa menjadi pribadi yang berkualitas.


Kapasitas sosial

Tentukan 3-5 hal penting menurut Ibu yang perlu menjadi kompetensi/kapasitas utama anak agar bisa menjadi bagian dari tim dan masyarakat.


Kapasitas profesional

Tentukan 3-5 hal penting menurut Ibu yang perlu menjadi kompetensi/kapasitas utama anak untuk mendapatkan penghasilan dan berkarya.


Pendidikan ideal

Deskripsikan model pendidikan dan proses yang dibutuhkan anak untuk sampai pada ketiga kapasitas di atas menurut Ibu.


3. Visi Pendidikan Keluarga

Setelah ayah dan ibu menuliskan pendidikan ideal versi masing-masing (enggak boleh ngintip 😒) saatnya berbagi pendidikan ideal tersebut dan membuat kesepakatan dalam visi pendidikan keluarga.


Pertanyaannya sama dengan tiga kapasitas di atas. Bedanya, aku + kamu = kita.


Kapasitas personal

Tentukan 3-5 hal penting menurut kalian yang perlu menjadi kompetensi utama anak agar bisa menjadi pribadi yang berkualitas.


Kapasitas sosial

Tentukan 3-5 hal penting menurut kalian yang perlu menjadi kompetensi/kapasitas utama anak agar bisa menjadi bagian dari tim dan masyarakat.


Kapasitas profesional

Tentukan 3-5 hal penting menurut kalian yang perlu menjadi kompetensi/kapasitas utama anak untuk mendapatkan penghasilan dan berkarya.


Pendidikan ideal

Deskripsikan model pendidikan dan proses yang dibutuhkan anak untuk sampai pada ketiga kapasitas ideal di atas berdasarkan hasil kesepakatan bersama.


Enggak yakin mau menulis apa? Tuliskan saja. Tak perlu terstruktur rapi kemudian komunikasikan dengan pasangan. Tidak ada penilaian seperti di sekolah, kok.


Saat menulis artikel ini saya kembali melihat catatan visi pendidikan keluarga kami. Isinya malah seperti mind map dan coretan di sana-sini. Hehe .... 


Selain arah pendidikan lebih jelas (walau praktiknya nanti tetap ada tantangan ini-itu), langkah di atas jadi media untuk menjalin komunikasi lebih baik dengan pasangan.


Mengasuh anak bukan hanya "pekerjaan" ibu. Dalam keluarga kami porsi ayah sebagai pencari nafkah lebih besar, tidak sebanyak waktu ibu rumah tangga berinteraksi dengan anak. Namun, manfaat yang saya rasakan dengan adanya visi pendidikan yang jelas yaitu lebih mudah mendampingi anak, memilihkan aktivitas mana yang menjadi prioritas.


Begitulah salah satu cara untuk merumuskan visi pendidikan anak. Butuh kerja sama suami istri dalam membuat kesepakatan bersama. Semoga bermanfaat, ya!


26 comments on "Merumuskan Visi Pendidikan Anak"
  1. kalau jelas begini jadi benar2 memudahkan ya arah perjalanan kitaa, asyiiik...
    rasanya weekend ini pengin diskusi lagi nih sama mantan pacar uhuy :))
    menyatukan 2 insan di sebuah warung mie ayam sambil merumuskan visi pendidikan anak..gimana, boleh kan ibusid :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh banget dong mbak. Jangan lupa pesen es teh manis yaaa

      Delete
  2. wah sebelumnya nggak pernah terpikirkan untuk dituliskan loh. padahal dengan lihat visual lebih jelas untuk diskusinya juga yaa.. jadi pengen juga nih bikin begini Mba.

    bener yaa, mesti dikompromikan sejak awal. mungkin ada baiknya sebelum anak lahir ya biar makin kompak. walau gak ada salahnya buat selagi anak masih belum dewasa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul banget. Dengan dituliskan jadi lebih mudah juga buat kita evaluasi

      Delete
  3. oke banget mba punya semacam road map untuk pendidikan anak - anak sesuai dengan visi keluarga. aku dan suami biasanya hanya ngobrol aja, nothing writen over our discussion

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo ditulis bakal lebih mudah dijadikan bahan diskusi ke depannya mbak

      Delete
  4. Wow kereeeen sekaliii mbaak...pas kemarin HS aku malah ga dapet step-step "mudah" untuk menentukan visi. Dan aku uda terpikir beraat, karena gimana caranya ngobrol sama misua yaaa.. Oalah ternyata kayak gini. Meski anak2 sudah balik skolah formal yang punya visi ala mereka, visi ala keluarga tetap penting dirumuskan. Sebab, balik lagi, pendidikan terutama adalah di keluarga yaa...

    Thank you mba Helena...

    ReplyDelete
  5. Setuju, visi keluarga dan visi pendidikan anak perlu kesepakatan bersama dan dibutuhkan kerjasama suami istri untuk merencanakan pun mewujudkannya

    ReplyDelete
  6. Harusnya emang dibicarakan sejak awal ya mbak jd krtika mo memilih skolah atau bahkan home schooling udh solid dan 1kata antara ayah dan ibu. Aku baru kepikiran akhir2 ni lo sedih bgt ya anak udh SMP padahal tp setelah dibicarakan berdua alhamdhulilah so far udh1kata tinggal peran ayah harua dibanyakin lagi. Apalagi anak2ku cewek smua justru figur ayah penting bgt

    ReplyDelete
  7. Topik yang kusukai ini, visi misi keluarga!
    Waktu pertama nikah (karena sama sekali tidak melalui proses pacaran) maka kami berdua di awal kesulitan berkomunikasi.

    Tapi saat anak-anak sudah mulai hadir, dan sekolah tentu saja, saya langsung berinisiatif membuat proposal panjang, detail dan dengan sekilas "what's on in the future?" untuk anak-anak dan hubungan kami berdua.

    Cara ini terbukti efektif untuk menentukan pemetaan sekolah - disesuaikan dengan kondisi keuangan - kondisi pekerjaan ibu dan ayah sekaligus!

    ReplyDelete
  8. Ini aku pernah lakukan sama pak suami ketika anakku beranjak masuk sekolah karena butuh penyamaan visi dan misi juga. Apalagi aku anak satu-satunya jadi sekalian membuat goalsnya juga si anak nanti pendidikannya mau seperti apa.

    ReplyDelete
  9. Suka ama penjelasannya. Jadi tahu apa yg mesti diobrolin sama calon suami kelak seputar membina keluarga. Harus diseriusin soalnya seumur hidup

    ReplyDelete
  10. Setuju banget, Mak! Mengasuh anak bukan hanya "pekerjaan" ibu. Dan jadi pengin bikin catatan visi pendidikan keluarga karena sejauh ini belum pernah membahas sejauh itu. Thank you, Mak buat informasinya ~

    ReplyDelete
  11. Wah gitu yah, kirain langsung aja ngobrol gitu. Itu aja aku masih belum nemu. Ternyata ada perumusan visi ayah sendiri, ibu sendiri, dan kita sendiri yah. Baru dibuat kesepakatan yah. Wah menarik. Masalahnya mulai bingung juga maw nulis apa, hahaha. Coba ah!

    ReplyDelete
  12. Emang kudu diobrolin yaaa supaya klop. Trus juga supaya kompak menjawab pertanyaan dari nitijen sekitar why memutuskan memasukkan ke sekolah A atau bahkan memutuskan HS wkwk. Belum pernah ngobrolin khusus gini, tapi memakai kyk nih anak suka apa, trus diplanning nanti mau diarahin ke sini ke sana. Coba deh ntr kucoba masukin juga TFS inspirasinya.

    ReplyDelete
  13. baru familiar dengan merumuskan visi pendidikan anak, dengan begini jadi jelas ya planning dan arah juga tujuan pendidikan anak

    ReplyDelete
  14. Waktu ayah yang lebih banyak sebagai pencari nafkah utama, memang nggak bisa diharapkan banget kuantitasnya. Namun paling enggak saat malam hari atau pagi hari, dulu pun ayahnya anak-anak juga menyisihkan waktu. Misalkan nggak setiap hari bisa tetap diusahakan saat bisa. Jadi yang penting ada usaha ikut ngurus pendidikan anak-anaknya meski untuk nemenin belajar ya emaknya, hihiii

    ReplyDelete
  15. Wow keren nih cara merumuskan visi pendidikan anak. Bener sih yaa, ini nggak cuma pekerjaan ibu aja, ayah juga ikut andil karena dia yang cari nafkah. Boleh nih dicontoh buat nanti kalau aku dah berkeluarga. Hehe.

    ReplyDelete
  16. Yup bener banget, dalam memutuskan visi pendidikan keluarga memang harus didiskusikan bersama dengan suami ya, agar nyambung antara visi bapak dan ibu. jadi deh visi keluarga. makasih dah sharing cara merumuskannya mama Sid

    ReplyDelete
  17. Setuju bgt, orangtua pasti ingin yang terbaik utk anak ya. Dan memang sebaiknya dibicarkan visi dari bapak dan ibu mengenai pendidikan demi masa depan sang anak.

    ReplyDelete
  18. Ah, betul juga ya. Kayanya nanti kuwajib diskusiin ini sama pasangan. Pendidikan anak kan tugas kedua orang tua. Jadi kudu lihat bagaimana versi ideal masing-masing lalu cari jalan tengahnya

    ReplyDelete
  19. Jadi ingat masa-masa anak HS.
    Dengan niat yang tulus dari hati yang terdalam, aku beneran bikin rapat keluarga mengenai misi visi dan tujuan dari sekolah ini.

    Alhamdulillah,
    Ketika ada keputusan lain yang harus diambil, kami juga sama-sama legowo.

    Sesungguhnya, kunci dari kesuksesan dalam keluarga adalah komunikasi produktif antar pasangan dan anggota keluarga lainnya.

    ReplyDelete
  20. visi dan misi ayah dan ibu mungkin berbeda, tapi didiskusikan agar sejalan ya Mak? kalau sudah sejalan, menjalaninya juga lebh enak.

    ReplyDelete
  21. Cateeettt!!! buat diskusi sama suamiii.. ini penting banget dan bener2 jadi insight buat aku mba helenaaa.. makasih yaaa

    ReplyDelete
  22. perumusannya sedetail itu ya mbak, kalau saya biasanya cuma ngobrolin biasa poin-poin pentingnya saja. Meski begitu aja kadang masih ada yang visi atau misinya masih bersebrangan hehe

    ReplyDelete
  23. jadi inget waktu itu pernah diskusi sama misua ttg visi misi pendidikan anak-anak, krn kita bingung lalu searcg google wkwk dan akhirnya ngakak tp emg perlu Mak Sid merumuskan visi pendidikan sampai akhirnya mengetahui kemampuan anak, paksu blg "tak apa bila di dunia biasa saja yg ptg kejar akhiratnya" :)

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,