Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Perbedaan Ramadan Sebelum dengan Setelah Pandemi

Thursday, April 6, 2023

jaringan internet cepat indihome
Perbedaan Ramadan dulu vs sekarang


Kejutan datang di Ramadan tahun 2020 lalu. Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia membuat bulan suci ini terasa sangat berbeda. Apa saja, ya, perbedaan Ramadan sebelum dengan setelah pandemi?

Kilas balik ke tahun-tahun awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia, bulan Ramadan jatuh pada 24 April 2020 sementara kasus aktif Covid pertama kali di Indonesia diumumkan 2 Maret 2020. Berarti sekitar 3 tahun Ramadan dalam masa pandemi.

Menjalani ibadah selama Ramadhan di masa pandemi memberikan pengalaman baru bagi saya dan keluarga. Awalnya memang kaget sekaligus sedih karena segala aktivitas ibadah yang biasanya dikerjakan bersama-sama, harus dibatasi. Namun ternyata ada bagian-bagian dari Ramadan saat pandemi yang istimewa didukung jaringan internet cepat. Apa saja?

Bahagia Menyambut Ramadhan


Bahagia menyambut Ramadan merupakan bentuk keimanan seorang muslim. Bulan istimewa yang diberkahi Allah sebagaimana hadits berikut:

ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ




“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan atas kalian berpuasa padanya. Pintu-pintu surga dibuka padanya. Pintu-pintu Jahim (neraka) ditutup. Setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat sebuah malam yang lebih baik dibandingkan 1000 bulan. Siapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.” (HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/385). Dinilai shahih oleh Al-Arna’uth dalam Takhrijul Musnad (8991))


Ramadan dulu, sebelum ada corona, persiapan di rumah seputar makanan seperti mencari resep masakan pakai internet provider supaya mudah masak untuk sahur dan buka.

Ramadan belum mulai namun sudah panjang daftar untuk buka bersama dengan teman, keluarga, ataupun rekan kerja. Teman-teman sekolah yang sudah lama tidak berkumpul pun mengajak bertemu di bulan Ramadan. Buka bersama menjadi ajang reuni.

Sementara itu, persiapan menyambut Ramadan saat pandemi lebih banyak ke dalam rumah. Anak-anak mulai paham bulan Ramadan waktunya berpuasa maka kami bahagia menyambut Ramadan dengan menghias rumah. Hiasan bunting flag bertuliskan “Marhaban Ya Ramadan” tergantung di dinding.

Selain itu, saya juga mencari worksheet bertema Ramadan untuk dikerjakan bersama anak. Saya unduh secara gratis dengan jaringan internet cepat dari salah satu situs. Lupa situs apa namun sangat membantu, tak perlu menyusun worksheet sendiri.



Internet Mudahkan Ibadah Selama Ramadan


Dulu, sebelum pandemi, bagian dari puasa yang ditunggu-tunggu yaitu buka bersama dan salat tarawih berjamaah di masjid. Sore hari, menjelang maghrib, aneka makanan dijual berjejer di sepanjang jalan komplek. Es buah warna-warni, kue, lauk, jangan lupa gorengan. Aduduh … sangat menggoda di kala perut menahan lapar.

Sesekali kami buka puasa di masjid atau buka bareng dengan keluarga dan teman. Kadang buka puasa di restoran yang mana dipastikan penuh, ramai, harus menanti lama hingga makanan tersaji. Paling aman reservasi terlebih dahulu. Eh, pernah, lho, supaya teng azan maghrib bisa langsung makan maka sejak pukul 5 makanan telah datang. Err … makanan sudah dingin saat azan.

Salat tarawih di masjid juga sangat berkesan. Masjid yang biasanya hanya terisi 1-2 shaf alhamdulillah dipadati jamaah sampai perlu ekstra sajadah.

Sebenarnya ibadah puasa sebelum dengan sesudah pandemi sama saja. Sama-sama berpuasa, menahan lapar dan haus, menahan hawa nafsu dari subuh sampai maghrib. Kami tetap menjalankan puasa selama tubuh sehat dan mampu karena itu kewajiban seorang muslim.

Perbedaan besarnya pembatasan aktivitas di luar rumah karena berlakunya PPKM. Ramadan di masa pandemi dianjurkan untuk tidak mengadakan buka bersama. Restoran yang umumnya fully booked untuk buka bersama hanya menerima take away bahkan ada yang tutup.

Masjid-masjid pun tidak mengadakan buka bersama ataupun salat berjamaah, termasuk salat tarawih. Masjid gelap, pintu tertutup saat saya melewatinya. Rasanya ada yang kurang tidak dapat menjalankan ibadah bersama jamaah lain di bulan Ramadan.

Otomatis kegiatan ibadah Ramadan sebagian besar dilakukan di dalam rumah bersama keluarga. Dari mulai sahur, buka puasa, hingga salat tarawih berjamaah dengan suami dan anak-anak. Awalnya memang terasa sepi, hanya berempat, namun saya sangat bersyukur dapat menjalankan ibadah dengan keluarga dalam keadaan sehat.

jaringan internet cepat
Berpose dengan para perawat di Wisma Atlet

Ramadan saat pandemi di 2021 tak akan terlupakan karena kami sekeluarga positif covid. Kami menjalani isolasi di RSDC Wisma Atlet selama sekitar dua minggu. Berada di rumah sakit selama itu, mobil ambulans menjadi pemandangan sehari-hari, dan berbagai kabar duka mengingatkan bahwa kematian begitu dekat. Sudahkah menyiapkan bekal?

Ramadan yang biasanya diisi dengan mendengarkan ceramah di masjid beralih menjadi via HP. Syukur alhamdulillah di YouTube banyak rekaman ceramah yang mudah didengarkan dengan jaringan internet cepat termasuk juga ceramah melalui Zoom yang disediakan untuk para pasien Wisma Atlet.




Selama masa isolasi, pasien tidak boleh keluar area rumah sakit. Aktivitas hanya di sekitar kamar, lapangan, dan ruang pemeriksaan. Di saat ingin jajan atau belanja kebutuhan sehari-hari, satu-satunya jalan ya berbelanja online lewat internet.

Syukurlah Wisma Atlet telah dilengkapi dengan jaringan internet cepat dari Telkom Indonesia yaitu Astinet, IndiHome, dan akses Wifi.id. Wah, ternyata provider internet IndiHome turut berkontribusi menyediakan layanan internet yang cepat dan stabil di rumah sakit khusus pasien covid ini.



Merayakan Idul Fitri Melalui Jaringan Internet Cepat


Merayakan Idul Fitri di Indonesia identik dengan mudik. Ramadan belum mulai, kita sudah bersiap merencanakan mudik. Kapan, mau naik apa, biayanya berapa, tahun ini mau Idul Fitri di mana (rumah ibu saya atau mertua) menjadi topik diskusi tahunan sebelum mudik.

Pusat perbelanjaan menjadi jujugan di hari-hari terakhir Ramadan untuk berbelanja setelah menerima THR. Mal-mal lebih ramai dari hari biasa.

Itu dulu, sebelum pandemi. Akan tetapi suasana saat pandemi menjadi berbeda. Pusat perbelanjaan tutup sehingga aktivitas belanja dilakukan secara online.

Kita perlu bersyukur masih bisa menikmati belanja online karena ada pihak yang biasanya menerima THR namun kali ini kena PHK. Ada yang bisnisnya harus gulung tikar terimbas dampak ekonomi dari pandemi.

Aturan PPKM masih berlaku sehingga kami tidak mudik. Gambaran indah bertemu orang tua dan berkumpul dengan keluarga besar menjadi sirna. Menggunakan jaringan internet cepat kami melepas rindu saat Idul Fitri melalui video call. Rasanya kurang namun cukup untuk saat itu. Anggap saja latihan seperti merantau ke luar negeri yang tak bisa mudah pulang.
internet provider indihome
Merayakan Idul Fitri lewat video call pakai internet provider IndiHome


Itulah perbedaan Ramadan sebelum dan setelah pandemi yang saya alami. Ada rasa kecewa karena kegiatan di masjid dibatasi bahkan tidak bisa mudik.

Namun, pandemi mengingatkan diri untuk menjalani bulan Ramadan secara sederhana, menahan hawa nafsu belanja dan makan-makan yang berlebihan. Pandemi juga mendekatkan diri dengan keluarga inti karena kegiatan ibadah terpusat di rumah.

Semoga kita dapat menjalankan ibadah puasa di tahun ini dengan optimal dan Allah pertemukan dengan Ramadan di tahun mendatang. Aamiin …. Bagaimana Ramadan dulu vs sekarang versimu?
26 comments on "Perbedaan Ramadan Sebelum dengan Setelah Pandemi"
  1. Kurang lebih sama Mba Ramadan saya sebelum dan sesudah pandemi dengan pengalaman Mba Helena. Apalagi saat Covid saya, suami dan si bungsu sempat terpapar varian delta..enggak bisa mudik, buka puasa di rumah aja, ibadah di rumah. Kini semua hampir normal lagi. Alhamdulillah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya Allah, varian delta itu kan yang chaos. Susah cari RS dan banyak korban.
      iya mbak alhamdulillah udah berlalu yaaa

      Delete
  2. Waktu pandemi memang nguprek terus di rumah. Untungnya anak-anak saya memang anak rumahan. Selama internet lancar mah mereka betah aja. Tapi, sekarang udah mulai sibuk dengan kegiatan lagi. Apalagi yang kuliah, terkadang pulangnya malam dan harus buka di luar

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah saved by the internet! aku juga selama pandemi banyak kegiatan lewat internet termasuk anakku ada kelas online gitu kan supaya ga bosan.
      syukurlah waktu isolasi di wisma atlet ada free WiFi dari IndiHome jadinya mau kajian pun lancar.

      Delete
  3. Sebenernya, ramadhan dan lebaran sebelum dan sesudah covid, kalo buatku sama aja. Sama2 ga pernah bisa mudik, sama2 jarang berbuka di luar, sama2 lebih memilih tarawih di rumah. Jadi terkadang dipikir, kalo buatku, ga ada perbedaan puasa sekarang dan selama pandemi 😅. Palingan buat pak suami bedanya, Krn dia udh ngantor, dan acara buka puasa dari kantornya berderet 🤣. Untung aja ga hrs ajak istri, dipastikan aku ga tertarik ikut soalnya 😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. oooh iya ya Mbak Fanny jarang mudik pas lebaran. Biasanya review dari hotel ke hotel kan (ini yang ku tungguin, hehe)

      nah betul itu jadwal bukber suami dengan teman kerjanya kek banyak bener. Sama si ini, sama si itu.

      Delete
  4. masyaallah pasti banyak perbedaan ketika menjalani Ramadan saat pandemi, bawaannya sedih terus dan seperti ada yang hilang ya, alhamdulillah tahun ini adalah tahun kedua bisa merasakan Ramadan yang 'normal' seperti sedia kala, sehat selalu ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak Aie sedih menjalani Ramadan saat pandemi tapi di sisi lain jadi ingat dunia ini hanya sementara

      Delete
  5. Ramadan waktu pandemi itu emang beda ya. Banyak banget pembatasannya. Dulu ada acara bukber di kampung. Waktu itu langsung ditiadakan sama sekali. Alhamdulillah sudah berlalu. Yang gak berubah, tentu soal internetnya. Pandemi atau gak, tetap butuh sih

    ReplyDelete
  6. Ramadan waktu pandemi itu emang beda ya. Banyak banget pembatasannya. Dulu ada acara bukber di kampung. Waktu itu langsung ditiadakan sama sekali. Alhamdulillah sudah berlalu. Yang gak berubah, tentu soal internetnya. Pandemi atau gak, tetap butuh sih

    ReplyDelete
  7. Akhirnya bisa buka puasa bareng keluarga di luar rumah karena anak2 minta. Aku sama suami mah paling mager euy. Cuma nih si ade ngadu ke mbah, alhasil kuy bukber di luar 🤣
    Oh iya waktu itu sempat di Wisma Atlet ya, pasti jadi kenangan tak terlupakan ya ibuu. Nikmat sehat sekarang ya Allah aku bersyukur jg kita udah nggak pandemik lagi..

    ReplyDelete
  8. Hai mom sukacita sekali ya sekarang melaksanakan Ramadan setelah pandemi. Bisa taraweh bersama keluarga, bisa kumpul bukber dengan keluarga maupun teman-teman. Tidak seketat dulu lagi aturannya

    ReplyDelete
  9. Ramadan pas covid memang kerasa banget perbedaannya. Apa-apa dibatasi sampai-sampai saya jadi parno dan takut ketemu orang luar.

    Ngabuburit bisa full mengandalkan internet. Cari inspirasi juga dari internet.

    ReplyDelete
  10. Aku ingat awal awal ramadhan pas awal covid, nggak berani shalat di masjid. Karena semua dibatasi. Idul fitri pun shalat berjamaah di rumah. Skarang bismillah semuanya seperti biasa dan semoga Allah slalu lindungi kita semua ya mba

    ReplyDelete
  11. Kalo pas pandemi dulu, bulan puasa sepi. Orang2 pd di rumah aja. Huhuu.. bosen. Sekarang rame poll, dan udah balik normal lagi.

    ReplyDelete
  12. Ramadhan jaman now memang banyak perubahan yaa mba.. dan pastinya penyesuaian dengan berbagai konsekuensi dari pandemi ya mba

    ReplyDelete
  13. MashaAllah~
    Kalau membaca perjuangan Ramadan kak Helen saat pandemi, ada kenangan yang tak terlupakan di sana. Sekeluarga pula ya..
    Semoga Allah limpahkan keberkahan yang berlimpah atas kesabaran kak Helen dan keluarga saat menghadapi ujian itu.

    Jadi tahun ini rencana mudik kapan, kak Helen?

    ReplyDelete
  14. Selalu bahagia menyambut Ramadan ya Mba, meski dua tahun lalu Ada pandemi. Agak sedih nggak bisa tarawih di Masjid. Tahun ini udah kembali ke tahun sebelum pandemi

    ReplyDelete
  15. Autoo inget jugaa ramadhan dimasa pandemi awal dilarang mudik semuaa pada nurut dirumah dan yang namanya paket hampir tiap hr datang😃.

    Semangat untuk beres2 rumah, sedikit2 renov rumah...setelah itu ramadhan pandemi di tahum berikutnya auto cabut mudik.duluan dan cobain staycation ramadhan di hotel.

    ReplyDelete
  16. Ya ampun iya
    Jadi flashback pas ramadan waktu corona dan setelahnya berbeda jauh
    Jadi sedikit sepi dan alhamdulillah perlahan normal seperti semula
    Ga bebas dan ga bisa kumpul2
    Tapi setelah itu bisa kembali seperti semula

    ReplyDelete
  17. Wah ya tahun lalu wisma atlet ada org puasaan di sana ya, kapan hari liat video org kangen puasaan di sana, dengan catatan gak kangen covidnya hehe.
    idem pas lagi PPKM jg gk berani mudik, untung ada jaringan internet masih bisa silaturahmi online ya.

    ReplyDelete
  18. terasa banget perbedaan bulan ramadhan jauh sebelum pandemi dan saat pandemi, kenangan banget pokoknya.
    pas pandemi mudik udah ga bisa, transportasi umum nggak ada yang jalan sama sekali. Silahturahmi via video call, sedih juga, ga bisa kemana-mana
    sekarang sudah membaik, persiapannya kurang lebih sama kayak tahun tahun kemarin, persiapan menjelang puasaan seperti belanja beberapa kebutuhan pokok dan kalau mau lebaaran nggak terlalu banyak yang disiapin, masak juga ga terlalu banyak, dan pastinya bersih bersih rumah

    ReplyDelete
  19. Kurleb sama mba.. sekarang alhamdulillah sudah bisa mudik yaa.. dulu sempat gak mudik dan cuma VC aja. Sekarang juga banyak list buka bersama yang tahun2 kemarin gak bisa

    ReplyDelete
  20. Ramadan tahun ini Alhamdulillah situasi normal kembali ya tapi khawatir ada kebaikan covid lagi semoga aman saja semuanya ya aamiin

    ReplyDelete
  21. Iya teringat banget pas pandemi lagi hebat-hebatnya itu, ga bisa tarawih ke masjid, sediiihh deh. Soalnya klo mau tarawih sendiri di rumah rasanya ga semangat. Buat yg tarawihnya 20 rakaat bayangin aja sendirian gitu kaaann hehehee...

    Koneksi internet emang penyelamat banget saat pandemi. Mulai dari cari referensi sampai dengan berkomunikasi dengan keluarga, kita semua mengandalkan koneksi internet yang stabil.

    ReplyDelete
  22. Iya betul nanget letils kdlnya serta lhawayor msu ndrgerak sekalipun menjenguk adik tercinta yg sakit gak bisa hingga meninggalnya tak kulihat wajahnya. Astagfifullah
    Helena sekeluarga wakti itu terkema Covid?
    Alhamdulillah ya kini telah agak aman wlp kita masih hrs waspada.

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,