Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Perbedaan Bermain Bebas dan Bermain Terstruktur Serta Contohnya

Sunday, March 5, 2023

Bermain balok itu termasuk bermain bebas atau terstruktur? Apa ya perbedaan bermain bebas vs terstruktur? Mana yang lebih baik bagi balita? Yuk kita bahas bersama perbedaan bermain bebas dengan bermain terstruktur beserta contohnya.


Bermain adalah Belajar

Dunia anak isinya bermain dan bermain namun mereka tidak main-main. Bermain adalah cara anak-anak belajar. 


Lho, belajar apa?


Belajar mengasah berbagai keterampilan. Bagi anak usia dini terdapat enam aspek perkembangan yang meliputi aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Semua aspek ini dapat distimulasi dengan cara bermain.


Baca juga: Kurikulum Homeschooling Usia Dini


Secara garis besar terdapat dua jenis bermain yaitu bermain bebas dan bermain terstruktur. Kita bahas satu-persatu, ya.


Bermain Bebas/ Free Play / Unstructured Play


Definisi Bermain Bebas

Bermain bebas (free play) adalah bermain tanpa aturan dan tujuan yang ditetapkan orang dewasa, umumnya bersifat spontan (spontaneous play). Anak bebas bereksplorasi, mengembangkan imajinasi, melatih berbagai aspek tumbuh kembangnya melalui bermain bebas.


Manfaat bermain bebas dapat meningkatkan kreativitas anak, melatih imajinasinya, bila dilakukan bersama orang lain dapat melatih kerja sama, komunikasi, meningkatkan rasa percaya diri, melatih fisik motorik anak, seni, dan banyak lagi.


Bermain bebas tanpa aturan bukan berarti anak bisa melakukan apapun. Tentu saja ada batasan bahwa yang ia lakukan tidak merusak diri sendiri, orang lain, juga lingkungan. Orang tua perlu memastikan keadaan di tempat bermain aman.

Contoh Bermain Bebas


Bermain pasir dengan membebaskan anak membuat pasir aneka bentuk. 

Orang tua hanya menyiapkan area bermain pasir yang aman (kalau di rumah pakai kolam atau area tertentu supaya enggak berantakan), pasir/pasir kinetik, sekop, cetakan, dsb.


Bermain balok atau building blocks seperti Lego. 

Anak bebas membangun gedung, kendararaan, hewan dan sebagainya sesuai imajinasinya. Permainan seperti ini disebut juga open-ended play karena hasilnya beragam.


Baca juga: Manfaat Bermain Lego


Bermain air di kamar mandi. 

Siapa yang anaknya betah banget bermain air? Anak senang berimajinasi sedang berada di kolam, di air terjun (padahal air kran), atau main ice skating (bagian ini menghabiskan sabun 😓).


Bermain bola bersama teman-teman

Bermain bola melatih fisik motorik anak serta membangun kerja sama dengan teman-temannya. Melalui free play bermain bola anak juga belajar berkomunikasi dengan tim.


Role play atau pretend play

Permainan pura-pura menjadi profesi tertentu sangat disukai anak. Uno senang berpura-pura menjadi penjual es krim. Ia menawarkan aneka rasa es krim sementara saya menjadi pembeli yang sudah siap dengan segepok uang.


Itulah beberapa contoh free play atau bermain bebas. Punya contoh lain? Tulis di kolom komentar, ya.


Baca juga: 10 Permainan Kreatif yang Mendidik


Bermain Terstruktur/Structured Play

Bermain terstruktur adalah model bermain yang sudah direncanakan, memiliki tujuan tertentu, dan aturan yang sudah ditetapkan orang dewasa. Dalam structured play terdapat intervensi dari orang dewasa atau orang tua.


Manfaat bermain terstruktur dapat melatih aspek tumbuh kembang anak sesuai tujuan permainan tersebut.

Contoh Bermain Terstruktur


Bermain lempar tangkap bola

Anak dengan orang tua berdiri dengan jarak tertentu berhadapan, misal jarak 1 meter. Orang tua melempar bola dan anak bertugas menangkapnya, begitu pula sebaliknya. 

Permainan lempar tangkap bola bertujuan melatih fisik motorik anak juga koordinasi mata dan tangan.


Bermain lompat geometri

Orang tua menyediakan kertas berbentuk lingkaran, persegi, persegi panjang, segitiga, oval, dsb. Kemudian menempelkannya di lantai. Minta anak melompat ke bentuk yang disebut orang tua.

Permainan lompat geometri ini melatih fisik motorik, bahasa, juga kognitif anak.



Bermain menggunting pola

Orang tua menyiapkan pola tertentu pada selembar kertas. Misal gambar bola kemudian minta anak memotong sesuai garis.

Permainan menggunting ini dapat melatih motorik halus anak, koordinasi mata dengan tangan, juga kognitif.


Melipat origami

Orang tua memberi contoh cara melipat origami menjadi bentuk tertentu. Anak mengikuti instruksi step-by-step membuat origami.

Permainan melipat origami melatih motorik halus anak, bahasa, kognitif, juga seni.



Bermain balok

Bermain balok bisa masuk dalam bentuk bermain bebas maupun bermain terstruktur, tergantung bagaimana cara bermainnya. Bermain terstruktur saat bermain balok jika orang tua memberi instruksi untuk menyusun balok sesuai petunjuk tertentu. 


Orang tua menyediakan balok kayu berbagai bentuk dan ukuran, papan kotak yang sudah ditandai huruf dengan angka, dan kartu petunjuk. Minta anak mengikuti petunjuk seperti contoh di bawah ini.

Permainan balok secara terstrukstur seperti ini dapat melatih keterampilan motorik, bahasa, kognitif, sosial emosional, juga seni anak.


Itulah beberapa contoh permainan terstruktur. Punya contoh lain? Tulis di kolom komentar, ya.


Baca juga: 8 Kecerdasan Majemuk Anak


Lebih Baik Mana Bermain Bebas atau Terstruktur?


Bermain bebas maupun bermain terstruktur memiliki manfaat masing-masing. Mana yang lebih baik?


Keduanya baik untuk tumbuh kembang anak sehingga anak butuh keduanya. Terkadang ia perlu bermain secara terstruktur mengikuti aturan dan tujuan tertentu, anak juga butuh bermain bebas mengembangkan aturannya sendiri selama dalam koridor aman.


Contohnya dalam lingkungan sekolah di dalam kelas umumnya anak mengikuti permainan terstruktur sesuai arahan guru. Saat jam istirahat, anak bermain bebas bersama teman maupun sendiri. Di rumah pun demikian, orang tua dapat memfasilitasi kedua jenis permainan ini.


Dalam praktik homeschooling keluarga kami, anak-anak lebih banyak bermain bebas. Bermain terstruktur biasanya hanya 1-2 jam sehari, termasuk untuk SID yang menjalani homeschooling SD. Porsi bermain bebas yang lebih lama ini ditujukan supaya anak-anak dapat mengasah minat bakatnya, kreativitas, serta mengembangkan imajinasinya.

Itulah perbedaan bermain bebas dengan terstruktur. Bermain bebas tanpa aturan dari orang dewasa sementara bermain terstruktur melibatkan intervensi orang dewasa melalui aturan dan tujuan tertentu. Masing-masing memiliki manfaat bagi tumbuh kembang anak. Punya ide bermain lain?

27 comments on "Perbedaan Bermain Bebas dan Bermain Terstruktur Serta Contohnya"
  1. berarti permainan lewat aplikasi di hape yang bertema keuangan termasuk jenis permainan yang berstruktur juga ya mak? Krn ortu bertujuan agar anaknya memahami nilai uang sedari usia dini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Game-nya seperti jual beli? itu masuk terstruktur.
      sebaiknya tidak menggunakan gawai untuk anak usia dini, mbak.

      Delete
  2. Jadi udah ga perlu berdebat panjang lebar soal mana yang lebih baik, ya. Memang anak butuh keduanya, kok

    ReplyDelete
  3. Slalu dikasih arahan membuat anak kurang eksplore. Selalu bebas membuat anak kurang tahu batasan dan aturan. Memang dua2nya baik buat anak ya...tinggal kita sbg orangtua pandai2 mengatur waktunya (ah ya, ini tantangannya).thanks sharingnya mbak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. saat aku mendampingi anak main biasanya kasih yang terstruktur.
      saat aku mau beberes rumah, anak-anak bermain bebas.

      Delete
  4. Aku juga masi suka main air hehe, anak2 kalau mandi di rumah udah sering bawa piring sendok plastik, bawa wadah apa aja gitu. Kelar mandi mungutinnya PR banget :)) Bermain memang dunianya ya, pas main perosotan reflek ngasi intervensi... jadi gitu ya bedanya ibuuk, keduanya mereka butuh ya, baiklah, main apa ya hari iniii.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wakakaka iyaa kalau mau mandi bawaannya segambreng, lama banget deh main airnya. trus waktu ayahnya mau mandi kaget lha kok di ember ada mobil-mobilan.

      Delete
  5. Oh ya, berarti memang kedua jenis permainan tersebut sama-sama bagus. Paling sering dilakukan biasanya permainan bebas ya karena suka-suka anak. Beda dengan yang terstruktur harus mengikuti pola/aturan terutama campur tangan orang dewasa.

    ReplyDelete
  6. Permainan balok kayu terstruktur sangat mengasah kreatifitas anak nih ya, pola belajarnya jadi lebih terlihat terarah dan merangsang kreatifitas anak

    ReplyDelete
  7. Jadi ingat ketika anak-anak saya TK, sebelum diajarkan menempel kertas, anak-anak dikenalkan dengan tekstur lem. Jadi dibiarin anak memegan lem. Karena ternyata gak semua langsung mau dan senang. Ada juga yang gelian. Jadi dari hal seperti itu pun memang butuh proses mengenal

    ReplyDelete
  8. Nggak ada yang lebih baik sih antara 2 pilihan ini. Kalo bisa malah dikolaborasikan keduanya supaya si kecil terbiasa dihadapkan pada situasi yang kompleks jadi switch berpikirnya juga lebih luwes :))

    ReplyDelete
  9. Di sekolah anakku ada nih jam free play yang dibedakan dengan jam istirahat. Tapi kalau di rumah kayaknya aku kebanyakan yang free play, kalau yang terstruktur tuh seminggu bisa dihitung jari deh, hehehehee...

    ReplyDelete
  10. Anak butuh kedua jenis bermain tersebut ya, Mbak. Karena nantinya jika mereka dewasa juga butuh kebebasan namun juga ada aturan-aturan yang mengikat, sesuai norma-norma yang dianutnya bersama keluarga :)

    ReplyDelete
  11. Seru juga ya bermain bebas ini, bener bener bebas berekspresi dan berimajinasi tanpa batas. Apalagi sama anak anak mainnya, ada aja hal hal unik yg ditemukan

    ReplyDelete
  12. Seru banget ya Mbk kalau anak bisa bermain dengan gembira plus dapat nambah ilmu juga ya

    ReplyDelete
  13. Tidak hanya anak yang bermain tapi emak juga dituntut ikutan jadi kreatif untuk membuat peralatan permainan terstuktur dengan low budget

    ReplyDelete
  14. Sesekali enggak masalah ya diberikan permainan berstruktur. Soalnya selama ini ternyata jenis bermainnya bebas semua karena memberikan ruang gerak bebas berekspresi

    ReplyDelete
  15. Bermain bebas ataupun bermain terstruktur sama sama seru untuk anak ya mbak
    Sama sama bisa buat pembelajaran juga

    ReplyDelete
  16. Bagusnya yang terstruktur karena lebih terarah dan ada kerjasama dengan ibu. Tapi itu juga kadang jadi sesuatu yang agak langka bagi saya yang kadang merasa sibuk. Akhirnya malah banyak bermain bebasnya. Tapi tetap diawasi.

    ReplyDelete
  17. Rumahku dulu juga aku kasih pola lingkaran sama X pakai isolasi.
    Jadi berasa happy teruuss kalo punya anak masih balita tuh ya.. Belajar dan bermain bersama. Apalagi HS, udah bisa dipastikan kudu lebih kreatif dalam menciptakan media belajar. Bisa jadi satu alat berbagai fungsi untuk mengenalkan berbagai konsep.

    Idenya seru, kak Helen.

    ReplyDelete
  18. Anakku kadang ya bermain bebas dan kadang terstruktur, tapi lebih sering bermain bebas sih, dia dengan imajinasinya. Apalagi kalau bermain balok, sering banget sesuai imajinasinya.

    ReplyDelete
  19. Anakku kadang ya bermain bebas dan kadang terstruktur, tapi lebih sering bermain bebas sih, dia dengan imajinasinya. Apalagi kalau bermain balok, sering banget sesuai imajinasinya.

    ReplyDelete
  20. Dua2nya dibutuhkan anak ya mba.. bermain tidak terstruktur dan terstruktur. Rasa-rasabya orang tua perlu tau ini untuk stimulasi tetap pada anak2.

    ReplyDelete
  21. Pastinya main slide & ladder masuk ke permainan bebas ya Helena

    kalau Dio dulu suka lego, suka kartu, suka semua permainan terstruktur anaknya, karena dia terlatih dengan "pola" - sementara adik adiknya suka yang bebas, main bola, skipping, slide ladder dll

    ReplyDelete
  22. Anakku lebih sering bermain bebas mbak. Soalnya bisa bebas main sendiri tanpa ditunggu. Tapi semakin gede lebih suka main hp. Hiks...

    Eh tapi sering main bola juga sih. Hobinya main bola di dalam rumah. Bukan di teras atau luar rumah. Jadi harus singkirin barang barang

    ReplyDelete
  23. makasi ya mba Hel, penjelasannya sangat informatif dan jadi tau apa bedanya bermain bebas dan bermain terstruktur ini. Dan bermain air itu termasuk bermain bebas.

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,