Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

7 Tips Mengatasi Baby Blues Syndrome Setelah Melahirkan

Wednesday, July 8, 2020
Dua kali melahirkan, dua kali pula saya mengalami baby blues syndrome. Apakah itu wajar? Bagaimana agar sindrom baby blues tidak berlanjut menjadi post-partum depression? Berikut tips mengatasi baby blues syndrome setelah melahirkan. 

sindrom baby blues
Tips mengatasi baby blues syndrome setelah melahirkan

Baby Blues Menjalani Peran Sebagai Ibu Baru

Saya merasa gagal menjadi ibu ketika bayi mungil saya, SID, di usia 2 minggu harus opname. Ibu macam apa ini? Mengurus newborn baby aja enggak bisa sampai-sampai SID batuk pilek hingga berujung pneumonia.

Saya menjadi sering menangis, merasa bersalah dan menyesal terus-menerus. Tubuh saya pun kelelahan karena setiap 2 jam sekali harus pumping untuk supply ASIP ke rumah sakit. Aargh … beratnya pekerjaan seorang ibu!

Rupanya stress yang saya alami di atas merupakan ciri-ciri baby blues syndrome. Suatu sindrom yang normal terjadi pada 80% ibu baru paska melahirkan. Perubahan mood dari ibu hamil ke ibu menyusui membuat mood ibu mudah naik turun. Ketegangan menghadapi peran baru pun berpengaruh pada perubahan emosi maupun psikis ibu.

Normalnya, baby blues syndrome terjadi dari sejak melahirkan hingga 2-4 minggu. Bila tak kunjung reda, hati-hati, lho, bisa mengarah ke post-partum depression (PPD).

Depresi ini implikasinya lebih berat, baik ke ibu bahkan berimbas ke bayi. Ada yang mengalami PPD hingga tak mau menggendong bayi. Ada pula yang mengunci bayinya di lemari karena tak kuat mendengar tangisan bayi.

Secara umum, ciri-ciri PPD mirip dengan baby blues syndrome seperti:
  • Susah tidur
  • Nafsu makan menurun
  • Kurang percaya diri termasuk dalam merawat bayi
  • Sering menyalahkan diri
  • Sering menangis

Cara Mengatasi Baby Blues Syndrome

Baby blues syndrome memang wajar terjadi namun bukan berarti membiarkan saja hal tersebut berlarut-larut. Saat acara daring Teman Prenatal Festival by Cordlife Indonesia, psikolog Ajeng Raviando, Psi. menuturkan 7 tips mengatasi baby blues syndrome sebagai berikut:

1. Terima keadaan.


Ibu perlu menyadari dan menerima keadaan bahwa ia sedang mengalami sindrom baby blues. Dengan langkah pertama ini, ibu menjadi tahu bahwa perubahan mood-nya, rasa lelahnya, itu karena sindrom tersebut.

2. Cepat beradaptasi.


Proses adaptasi dari ibu hamil ke menyusui perlu segera dilakukan. Tak hanya berkeluh kesah, ibu perlu melihat sisi positif kondisinya sekarang.

3. Membangun support system.


Support system menjadi salah satu poin penting. Menjalani peran baru butuh dukungan lingkungan sekitar, terutama suami dan anggota keluarga yang tinggal serumah.

Buat para suami, perlu juga nih di-sounding bahwa ada yang namanya baby blues syndrome. Sebelum melahirkan, suami butuh tahu hal ini supaya ia tidak kaget melihat ke-baper-an istri nantinya.

Sebenarnya istri enggak perlu macam-macam. Saat curhatannya didengar sambil kakinya dipijitin, sesekali dipeluk saja sudah cukup. Hihi ….

4. Meminta bantuan.


Bila tidak dapat ditangani sendiri, mintalah bantuan ke para ahli seperti psikolog atau psikiater. Lebih baik segera mencari solusi.

5. Tidak melakukan semuanya sendiri.


Admit it, you are not superwoman. Bahkan pahlawan super di Avengers pun butuh kerja sama tim untuk menaklukkan musuh.

Ibu maunya cuci baju bayi, menyiapkan masakan, berbenah rumah, dan sebagainya padahal kondisi badan paska melahirkan itu tidak sama seperti dulu kala. Pengalaman pribadi saya, badan rasanya rontok. Jalan aja harus pelan-pelan seperti pengantin menuju pelaminan. Hehehe ….

Oleh karena itu, ibu dapat berbagi tugas dengan suami atau bila perlu sewa ART untuk sementara waktu. Ya, 1-2 bulan pakai ART sambil mengembalikan kondisi tubuh bisa juga.

Syukur alhamdulillah setelah melahirkan tahun lalu, keluarga besar saya berkunjung cukup lama ke Jakarta. Saya mendapat banyak bala bantuan selama proses beradaptasi setelah melahirkan.

6. Me-time.


Self-love, cintai dirimu. Ibu perlu memperhatikan kondisi diri. Komunikasikan dengan suami agar ibu mendapat me-time. Walau sejenak dengan hal-hal sederhana yang membuat ibu rileks dari urusan mengasuh anak, efeknya besar, lho.

Kalau saya minta izin untuk menulis sambil minum iced chocolate. Aktivitas menulis menjadi ajang me-time sementara anak-anak tidur atau bermain dengan ayahnya. Apa me-time favoritmu?

7. Berhenti membandingkan.


Stop compare yourself to others! Enggak akan ada habisnya kalau sibuk membandingkan rumput di rumah dengan milik tetangga. Tiap keluarga menghadapi situasi dan kondisi yang berbeda-beda.

Rada baper ya melihat foto-foto happy (looks perfect) family di Instagram. Namun, hidup tak seindah Instagram. Syukuri hidup yang dijalani.

Mbak Ajeng menambahkan post-partum depression tak hanya berpotensi dialami ibu baru tetapi ayah baru juga. Maka, langkah-langkah di atas semoga dapat mengurangi sindrom maupun depresi yang dialami para orang tua baru. It’s okay not to be okay.



Teman Prenatal Festival by Cordlife Indonesia

Topik “Baby Blues Syndrome vs. Post-partum Depression” di atas merupakan salah satu topik menarik dalam rangkaian Teman Prenatal Festival oleh Cordlife Indonesia. FYI, Teman Prenatal Festival ini menjadi the first Indonesia pregnancy and parenting virtual festival yang berlangsung secara daring pada 26-28 Juni 2020.

Teman Prenatal Festival diadakan sebagai respon akan peningkatan jumlah kelahiran sebanyak 400.000 selama pandemic ini. Sesuai visi misi Cordlife untuk mengedukasi masyarakat di Indonesia mengenai pentingnya mempersiapkan segalanya (prepare everything) dalam kehamilan dan pengasuhan anak.

Sayangnya, kondisi pembatasan dari peraturan pemerintah membuat expo offline untuk mother and baby belum bisa diadakan. Teman Prenatal Festival hadir secara daring untuk memberikan solusi bagi para ibu hamil untuk mendapat edukasi seputar kehamilan dan parenting.

cordlife indonesia
Teman Prenatal Festival by Cordlife
Jadwal acara yang padat dan penuh manfaat selama 3 hari ini diikuti para peserta melalui Zoom. Teman Prenatal Festival membahas 12 topik bersama 12 experts, antara lain tentang: USG, kesehatan kulit dan mata bayi, diabetes pada ibu hamil, musik klasik, MPASI, program bayi tabung, snack sehat, juga pre-eklampsia.

Semua materi tersebut benar-benar sesuai kebutuhan ibu hamil dan menyusui. Ibu butuh ilmu kesehatan seputar kehamilan, ilmu psikologi dalam menjalani peran baru sebagai orang tua, ilmu finansial mempersiapkan biaya-biaya pengasuhan anak, dan sebagainya.

Meskipun tidak bisa bertatap mata langsung karena kondisi pandemi, festival ini tetap meriah. Banyak banget hadiah, voucher, juga doorprize yang dibagikan selama acara.

Selama berlangsungnya Teman Prenatal Festival, para peserta juga dapat langsung berkonsultasi seputar layanan Cordlife di breakout room, yaitu:

1. Room Darah Tali Pusat / Skrining Bayi Baru Lahir
2. Room Non-Invasive Prenatal Test (NIPT)
3. Room DNA Testing

Sekilas Tentang Pre-eklampsia, Bayi Tabung, dan Snack Ibu Hamil

Selain baby blues, Teman Prenatal Festival hari ketiga membahas tiga topik lain yang tak kalah menarik. Saya ingin cerita panjang lebar tapi sekilas aja dulu ya. Insya Allah nanti saya rapikan catatan di blog post selanjutnya.

Topik pertama yang dibahas yaitu Pre-eklampsia oleh dr. Yassin Yanuar Mohammad, SpOG-KFER, M.Sc. Penyakit ini menjadi penyebab kedua kematian ibu hamil di Indonesia.

“Pre-eclampsia adalah hipertensi dengan tanda-tanda gangguan organ dan terdapat protein dalam urin (proteinuria) di atas 300 mg dalam 24 jam.”

Bila ibu hamil didiagnosa mengidap pre-eklampsia, belum tentu harus segera dilahirkan. Ini tergantung kondisi ibu dan janin, termasuk melihat usia kandungan.

Selanjutnya, dibahas pula mengenai “I Want Healthy (Twin) Babies” oleh dr. Maitra Djiang Wen, SpAnd-KFER, MClinEmbryol dari Klinik Fertilitas Bocah Indonesia. Masya Allah, canggih banget ya ilmu pengetahuan di bidang fertilitas.

Overall, dr. Maitra menjelaskan cara terbaru untuk mendapatkan bayi kembar sehat dengan Prenatal Genetic Screening (PGS). Cara PGS memiliki keberhasilan kehamilan 22% - 41% terutama untuk kasus-kasus infertilitas. Misal, embrio bagus tapi ditanam kok tidak bisa melulu atau yang bisa tertanam tapi tidak bertahan. Untuk yang memiliki riwayat kelainan kromosom juga bisa mencoba PGS.

Sebagai penutup rangkaian festival mother and baby ini, ada Mom Vie Evie yang membuat snack sehat untuk bumil. Dua camilan yang mudah banget dibuat di rumah yaitu overnight oats dan smoothies bowl.

Bahan-bahan untuk membuat camilan sehat di atas sangat mudah. Pakai saja sayur dan buah kesukaan ibu hamil. Boleh juga dicampur susu dan yogurt.

Contohnya nih membuat smoothies bowl dengan baby pokcoy, strawberry, nanas, apel, madu, ditambah susu almond. Semua bahan tersebut diblender hingga halus.

Kalau overnight oats dapat menggunakan sayur dan buah dicampur granola, oatmeal, juga chia seed. Enaknya nih overnight oats dapat bertahan di kulkas selama 3-4 hari. Kalau bumil lapar, tinggal makan deh.

Let's prepare everything for healthy pregnancy and parenting
Seharian menyimak Teman Prenatal Festival enggak berasa, lho. Topik yang dibahas semuanya menarik dan penting diketahui ibu hamil supaya dapat menjalankan kehamilan dengan sehat. Semoga event dari Cordlife Indonesia ini rutin diadakan ya. Bumil dan busui jadi lebih prepare menjalani peran sebagai ibu. Saat baby blues syndrome datang, ibu udah tahu dong cara mengatasinya.
41 comments on "7 Tips Mengatasi Baby Blues Syndrome Setelah Melahirkan"
  1. Tulisan yg fresh ini mbak! Selamat menjalani peran yg luar biasa hebatnya, insya Allah jadi amal jariyah selalu ya. Aku salut banget sama perjuangan semua ibu, apalagi pasca melahirkan itu ga mudah. Love you mba!

    ReplyDelete
  2. Nah intinya menyiapkan diri buat buibu pasca melahirkan yaa, biar ga kaget dan stress.
    Aku suka dikasih tau gitu dulu sama Mamaku, harus menyiapkan diri.
    Jaman now mah enak , banyak kegiatan daring via zoom jadi nambah wawasan .

    Nah sekarang diusiaku menjelang jelita, mempersiapkan diri buat menopos hahhaaa..wkakakkaa

    ReplyDelete
  3. Catet nih tipsnya dan buat ortu ya bukan hanya buat Ibu. Kadang tuh dari orang terdekat ada yang gak tahu dan suka komplain ini itu. Padahal dengan bantu saja sudah cukup meringankan ya

    ReplyDelete
  4. Asik asiiik banyak tips yg menarik untuk ibu2 muda nih ya.
    Semangaatt terus meng-ASI-hi buah hati.
    Artikel ini jadi insight menarik untuk menghempass manja baby blues ya

    ReplyDelete
  5. baby blues syndrome kurasakan seminggu setelah melahirkan darell, rasanya tuh, wow, dan emang harus ada support system yang kuat

    ReplyDelete
  6. Adik ipar saya lagi hamil. Saya udah kasih tau tentang hal ini. Termasuk ke adik saya. Ya biar sebagai suami juga bisa lebih mengerti kalau nanti istrinya terkena baby blues syndrome

    ReplyDelete
  7. Dulu anakku seminggu pulang dari rumah sakit masuk rumah sakit lagi karena bilirubinnya tinggi, maklum kala itu hujan terus dan gak bisa ngejemur dia tiap pagi. Alhasil harus disusui setiap 2 jam dan waktu itu dokter bilang kirim ASIP aja ke RS, aku langsung bergumam "gila Bekasi ke Mampangkan macet banget!" Akhirnya dulu diputuskan kami menyewa kamar untuk saya selama anakku di rumah sakit.

    ReplyDelete
  8. Dengan ikut acara daring Teman Prenatal Festival by Cordlife Indonesia ini para calon ibu dan ibu yang baru memlahirkan jadi aware tentang kondisinya ya, Mbak. Aku dulu nggak sadar kalau kena baby blues. Sampai kebablasan si bayi umur 6 bulan sering aku marahin kalau nangis dan kutolak untuk menyusui. Hiks.

    ReplyDelete
  9. Sebelum melahirkan aku ada ART di rumah. Tapi menjelang melahirkan malah ART berhenti bekerja, karena menantunya pun sebentar lagi akan melahirkan. Waw, sungguh beraat menjadi ibu baru. Cukup stress juga sih waktu itu, support system juga nggak terlalu baik. Untungnya nggak sampai baby blues atau PPD.

    ReplyDelete
  10. Sebelum melahirkan aku ada ART di rumah. Menjelang lahiran malah ART berhenti bekerja, karena menantunya pun akan segera melahirkan. Waw, sungguh berat menjadi ibu baru. Support system pun nggak terlalu baik saat itu. Untungnya nggak sampai baby blues atau PPD.

    ReplyDelete
  11. Sehat dan semangat Mbak Helena..setuju, tiap keluarga punya situasi dan kondisi masing-masing. Semua mesti disyukuri. Dan terkait baby blues syndrome ini beneran support system diperlukan . Jadi ketika si ibu mulai goyah penerimaan dirinya mereka ada untuk mendukungnya

    ReplyDelete
  12. Saya kemarin juga hampir mengalami baby blues. Mungkin karena kurang tidur. Biasanya malam bisa tidur dengan nyenyak, pasca melahirkan hampir tiap 2 jam sekali saya bangun karena ada bayi yang minta disusui.

    Karena kurang tidur, siangnya pusing, padahal pengen nyuci popok, selimut bayi, dll yang sudah kotor. Selain siangnya pusing bayi juga sering menangis di siang hari. Pas dia tidur saya jadi nangis sendiri dan emosi. Alhamdulillah suami bisa mengerti dan bisa menenangkan saya.

    Aslii daah, rasa emosi dan pengen nangis terus itu rasanya hiks hiks.

    ReplyDelete
  13. Peluk mama Sid, Alhamdulillah bisa melewati baby blues ya kak Helena... Selalu haru baca2 perjuangan ibu hamil dan melahirkan.

    Btw, nice post kak, banyak ilmu yang di bagi, thanks yaaa

    ReplyDelete
  14. Perjuangan seorang Ibu sungguh luar biasa sepanjang masa. Aku jadi bayangin juga kalau nanti jadi Ibu. Ini artikelnya aku share dulu ke adikku yang lagi hamil. Pasti butuh banget info ngatasin baby blues syndrome ini.

    ReplyDelete
  15. alhamdulillah, i never feel baby blues sih, thanks for yous sharing. i hope you and many mommy always happy and gratefull with new baby.

    ReplyDelete
  16. Saya mengalami ini usai melahirkan si sulung dulu. Gak tahu apa namanya, karena memang belum belajar banyak dan belum tahu tentang baby blues. Eh sekarang baru mengerti. Alhamdulillah, gak sampai parah dulu itu :(

    ReplyDelete
  17. It's Okay it's not to be okay.
    Aku dulu juga suka ngerasa gini, kak... Pokonya yang di rumah itu Kuasa Ibu.
    Ehh, lelah doonk...Ibu semua yang kerjain.

    Naah..
    Uda paling bener ya...kerjasama yaa...
    Gimana pun, memang komunikasi harus terjalin bagaikan TVRI.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sindrom baby blues ini gak ngefek mau punya anak satu dua atau tiga yaa..
      Asalkan pasca melahirkan dan Ibu tidak cukup mendapat asupan "kasih sayang" dari orang-orang di sekitarnya, waah...bisa kambuh lagi.

      Delete
  18. Akupun dulu gitu mba intinya Kita perlu bnget Support system menjadi salah satu poin penting. Butuh peran yg bantu terutama suami dan anggota keluarga yang tinggal serumah biar gk merasa sendiri

    ReplyDelete
  19. Barokallah dapet tips mengatasi baby blues. Temanku juga pernah stress ampe nangis dan pengen kabur mba. Membayangkan diriku nantinya. Ya Allah moga ak bisa menghadapi. Makasih sharingnya mba Helen.

    ReplyDelete
  20. Kadang kita harus bisa melipir sejenak, menghindar menuntut diri untuk menjadi ibu yang sempurna. Karena kita manusia biasa yang butuh me time juga ya, Mbak. Terutama setelah melahirkan, semua ibu butuh dukungan.

    ReplyDelete
  21. Aku alami sih krn ketidakberdayaanku mak sid pasca sesar merasa useless krn akhirnya malah dikit2 minta bantu org pdhl aku tipekal.yg kudu bisa snediri ehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, bagi perempuan yang biasa mandiri, ketika tidak bisa melakukan sesuatu tuh rasanya frustasi banget ya. Perasaan seperti inilah yang bisa mencetuskan baby blues syndrom pasca melahirkan.

      Delete
  22. Mengatasi baby blues syndrome penting banget dan butuh support orang2 di sekitarnya ya... Alhmdulillah aku gak mengalaminya...

    ReplyDelete
  23. Waktu habis melahirkan aku banyak shatendengan suamiku mba.. benar bemwmabnatu bangeet

    ReplyDelete
  24. Banyak ibu yang habis melahirkan mengalami baby blues tapi tidak menyadarinya kalau itu adalah sejenis sindrome yang menyerang ibu-ibu yang baru melahirkan. Karena itu, sangat penting mengetahui gejala-gejalanya agar saat kena, bisa langsung menyadari dirinya

    ReplyDelete
  25. Aku pernah merasakan ini nih. Waktu melahirkan anak kedua. Kebiasaan kebiasaan kebebasan yang aku dapatkan itu seakan terenggut waktubaku punya anak.

    ReplyDelete
  26. Support system memang penting banget ya mba untuk pendampingan. Ibu yang baru melahirkan itu fisiknya pasti sempat drop juga. Kelelahan dan kurang tidur. Sudah sewajarnya kalau orang-orang di sekelilingnya memberikan bantuan.

    ReplyDelete
  27. Point 3, 4 dan 5 yang bagi saya sulit didapat. Sungguh saya berasa hidup sendiri. Ketika minta bantuan, malah dibalas nyinyiran dan sindiran. Maklum kali pihak keluarga masih kolot, dalam benak mereka dunianya jaman baheula semua

    ReplyDelete
  28. baby blues ini ga bisa di anggap remeh ya mbak, temanku banyak yang sampai parah, ada yang sampai mikir mau bunuh diri aja dari pada dia yg bunuh anaknya :)

    ReplyDelete
  29. beruntung banget baca ini sekarang meski belum nikah tapi teori kayak begini penting banget hehe..
    dan aku setuju sama istilah support system, dukungan orang sekitar adalah peran utama baik bagi ibu atau ayah baru :)

    ReplyDelete
  30. Jd inget dulu abis lahiran sempet baby blues jg, tapi menurut aku masih ringan sih, trus bisa diatasi. Gak kebayang kalo sampe level berat gitu ya, yg ringan aja dah kek gimana perasaan ini :')

    ReplyDelete
  31. Dulu punya tetangga baru pulang dari rumah sakit setelah melahirkan anak ke 5, malamnya langsung nyuci & setrika sampai jam 3 dinihari. Aku bengong diceritain tapi dasar aku cuek, nggak merasa terintimidasi, tetep aja nyari pembantu & dikit2 manggil ibuku waktu itu punya anak kedua. Yg penting aku merasa nyaman & terlindungi.

    ReplyDelete
  32. Untungnya aku belum pernah mengalaminya, tapi teman saya pernah kasihan sampai tertekan secara psikis gitu.

    ReplyDelete
  33. Aku pernah mengalami mba dan memang support system itu menjadi peran pertama dan utama yang ngebantu saya untuk kembali kuat.. apalagi mengalami baru pertama kali..

    ReplyDelete
  34. Beradaptasi menjadi ibu emang ga mudah. Kalau org cuman bayangin habis lahiran biasa aj, bgitu dijalankan ga sesantuy itu. Aku sendiri ngalamin kesulitan handle sana sini ternyata ga bisa emang hrs minta tolong org lain utk urus rumah dan makanan. Tp semua pasti bisa kita lalui :)

    ReplyDelete
  35. Jadi ingat jaman dulu Mbak. Anak umur 6 bulan sudah kena alergi dan tertular serampak dari saya..pas suami dinas luar, akhirnya saya minta tolong tetangga karena ibu dan anak harus dipisahkan.....memang baby blues kadang bisa menyerang para ibu yang baru melahirkan...suami harus tahu ini supaya si ibu dapat dukungan penuh dari orang terdekat.

    ReplyDelete
  36. Satu lagi tipsnya mba, kalo aku biasanya tutup telinga dari omongan tetangga. Jadi udha bangun support system, eh tiap ada tetangga dateng nengok si baby, kok ada aja omongan dan perbandingannya, jadi berasa nggak becus jadi ibu aku.
    Nah dari situ deh bodo amat sama apa kata tetangga hehe

    ReplyDelete
  37. berhenti membandingkan .... ini yang kadang membuatku bingung karena kadang kita membutuhkan sebuah referensi atau pembanding untuk menjadikan kita atau anak kita atau siapa saja biar lebih baik lagi dan lebih baik lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. jika mau membandingkan, bandingkan dengan standar kesehatan seperti dari WHO atau buku pink (KIA) untuk milestones tumbuh kembang anak.

      Delete
  38. semangat terus buat para ibu di seluruh Indonesia. Jangan berhenti untuk belajar dan mengatasi baby blues

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,