Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Gimana Cara Sosialisasi Anak Homeschooling?

Thursday, June 11, 2020

Sosialisasi anak homeschooling. Satu hal yang sering menjadi kekhawatiran ketika akan melakukan homeschooling adalah gimana nantinya anak belajar bersosialisasi. Jangan-jangan homeschooling membuat anak tidak bisa bersosialisasi. Untuk menjawab kegundahan tersebut, di sini ada para keluarga praktisi homeschooling yang berbagi cerita tentang sosialisasi ketika menjalankan sekolah rumah.

belajar sosialisasi anak homeschooling
Sosialisasi anak homeschooling salah satunya saat bermain di playground

Sosialisasi Bukan Hanya di Sekolah

Sekolah, dengan banyak individu di dalamnya, identik menjadi tempat anak belajar bersosialisasi. Setuju. Namun, bukan berarti hanya di sekolah anak belajar bersosialisasi. Di rumah, tempat les, komunitas, tempat ibadah, tempat wisata, dan sebagainya juga menjadi wadah untuk bersosialisasi.

Di tengah pandemi seperti sekarang, muncul kekhawatiran anak tidak dapat bersosialisasi seperti biasanya karena kegiatan sekolah dilakukan di rumah (home learning). Ketika saya mengikuti virtual class bersama Om Ge Aprilianto dan @unschooling.id, beliau menjelaskan sosialisasi tetap dapat dilakukan di rumah karena anak tidak hidup sendiri di rumah. Ngobrol dengan orang tua, kakek, nenek, atau asisten juga bagian dari sosialisasi, lho.


Selain itu, sosialisasi tidak hanya dengan teman sepantaran. Anak perlu belajar bersosialisasi dengan yang lebih muda maupun yang lebih tua dari dia. Beda usia lawan bicara, beda pula cara bergaulnya.
Saya sepakat bahwa anak perlu belajar berteman, bekerja sama, bahkan belajar berkonflik dan menghadapi perbedaan pendapat. Itu sangat bagus untuk perkembangan anak. Oleh karena itu, belajar bersosialisasi menjadi salah satu poin dalam homeschooling kami.

Perlu diingat bahwa kurikulum maupun materi homeschooling itu sangat fleksibel, kembali ke keluarga masing-masing. Bila keluarga tersebut memutuskan untuk menganggap sosialisasi itu tidak penting, ya silakan saja. 

homeschooling usia dini
SID mengikuti playdate Teman Main ID ke taman lebah madu

 

Sosialisasi Anak-anak Homeschooling

Homeschooling atau sekolah rumah bukan berarti sekolah hanya di dalam rumah. Berbagai kegiatan homeschooling juga dilakukan di luar rumah dan berhubungan dengan pihak-pihak lain. Kegiatan tersebut dapat menjadi ajang anak-anak homeschooling belajar bersosialisasi.

Teman-teman saya yang menjadi praktisi homeschooling menceritakan bagaimana anak-anak mereka belajar bersosialisasi. *Terima kasih, ya kakak-kakak.

Karmila @karmilamimim, ibu dari Seba (4,5 tahun) dan Sagi (1,5 tahun) menuturkan,

“Kalau aku dan Pak Bojo lebih fokus kalau anak sosialisasi utamanya itu dengan orang tua dan keluarga terdekat seperti kakek-nenek, om-tante, sepupu, baru dengan lingkungan luar. Jadi, kita ya banyak-banyak ngobrol, kunjungan ke rumah saudara, atau video call.

Kalau sudah terpenuhi sosialisasi dalam lingkup keluarga, baru keluar. Misal, dengan ikut playdate. Trus, Seba kan ikut kegiatan non formal seperti gym. Nah, dia bisa sosialisasi dengan teman-temannya di gym. Adik ikut mengantar kakak otomatis juga adik punya waktu sosialisasi dengan orang-orang “asing” juga.”

Sosialisasi dengan keluarga besar itu penting. Di sini anak belajar adab dan sopan santun dalam bertutur kata maupun berperilaku.

Enaknya homeschooling kan jadwalnya fleksibel. Misal, mau pergi dengan kakek nenek enggak perlu menunggu libur sekolah. Jadi, bisa lebih sering beraktivitas bersama keluarga. Barangkali keluarga yang awalnya kurang setuju dengan homeschooling menjadi merasakan manfaatnya.


Lisa @anakkutu, ibu dari Kelana (8 tahun) dan Kania (5 tahun) menceritakan,

“Sosialisasi tidak masalah. Mereka main bersama teman-teman tetangga sekitar rumah, berkegiatan bersama teman-teman di komunitas dan study club yang minatnya sama, juga bersosialisasi menjadi bagian dari organisasi di masyarakat seperti remaja masjid.”

Kelana, Kania, juga SID beberapa kali main bareng. Kadang kami janjian di Perpusnas, museum, atau eksplorasi tempat baru. Karena usia SID dan Kania sepantaran, tema maupun alat bermainnya cocok. Ditambah lagi ketiga anak ini semuanya pandai bercerita. Tiap kali bertemu pasti riuh!

Diyah Amalia, ibu dari Yoga (11 tahun) dan Putri (8 tahun) melalui podcast Happy Family Go yang berjudul Anak Sekolah Rumah Punya Teman Ga Ya?” menceritakan bahwa putra-putrinya tetap punya teman yang betul-betul mau tulus bermain dengan mereka, tidak dibatasi formal atau nonformal.  Bahkan anak-anak Mbak Diyah terlihat menjadi pemimpin saat bermain dengan teman-temannya.

Selain bermain dengan tetangga, Yoga dan Putri juga ikut club atau kelas-kelas sebagai wadah bersosialisasi. Di sana mereka mudah berkenalan dan beraktivitas bersama kakak pendamping maupun peserta lain.


Kalau pengalaman selama ini membersamai SID, saya melihat cara bersosialisasi tergantung tipe si anak. Ada tipe anak yang mudah bergaul dengan lingkungan baru dalam jumlah besar. Namun, SID lebih suka lingkaran pertemanan yang kecil.

Ia punya 2-3 teman yang sangat dekat, maunya setiap hari main dengan teman yang itu-itu saja. Bukan berarti ia tidak kenal anak lain di sekitar tempat tinggal tetapi ia nyaman dengan kawan-kawan dekatnya. Saya sih oke aja dengan hal itu. Mirip di sekolah dengan 20 anak perkelas. Tahu nama dan orangnya, iya. Tapi saat berteman kan belum tentu bisa akrab dengan semua anak di kelas.

sosialisasi anak homeschooling
Bermain bersama Kei dan Ry setelah playdate ke Rumah Nussa dan Rarra

Selain dengan tetangga, SID mengaji di TPQ. Di sana ia berkenalan dengan anak-anak lain. Prosesnya butuh waktu berhari-hari karena ia suka mengamati dan mempelajari situasi terlebih dahulu. Kalau anaknya suka memukul atau bersikap kasar, ia hindari.

Kami juga kerap mengikuti playdate. Saya menjadi tim di playdate planner @temanmainid bersama Kak Ranti dan Kak Harty. Kebetulan kedua kakak tersebut memiliki anak laki-laki yang seumuran dengan SID. Kalau sudah bermain bersama, susah diajak pulang.


Di samping itu terdapat komunitas-komunitas homeschooling yang kerap mengadakan kegiatan bersama. Kami pernah ikut playdate ke redaksi Majalah Bobo bersama Komunitas Pancar juga berkenalan dengan teman-teman komunitas Mosqueschooling.

Menjalankan homeschooling membuat saya memaknai lebih luas kata BELAJAR. Belajar tak hanya duduk manis, membaca buku, atau menulis. Belajar dapat dilakukan kapan saja, di mana saja, dari dan dengan siapa saja. - @helenamantra

Oh ya, SID semenjak usia setahun sering ikut saya dan ayahnya bekerja. Seperti ketika SID ikut saya menghadiri blogger gathering. Di sana ia berinteraksi dengan teman-teman blogger. Malah kalau saya ke toilet, tante-tante blogger baik hati mau menemani SID main. Rupanya kebiasaan mengajak anak ke tempat kerja seperti ini membuatnya lebih santai ketika bertemu orang baru.

Maka, sependek pengalaman kami menjalankan homeschooling usia dini, alhamdulillah tidak ada hambatan mengenai sosialisasi. Anak dapat bersosialisasi seperti biasa, baik dengan yang seumuran maupun beda usia. Lingkup bersosialisasi pun luas, mulai dari rumah, tempat les, study club, komunitas, playdate, juga dengan petugas atau guide di tempat yang kami kunjungi.

cara sosialisasi anak homeschooling
SID saat di Kids Corner acara Ibu Profesional Jakarta bersama kakak pendamping

So, banyak cara untuk bersosialisasi bagi anak homeschooling. Mengutip pernyataan Mbak Diyah bahwa berteman itu merupakan kebutuhan anak. Bersosialisasi itu bagian dari fitrah tanpa mengenal anak tersebut sekolah formal, informal, atau nonformal. Yang penting bermain bersama dan bahagia bersama.
6 comments on "Gimana Cara Sosialisasi Anak Homeschooling?"
  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener Mba Helen. Belajar Sosialisasi itu bisa dimana aja dan kapan aja, nggak cuma di sekolah. Toh dunia ini luas, ada banyak orang, ada banyak tempat, lalu kenapa sih kita harus mempersempit makna bahwa belajar sosialisasi itu cuma di sekolah aja. Karena ada bnyak tempat untuk anak belajar. Toh anak juga di rumah juga bersosialisasi ama keluarganya, ama tetangganya, bisa juga di tempat les, di tempat komunitas. Ada banyak tempat kan untuk anak bersosialisasi sebenarnya. Bahkan anak belajar bersosialisasi dimana aja dan dengan siapa aja jadi memperkaya wawasan dan sudut pandang mereka. Jadi, aku setuju ama Mba Helen bilang 😂. Bahwa belajar sosialisasi itu ga cuma di sekolah.

      Banyak yg ku hapus. Khawatir bisa menyinggung orang lain 🤣

      Delete
  3. iya kita lupa dengan kata-kata sekolah itu bisa dimana saja dan kapan saja. saya juga setuju home schooling itu bisa jadi pra sosialisasi di luar lingkungan.

    ReplyDelete
  4. iya bener banget mbak
    pandemi ini membuat banyak orang tua untuk mulai mencoba homeschooling
    yang penting pendidikan anak tetep jalan dan mereka bisa bersosialisasi

    ReplyDelete
  5. berssosialisasi memang bisa dimana saja. sebetulnya bagi yang sekolah juga ortu bisa mengajarkan sosialisai di luar sekolah

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,