Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Maju Mundur Imunisasi Anak Saat Wabah Corona

Thursday, May 21, 2020

Imunisasi Anak Saat Wabah Corona. Zombie corona masih menyerang bumi sementara jadwal imunisasi anak sudah menanti. Ku harus bagaimana? Menunggu pandemi mereda atau berangkat imunisasi bayi?

Pengalaman imunisasi anak saat wabah corona virus

Tunda Imunisasi atau Segera?

Setiap bulan, baby Uno tak pernah absen imunisasi sesuai jadwal di buku KIA. Masuk usia 4 bulan, waktunya ia imunisasi DPT-HB-Hib 3, Polio 4, dan IPV. Namun, situasi wabah corona di Indonesia seperti ini membuat saya ragu membawanya ke puskesmas. Sebisa mungkin menghindari fasilitas kesehatan kecuali sangat mendesak.

Apa sebaiknya imunisasi ditunda? Tapi sayang banget karena ini vaksinasi terakhir dari rangkaian panjang sejak bayi lahir. Jadwal selanjutnya barulah di usia bayi 9 bulan ada vaksinasi MR.
Setelah berkonsultasi ke teman yang bekerja sebagai tenaga medis, ia menyarankan tetap vaksinasi sesuai jadwal. Jikalau ditunda, paling lambat 2 minggu dari jadwal.

Hal ini sesuai anjuran Kementrian Kesehatan RI untuk tetap melaksanakan imunisasi selama wabah corona. Imunisasi bermanfaat untuk membentuk sistem imun tubuh agar terhindar dari berbagai penyakit. Kalau anak tidak atau terlambat vaksinasi, malahan rentan terinfeksi penyakit apalagi di masa pandemi seperti ini.

Batal ke Puskesmas

Setelah meyakinkan diri untuk tetap menjalankan vaksinasi sesuai jadwal, saya mencari info ke kader posyandu mengenai apakah puskesmas tetap melayani imunisasi. Dari info yang saya dapat, puskesmas tetap melayani imunisasi seperti biasa. Disarankan untuk datang agak siang, sekitar pukul 10 atau 11, supaya tidak terlalu lama mengantre. Duh, kebayang ramainya puskesmas kecamatan setiap pagi. Betul juga, baiknya menunggu situasi puskesmas yang sepi supaya mudah physical distancing.

Jadwal imunisasi anak semakin dekat eh ada kabar mengejutkan dari tetangga. Ia memiliki anak seumuran dengan baby Uno, ya beda hanya 3 minggu. Hari itu ia bermaksud membawa bayinya imunisasi ke puskesmas namun baru saja sampai, ia melihat petugas berpakaian hazmat keluar dari puskesmas.

“Waduh, ada astronot. Ada yang positif (covid-19), ini!”, ujarnya via telepon menceritakan pengalamannya. Pakaian hazmat serba putih ia gambarkan seperti astronot.
Ia pun putar balik, tidak jadi imunisasi. Saya juga mengurungkan niat untuk membawa baby Uno vaksinasi ke puskesmas.


Memilih Tempat Imunisasi yang Aman

Sebenarnya Kementrian Kesehatan RI telah membuat juknis tata laksana imunisasi di puskesmas supaya aman tapi untuk sekarang ini saya ragu membawa anak ke sana. Maka, saya mencari alternatif tempat imunisasi yang aman demi ketentraman hati.

Alhamdulillah, bidan tempat saya periksa kehamilan menyediakan pelayanan imunisasi. Saya memilih imunisasi di klinik bidan tersebut karena lokasinya tak jauh dari tempat kami tinggal, sekitar 1-2 km. Klinik tersebut tergolong sepi kecuali saat ada praktek dokter. Dari segi harga pun lebih terjangkau dibanding rumah sakit.

Jadwal imunisasi rutin lengkap (sumber: Kemenkes RI)
Setelah membuat janji lewat Whatsapp, saya dan keluarga pergi ke sana. Ini perjalanan keluar pertama saya setelah 2 minggu di rumah aja. Mau imunisasi berasa burung yang keluar dari sangkar. Eh bukan terbang bebas sebebas-bebasnya, tetap pakai masker, dong. Selama ini punya masker kain belum pernah saya pakai jadi kesempatan kali ini penampilan perdana pakai masker. *LOL

Jujur ya memakai masker itu terasa pengap apalagi buat saya yang belum terbiasa. Maka, begitu sampai klinik, maskernya saya turunkan supaya dapat bernapas lega. *jangan ditiru, ya! Eh bidannya langsung berkata, “Di klinik harus pakai masker.” Waduh, buru-buru saya pasang masker dengan benar.

Singkat cerita, vaksinasi baby Uno berjalan lancar. Dia menangis sebentar waktu disuntik tapi setelahnya ya tidur dalam gendongan. Enak kena semilir angin selama perjalanan. 

Sesuai dugaan, kliniknya sedang sepi. Hanya kami pengunjung sore itu. Enak, kan, tak pakai antre lama.

Alhamdulillah, imunisasi anak selama wabah corona tetap dapat dilakukan. Semoga ikhtiar ini membuat anak sehat, jauh-jauh deh dari penyakit.

Konsultasi Kesehatan di Masa Pandemi

Kepikiran banget, kan, mau bawa anak ke fasilitas kesehatan di masa pandemi ini. Kalau anak ada gejala sakit tertentu ataupun mau konsultasi tumbuh kembang anak, lebih baik konsultasi via online ke Halodoc. Bisa pakai fitur Chat dan Voice/Video Call dengan dokter ahli melalui aplikasi Halodoc tanpa perlu keluar rumah. Dengan begitu, enggak perlu ke rumah sakit dan meminimalkan risiko terjangkit berbagai virus dan penyakit.

Cek risiko tertular virus corona di Halodoc
Well, enggak tahu sampai kapan wabah ini berlangsung. Mau keluar rumah aja protokol kesehatannya banyak, dari pakai masker, bawa hand sanitizer, tidak senderan, jaga jarak, dan sebagainya. Begitu pula ketika masuk rumah harus segera cuci tangan, berganti baju, dan menjaga kebersihan. Kalau masih ragu risiko tertular virus corona, bisa melakukan test virus corona secara online di Halodoc, lho. Gratis!

Stay healthy and happy!

8 comments on "Maju Mundur Imunisasi Anak Saat Wabah Corona"
  1. disaat begini repot banget ya harus nemenin anak imuninasi ke puskesmas. yang ada serem takut anak sendiri terpapar korona.
    tetep waspada ya mom.

    ReplyDelete
  2. Kayaknya aman ke bidan ya utk imunisaai huhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya lebih sepi tapi pastikan dulu vaksinnya ada atau ga

      Delete
  3. Wah. Sepertinya putra putri kita samaan nih usianya, Mbak. Baby No.3 usia 5 bulan per Mei 2020 ini.
    Alhamdulillah DSA langgananku bikin jadwal khusus untuk imunisasi di hari Sabtu Minggu. Jadi insyaallah aman.
    Selain itu, di Surabaya ada Rumah Vaksin, tapi aku belum pernah coba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh khusus weekend ya vaksinasi jadi ga terima pasien sakit. Enak juga ini.
      di sini juga ada Rumah Vaksin tapi harganya belum cocok, hehe.

      Delete
  4. Covid oh covid mengapa harus begini 😆 sampai kapan ya..bikin emak2 kayak kita galau merana. Untung baby Uno udh imunisasi ya di klinik. Kalau puskesmas skrg tuh meminimalisir menerima pasien. Kalau Devina aku bawa ke bidan delima, yg jadi bidan puskesmas dan suka dampingin tugas kader di posyandu

    ReplyDelete
  5. butuh sebuah keberanian dan juga riset berkali-kali buat mutusin akan imunisasi anak di saat pandemi covid-19 kayak gini yo mba

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,