Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Pengalaman Pahit Jadi Korban Penipuan Endorse

Saturday, October 1, 2022
waspada endorse palsu

Iya, saya menjadi salah satu dari ratusan korban penipuan endorse. Job endorse yang mengatasnamakan salah satu brand fashion muslim E itu, lho, bahkan tempo hari sampai trending topic di Twitter. Total kerugian semua korban mencapai milyaran rupiah. Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun ....


Rasanya masih tidak percaya job endorse yang awalnya berlangsung lancar, sekarang malah terkatung-katung. Uang reimburse tidak dibayar, fee juga belum masuk. Beberapa korban malah belum mendapat barang yang dipesan padahal sudah mengirim sejumlah uang.


Mengenal Endorse, Pekerjaan untuk Content Creator


Endorse atau endorsement adalah bentuk iklan atau promosi yang dilakukan atau dipromosikan oleh public figure atau selebriti yang memiliki pengakuan, kepercayaan, rasa hormat, dan sebagainya dari banyak orang. (sumber: The Economic Times)


Pengalaman menerima pekerjaan berupa endorse barang atau jasa biasanya barang tersebut dikirim dari pihak brand atau agensi. Setelah saya pakai, produk tersebut saya ulas di blog atau media sosial.


Pernah juga dari pihak brand menginstruksikan kami sebagai talent untuk membeli dengan uang pribadi lalu mengajukan reimbursement.


Endorse produk ini ada yang full barter, ada pula yang mendapat upah/fee di luar produk/jasa yang digunakan.


Contoh endorse seperti mengulas produk makanan, skincare, dan sebagainya. Jasa pun juga bisa dipromosikan melalui endorse seperti jasa bimbingan belajar (bimbel/les).


Lalu, bagaimana bisa terpelosok pada penipuan yang mencatut nama brand fashion muslim E?


Tertipu Endorse Palsu Fashion E

Bukan sekali ini saya menerima pekerjaan berupa endorse. Alhamdulillah Helenamantra dipercaya beberapa kali oleh pihak brand maupun agensi untuk mengulas produk dan jasa. Mulai dari UMKM hingga brand berskala pun pernah bekerja sama.


Maka, ketika seorang blogger membagi info job endorse fashion E melalui grup Whatsapp, saya pun tertarik. Brand fashion muslim E ini termasuk brand besar. Secara pribadi, saya cocok dengan bergonya yang awet walau sudah dipakai bertahun-tahun. Saya sudah beberapa kali membeli produk E tersebut untuk diri sendiri ataupun diberikan ke orang lain karena memang sebagus itu produknya.

korban penipuan endorse palsu
Order pertama (sumber: SS chat saya dengan Duta EIN)


Namun, ada yang mengganjal melihat ketentuan mengikuti campaign endorse fashion E ini yaitu talent diharuskan membeli produk dengan uang sendiri, post foto di Instagram, lalu dana reimbursement plus fee akan dibayarkan 30 hari kemudian.


Terkesan wajar, ya? Masalahnya, harga pakaian E ratusan ribu. Paling murah scarft  atau pasmina Rp150.000,00, lalu ada pilihan tunik Rp400.000,00, gamis Rp500.000,00 bahkan ada set sarimbit keluarga Rp1.375.000,00. Wow, berarti harus menyiapkan modal besar, uang dingin sembari menunggu reimbursement.


Namun, di sisi lain campaign ini tidak ada syarat minimal jumlah followers instagram. Tidak pula ada batasan pembelian sehingga talent dipersilakan membeli sebanyak-banyaknya. Wew, enak banget nih bisa dapat banyak baju gratis dari E!


Sebelum bergabung ke grup Whatsapp campaign ini, saya ragu apa bakal di-reimburse. Uang ratusan ribu kalau tidak diganti ya nyesek 😰 Maka saya cek terlebih dahulu siapa saja yang masuk grup tersebut. Di situ saya melihat dua blogger senior panutan yang termasuk selektif urusan pekerjaan. Saya crosscheck ke salah satunya, bertanya tentang keamanan campaign ini. Okelah bismillah ikutan. Kalaupun tidak diganti, anggap saja beli baju sendiri.


Awalnya Order Sampai Reimburse Lancar di Batch 2

Campaign endorse fashion E yang saya ikuti ada di batch 2. Semua talent bergabung dalam satu Whatsapp Group dengan PIC, istilahnya duta, berinisial EIN. Kebetulan EIN ini seorang blogger juga, walau tidak pernah bertemu langsung, jadi saya lebih sreg mengikuti campaign.

Saat mau order, ada saja talent yang menanyakan aman gak nih. Duta EIN pun meyakinkan kabar dari batch 1, semuanya lancar. Barang-barang sudah dikirim, foto sudah di-post, sebagian sudah mendapat reimburse bertahap tergantung siapa yang post duluan.

Duta EIN membuka order beberapa kali. Caranya:
  1. Duta bagikan foto produk pakaian yang ready
  2. Talent memilih dan segera mengirim uang sesuai pesanan ke rekening duta (dalam grup kami duta menggunakan rekening suaminya)
  3. Produk dikirim ke alamat talent
  4. Talent mengulas produk di feed Instagram
  5. Talent melaporkan link IG post
  6. Duta mengirim uang reimbursement dan fee ke rekening talent
Campaign ini tidak hanya berjalan di satu duta saja. Ada banyak duta, manajemen, dan entah istilah apalagi yang bekerja sama menjalankan campaign ini. Bagaimana jika produk yang dipesan keburu dibeli talent lain? Talent bisa memilih produk lain, tidak ada opsi refund. 😕 *once you get in, you can't get out.

Dalam batch 2 ini saya menjadi orang pertama yang order. Gercep ya, bund. Hahaha ... pikiran saya cepat pesan, cepat diganti uangnya.

Setelah itu saya order satu lagi setelah melihat barang-barang pesanan banyak yang dikirim. Jadi totalnya saya order 2 pakaian dengan rentang waktu 2 minggu.

Sungguh tergoda beli apalagi melihat antusiasme para talent yang sampai memborong puluhan juta. Tapi ... kudu modal gede juga kan sambil menanti reimburse sementara saya tidak ada modal dan belum butuh pakaian lagi.

Peringatan dari Brand E Cabang Pekalongan

Saat masih gencar-gencarnya open order, barang-barang mulai berdatangan ke tempat para talent, Mbak Leyla Hana (talent) mendapat info langsung dari store E cabang Pekalongan yang intinya mengingatkan bahwa brand E tidak mengadakan campaign seperti ini. Barang dipesan atas pesanan Ibu Y.

Saat itu grup menjadi ragu karena beberapa teman juga mendapat pemberitahuan serupa dari store E. Namun, duta EIN meyakinkan kembali bahwa semuanya aman. Ia forward chat, entah dari siapa, yang menunjukkan bahwa campaign di batch 1 dan 2 di-handle langsung oleh orang tersebut. (Mungkinkah itu Ibu Y?)

Penjelasan dari duta EIN, ibu Y ini dulunya ada hubungan dengan brand E. Entah reseller atau apa, ya. Ia mengkoordinasi beberapa cabang fashion muslim E di area Jawa Tengah menjalankan campaign ini untuk meningkatkan omzet.

Duta EIN berkali-kali mengingatkan agar jangan bertanya tentang campaign ini ke brand E pusat karena pihak pusat tidak tahu-menahu. Jika sampai ketahuan, aliran dana dari E pusat ke cabang akan terhambat.

Heu heu .... pintarnya membuat para talent diem-diem bae.

Masalah Reimbursement yang Molor

Sekitar sebulan lebih berselang, jadwal reimburse saya tiba. Info dari duta EIN, reimburse sedikit mundur dari waktu yang ditentukan. Hmm ... grup mulai kasak-kusuk tapi tetap sabar menanti.

Alhamdulillah 13 Agustus 2022 duta EIN mengirim bukti transfer ke saya. Beneran di-reimburse! Lega dong. Grup pun mulai menghangat karena senang reimburse perlahan mulai dibayarkan ke para talent.

Setelah itu, di awal September kok banyak yang belum mendapat pembayaran. Ujung-ujungnya keluar statement kalau duta EIN sudah menalangi reimburse hingga tanggal 3 September. 

FYI, timeline saya order pertama pada 13 Juni 2022
order kedua pada 28 Juni 2022
reimburse + fee pertama pada 13 Agustus 2022
reimburse + fee kedua seharusnya pertengahan September namun hingga kini belum ada kejelasan.

Korban Penipuan Endorse Angkat Bicara

Setiap ada yang bertanya mengenai reimbursement, duta EIN selalu berkelit dananya di-hold pusat karena sedang ada audit. Kami diminta sabar, hingga Windah (talent dari grup lain, bukan duta EIN) menuliskan status bahwa endorse yang mengatasnamakan brand E adalah penipuan. Windah mengalami kerugian puluhan juta termasuk pesanannya senilai sekitar 20juta yang belum ia terima.


Grup kami masih adem ayem, lho, padahal WAG duta lain sudah kebakaran mendengar kabar ini. Sampai artikel ini ditulis, kami pun masih berusaha mencari jalan keluar supaya hak-hak kami dipenuhi. Ada yang melapor ke polisi, ada yang mengirim somasi, menuliskan di forum atau blog, juga mengirim DM ke pihak brand mengenai kasus ini.


Alur endorse-nya yaitu dari talent (saya) memesan pakaian ke Duta (EIN dkk). Lalu, Duta meneruskan order ke Ibu Y. Nah, Ibu Y ini yang memesan ke toko tiap brand. Talent mendapat reimburse plus fee (janjinya begitu 😔) sementara Duta mendapat sekian persen dari tiap orderan bahkan kabarnya duta mendapat smartphone/iPhone jika mencapai omset senilai tertentu. That's why Duta gencar menggenjot orderan dari para talent.

Ibu Y ini siapa? Aduh ... saya masih sopan lho pakai sebutan "Ibu". Nama lengkapnya YA, punya anak yang menjadi artis film berinisial NN. Film apa? Enggak tahu 😆

Ada talent yang japri si ibu minta kembalikan uangnya, si ibu dibilang menipu, dsb. Apa jawaban Bu YA? "Saya enggak menipu." 

Oh ... terus apa, Bu? *update informasi beredar surat pernyataan yang ditandatangani YA di atas materai menyatakan ia lalai mengelola uang campaign dan akan mengganti kerugian talent selama setahun ke depan.

Saya sendiri akhirnya menarik diri dari kepo-in Bu YA karena urusan saya dengan Duta EIN. Saya dari awal join campaign, mengirim uang, dan seterusnya berhubungan dengan Duta EIN.

Waspada Penipuan Berkedok Endorse

Dari pengalaman pahit menjadi korban penipuan endorse di atas, ada beberapa pelajaran yang saya dapatkan, antara lain:

1. Curiga dengan job yang too good, to be true


Bukan suudzon terus-menerus tetapi profesional skepticism. Kita bekerja butuh uang tetapi bukan berarti semuanya asal ambil apalagi bila ada penawaran yang sepertinya bagus banget, usaha kecil tetapi untungnya BESAR dalam waktu instan.

Profesional skepticism
having a questioning mind, being alert to anything that may indicate misstatement due to error or fraud.
Dalam kasus endorse palsu ini talent dapat memesan pakaian sebanyak apapun asalkan membayar deposit di awal. Nantinya semua itu akan diganti plus mendapat fee dari tiap post di IG. Brand besar membuat campaign unlimited begini? Enggak rugi? Sounds too good to be true, right?!

Biasanya ada budget maksimal per talent mendapat free product sekian, bukan sebanyak-banyaknya apalagi diiming-imingi hadiah untuk pembelian sekian juta. Well, itulah cara si oknum menarik perhatian calon korban.

pengalaman kena tipu endorse palsu
boleh order sebanyak-banyaknya, janjinya semua bakal di-reimburse (SS chat saya dengan Duta EIN)

2. Kenali pemberi pekerjaan


Job endorse biasa diberikan oleh pihak brand langsung atau melalui agensi. Dalam kasus ini, personal yang membagikan penawaran endorse. Saya percaya join dengan Duta EIN karena ia blogger walaupun kami belum pernah bekerja sama sebelumnya. Rupanya ia juga baru di bidang koordinasi job seperti ini.

Bila belum pernah bekerja sama dengan pihak pemberi kerja sebaiknya cari tahu track record-nya selama ini. Apakah sudah biasa memberi job? Bagaimana sistem kerjanya? Bagaimana term pembayaran fee? Lancar kah, sesuai persetujuan awal? Bila perlu hubungi brand pusat untuk cek keabsahan campaign ini.

3. SPK atau MOU

Bila ada perjanjian kerja hitam di atas putih, urusan pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban akan lebih mudah. Sayangnya endorse yang melibatkan uang ratusan juta ini tidak ada SPK sama sekali. Bahkan antara para duta dengan ibu Y pun tidak ada perjanjian tertulis.

4. Beli seperlunya, sesuai kebutuhan dan kemampuan

Ini godaan lho melihat katalog pakaian yang ditawarkan. Model terbaru bagus-bagus. Niat mau beli satu saja eh lihat yang lain kok jor-joran beli jadi tergoda deh. Hehe. Melalui pengalaman ini saya diingatkan untuk membeli seperlunya, semampunya. 

5. Berdoa mendapat pekerjaan yang halal dan berkah

Ini yang jangan sampai terlewat. Jalan langit dengan berdoa supaya pekerjaan yang dilakukan diridhoi Allah, rezeki yang didapat halal, serta membawa keberkahan. Aamiin.


Penipuan endorse palsu ini tak hanya mengatasnamakan brand fashion muslim E tetapi juga fashion BS dan G. Model endorse-nya sama. Alhamdulillah saya tidak ikut campaign brand lain tersebut. Kali ini saya bersyukur punya uang pas-pasan 😅

Phew ... lega rasanya sudah menulis pengalaman pahit jadi korban penipuan endorse. Tulisan ini saya maksudkan sebagai bahan belajar bersama supaya tidak ada lagi korban-korban selanjutnya. Modus penipuan dengan iming-iming endorse atau biasanya investasi bodong masih sering terjadi. So, kita perlu lebih kritis dan tak tergiur hasil instan atau imbal balik yang too good to be true.

Mohon doanya juga ya supaya masalah ini segera terselesaikan. Duta EIN sehat, lancar rezeki sehingga bisa bertanggung jawab memenuhi hak-hak para talent seperti yang dijanjikan di awal. Teman-teman yang sedang menerima cobaan endorse ini pun semoga Allah beri kesehatan dan rezeki melimpah. Aamiin ....
1 comment on "Pengalaman Pahit Jadi Korban Penipuan Endorse"
  1. Beneran deh. Sekarang tuhbemang banyak bgt MG atau agency2 baru atau pic2 baru yg bermunculan. Kudu lebih hati2 deh kita ya mak. Kerjasama dgn yg sdh biasa handle dan amanah aja.

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,