Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Cerita Homeschooling Anak SD Tertarik Ikut Pemilu

Thursday, February 15, 2024

"Bu, ada yang dicoblos semua 'trus dibilang ini tidak sah, tidak untuk ditiru," ceritanya menggebu sepulang dari TPS. Pemilihan umum alias pemilu yang berlangsung pada 14 Februari 2024 tak hanya menarik perhatian orang dewasa. Anak-anak pun ramai membicarakan tentang pemilu, termasuk anakku yang kelas 2 SD.


Anak SD ikut pemilu


Peduli dengan Pemilu

Semenjak deklarasi pasangan calon presiden - wakil presiden, ia kerap membicarakan tentang perhelatan lima tahunan ini. Wajar, sih, karena setiap keluar rumah kita akan menjumpai deretan spanduk, baliho, bendera, dan alat kampanye lainnya yang berisikan foto-foto orang. Hal ini tentu menarik perhatian, mereka itu siapa? mengapa wajahnya dipajang dimana-mana? apa itu pemilu? bagaimana prosesnya?


Beragam pertanyaan yang muncul dari SID membuat saya kali ini lebih concern mengikuti jalannya pemilu. Selain itu, saya juga penasaran nih karena kan presiden sudah 2 periode jadi bakal ganti presiden. Siapakah yang akan menggantikan? Apa visi, misi, dan program yang akan diusung? Bagaimana tipe orang yang disukai para pemilih?


Pemilu di Masa Kecilku

Pesta demokrasi seperti sekarang ini jauh berbeda dari masa kecil saya. Teringat dahulu saya berjalan kaki menuju TPS menemani ibu sambil bertanya, "Ibu memilih apa?"


Hanya ada tiga partai kala itu. Warnanya merah, kuning, dan hijau seperti lampu lalu lintas. Setiap kali pemilu, pemenangnya sudah bisa ditebak. Rasanya pemilu hanya sebagai formalitas.


Pertama kali saya mendapatkan hak suara dalam pemilu ketika pemilihan presiden pertama kali langsung oleh rakyat. Ya, Megawati versus SBY. Suatu pengalaman yang sangat saya tunggu-tunggu.


Belajar Apa Saja Melalui Pemilu?

Pengalaman mengikuti pemilu ini saya ceritakan ke SID. Ia melihat perbedaan jumlah partai, kalau dulu hanya 3 sekarang 18 partai nasional yang dapat dipilih untuk wilayah tempat kami. Ada partai yang logo benderanya tak asing karena sangat sering kami jumpai. Ada pula partai yang membuat kami memicingkan mata membaca namanya, "Ini partai apa, sih? Siapa pemimpinnya? Dukung capres yang mana?".


Kami juga belajar lewat printable lapbook dari Mbak Listya, sesama homeschooler yang anaknya tertarik dengan pemilu juga. Terima kasih ya, Mbak! 


Itu nomor punggung sepak bola, engga ada hubungannya dengan pemilu 😁


Beda Dapil, Beda Orang

Lagu dapat menjadi media berkampanye. Ada sebuah jingle yang SID nyanyikan berulang-ulang, liriknya menyebut nama seorang calon legislatif (caleg). Ia mendengarkan lagu itu dari TikTok.


Rupanya caleg tersebut seorang pengamen. Kami membaca keterangan di Google bahwa ia berada di daerah pilihan (dapil) di Jawa Tengah.


"Bu, pilih yang ini aja," ujarnya memberikan saran. 


"Oh, enggak bisa karena ini bukan dapil sini (Jakarta). Beda dapil, beda orang," jawab saya.


Pemilu banyak sekali memberikan istilah asing namun dari situ terbuka pintu belajar, salah satunya mengenai dapil. Ada yang tingkat provinsi, ada yang tingkat kabupaten, ada pula kecamatan.


Saat perjalanan mudik, kami melewati kota-kota dari Jakarta sampai Jawa Timur. Ia menyadari wajah orang-orang di baliho berbeda-beda. Nah, itu maksud dapil tadi, beda dapil maka beda orang yang mencalonkan diri jadi caleg.


Debat Capres Cawapres

"Bu, debat capres mulai pukul 17.30," katanya di lain waktu sepulang dari bermain.


"Tahu dari mana? Biasanya debat malam setelah isya'," ujar saya.


"Dari TV, beneran Bu tadi disebutkan mulainya 17.30," jelasnya.


SID punya kebiasaan menonton TV di dekat pos satpam karena di rumah kami tanpa TV. Pulang dari sana biasanya ia akan membawa rangkuman berita menarik, entah harga cabai atau jadwal seputar pemilu.


Kami tak pernah melewatkan debat capres dan cawapres. Agenda menonton debat masuk dalam jadwal kegiatan homeschooling kami. Awalnya saya tidak mengajaknya nonton, entah mengapa ia sendiri yang tertarik menyaksikan sampai tuntas. *emang enggak bosan yah mendengarkan orang ngomong-ngomong?


Menonton debat, apalagi ini level pemimpin negeri, menjadi tempat belajar. Ia menyaksikan bagaimana proses debat, menambah kosa kata, termasuk bagaimana cara menjawab ketika tidak paham. Setelah debat pun kami masih membicarakan, mengungkapkan pendapat masing-masing. Jadi belajar berkomunikasi, kan.


Pemilu 14 Februari 2024

Sehari sebelumnya ia tidak bisa tidur karena memikirkan pemilu besok bagaimana. Hihi... sampai kepikiran begitu ya padahal belum memiliki hak pilih.


"Pilihan Ibu pernah menang, pernah juga kalah. Enggak apa-apa, yang penting kita sudah memilih yang terbaik, yang sesuai dengan kebutuhan kita. Kita sudah menggunakan hak pilih, tidak golput," jelasku. 


Bukan sok iye paling paham yak namun saya tumbuh dengan sikap apatis seperti percuma memilih toh yang menang itu lagi, itu lagi. Kali ini saya tidak mau demikian karena pilihan saya itu akan diminta pertanggungjawabannya kelak. Bukan tentang menang-kalah tetapi saya melakukan bagian saya (do my part). Harapannya SID juga melek hal tersebut.


Paginya, ia ikut ke TPS menyaksikan proses pemilihan seperti apa. Saya mau ajak ia masuk ke bilik suara namun dilarang satpam, mungkin dikira ada anak nyelonong aja yah. Lain kali kita perlu pretend play simulasi pemilu, nih.


Sore hingga malam ia melihat bagaimana petugas KPPS masih menghitung surat suara. "Lama juga, ya, kerjanya KPPS."


Ya, Nak, gaji KPPS yang sempat viral itu diiringi dengan tanggung jawab yang berat. Enggak boleh salah hitung.


Hasil quick count sudah terlihat perkiraan siapa pemenangnya. "Makan siang gratis!" kata SID. 


"Dari dulu juga kamu makan siang gratis. Ibu enggak pernah minta kamu bayar. Hahaha ...." balasku.


Sarapan pagi ini diiringi dengan membaca artikel perjalanan Prabowo menjadi presiden. Sejak 2004 beliau mencalonkan diri di internal partainya namun kalah suara. 2024 harapan itu semakin cerah. Berapa tahun perjuangannya?
 

Moral of the story, jangan mudah menyerah. Butuh waktu untuk menggapai impian. Saat gagal, ingatlah Prabowo. 
18 comments on "Cerita Homeschooling Anak SD Tertarik Ikut Pemilu"
  1. Seru ya ternyata Pemilu bisa menjadi pelajaran juga utk anak2. Bener ya mbak, jangan pernah gampang menyerah atau putus asa. Prabowo tidak pernah menyerah untuk mencoba mencalonkan diri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Syukurlah anak-anak tertarik dengan pemilu. Semoga ketika punya hak suara mereka lebih aware dan enggak golput

      Delete
  2. Berarti anak Mbak Helena seumuran dengan anak pertama ku mbak. DIA juga tertarik sama pemilu. Nanya2 mamah pilih siapa katanya🤭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Umur 8, Mbak. Seumuran yaah. Katanya dia tertarik pemilu karena ini pemilu pertama saat dia sadar. 5 tahun lalu kan masih kecil, engga ingat.

      Delete
  3. Jleeeeb dalem sekalii ibuk closingannya. Aku kirain di samping nomor 7 itu tadi Pak PS 😂
    Sebelah Sid...
    Kalau boleh diubah, ingat ibuk aja ye Sid kalau lagi nggak smangat.. jangan ingat doi😂. Anak Sd di sekolah anakku jg sama, pas ku dengar diparkiran mereka asyik ngomonin hasil QC. Keren anak esde zaman now

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ehehehe... Memetik pelajaran, ambil sisi baiknya ajah.
      Nah tentang quick count itu aku nanya ke dia karena dia yang suka nonton TV di pos satpam.

      Delete
  4. Haha dapat makan siang gratis ya SID, iya anak-anakku juga belum memilih tapi tertarik dan semangat berdiskusi tentang pemilu ini

    ReplyDelete
  5. Ketika Pemilu tiba, bahkan jelang Pemilu, kita semua ikut merasakan keramaiannya. Dari orang dewasa dan anak-anak pun banyak yg membahasnya.

    Kini pemilu usai, semoga pemimpin terpilih membawa negeri kita makin makmur dan sejahtera.

    ReplyDelete
  6. Keren anak sekarang
    Sudah tertarik politik sejak dini
    Bisa lihat langsung proses pemilu di TPS Ya mbak

    ReplyDelete
  7. Masya Allah SID, antusiasnya anak dalam pemilu tuh seru ya mak. Sama seperti Kelvin, dia bilang "bun nanti pilih si xxx ya" sementara ini caleg Jakarta, efek rumah kita tuh berbatasan antar Jaksel - Tangsel makan akan rancu anak-anak kalau lihat. Aku juga bilang "kita gak bisa pilih dia, karena kita KTPnya Tangsel dan calegnya harus cari yang Tangsel". Kemarin pas ke TPS dia juga sibuk melihat foto-foto para calegnya, kalau foto capresnya hapal dia. hahahaaa...

    ReplyDelete
  8. pendidikan politik sangat penting ditanamkan sejak dini, mengenalkan visi misi, perjuangan, bukan sekedar menang dan kalah, salut dengan SID yang masih SD sudah peduli hal seperti ini

    ReplyDelete
  9. Seru banget ya Pemilu tahun ini, sampai anak-anak pun ikut antusias. Anakku pun sudah dari lama sangat menantikan hari Pemilu, karena libur. Sehari sebelum hari pemilihan, dia baru tahu kalau ternyata dia nggak bisa nyoblos. Kecewa banget dong dia. Aku suruh tunggu 10 tahun lagi. Semacam penantian yang sangat panjang baginya. Hahahaa.

    ReplyDelete
  10. Aiih.. Ibu SID mashaAlla~
    Tetap memberikan insight yang positif untuk siapapun yang menjadi pemimpin dengan masa tugas 2024-2029.

    Semoga amanah dan kalau anak-anakku suka tanya "Kenapa Mama milih paslon itu?"
    "Karena kalau diliat dari program 100 hari pertama, rasanya yang paling memberikan dampak baik untuk jangka panjang adalah paslon yang mama pilih, kak.."

    Dimulai dari sebuah skema mengajarkan anak bahwa setiap pemimpin akan bertanggungjawab dengan apa yang dilakukannya selama masa amanah tersebut diberikan. So, ga mudah kan yaa..

    ReplyDelete
  11. Ah bener..hingar bingar (eh hingar bingar gak sih? hehe) pemilu memang menariik perhatian anak-anak juga. Anak2ku jd menghitung-hitung, berapa tahun lagi mereka bisa ikut memilih hihihi. SID keren euy, betah nonton debat. Aku aja ga tahan lho nonton debat hahaha.

    ReplyDelete
  12. Pemilu kali ini memang berbeda dengan pemilu sebelumnya. Semua kalangan sepertinya tertarik mengikuti setiap proses perhitungan suaranya.
    Termasuk anak-anak yang tertarik dengan pemilu

    ReplyDelete
  13. anakku juga kuajak ke tps kemarin itu tapi dia masih belum ngerti sih sama pemilu ini. hihi. tapi dia tahu capresnya prabowo gibran aja nggak tahu yang lain

    ReplyDelete
  14. Aslikk ngakak yg trakir...bener juga yaa prabowo yahud gigih bangett patut ditiru kegigihannya

    ReplyDelete
  15. Ahahaha jadi salfok. Benar juga ya dulu partainya cuma tiga :D

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,