Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Bincang Bersama Orang Kreatif di Kafe BCA 3

Monday, October 3, 2016

Batik, tenun, dan songket khas Indonesia itu motifnya cantik-cantik deh. Tenun dari Donggala, Sulawesi Tengah, misalnya. Harga yang dipatok berkisar 200-800 ribu rupiah untuk selembar kain tradisional. Hal ini sepadan dengan usaha pembuatannya yang kebanyakan masih menggunakan ATBM alias Alat Tenun Bukan Mesin. Tenun berbahan sutera dari Donggala juga terkesan mewah sehingga cocok digunakan untuk acara resmi.

Tenun ikat khas Donggala, Sulawesi Tengah
Sekitar 3 tahun lalu saat tinggal di Palu, Sulawesi Tengah, saya mengunjungi sentra produksi kain tenun ini. Hasil ngobrol dengan ibu-ibu pengrajin tenun Donggala membuat saya makin terkesan dan ingin mengenalkan kain ini ke masyarakat yang lebih luas. Dari situ saya mulai menjualnya secara online lewat instagram @foottrip (follow me please). Alhamdulillah banyak peminatnya, terutama dari Jawa dan Sumatera. Para customer tidak perlu repot berkunjung ke Sulawesi untuk mendapatkan tenun unik ini.

Saat ini @foottrip tidak hanya menyediakan lembaran kain tradisional tetapi juga dalam berbagai bentuk aksesoris. Produk unggulan yang paling laku yaitu ID card holder berbahan batik dan kulit. Selain itu ada juga dompet kartu, dompet STNK, dan passport cover. Pelanggan dapat memilih motif batik yang tersedia sesuai keinginan. Unik dan tampil beda, kan. Produk ini hasil kerja sama dengan Madrim Batiqkoe (follow instagram: Mymadrim juga ya).

Bisnis kecil saya ini termasuk salah satu dari 16 subsektor ekonomi kreatif. Sektor ekonomi kreatif ini sedang berkembang ke arah positif. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor ini tumbuh 5,76 persen atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74 persen.

Pada 19 September 2016 lalu, saya berkesempatan mengikuti bincang santai Kafe BCA 3 di Menara BCA, Jakarta dengan topik: Orang Kreatif (OK): Generasi Baru Kekuatan Ekonomi Indonesia. Suatu inovasi BCA yang patut diacungi jempol karena saya dan para undangan bisa mendengar langsung penuturan orang-orang kreatif dari berbagai bidang, baik praktisi maupun akademisi. Kafe BCA 3 ini sebagai pemanasan sebelum puncak acara Indonesia Knowledge Forum (IKF) V pada awal Oktober 2016.

Seperti yang saya singgung di atas, ada 16 subsektor Industri Kreatif/ Ekonomi Kreatif, yaitu (sumber: BeKraf.go.id):
1. Aplikasi dan pengembang permainan
2. Arsitektur
3. Desain interior
4. Desain komunikasi visual
5. Desain produk
6. Fashion
7. Film, animasi, dan video
8. Fotografi
9. Kriya
10. Kuliner
11. Musik
12. Penerbitan
13. Periklanan
14. Seni rupa
15. Seni pertunjukan
16. Televisi dan radio

Dalam sambutannya, Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA, menyatakan para pelaku usaha perlu menggunakan teknologi sebagai sarana untuk memudahkan promosi. Orang kreatif perlu ada dalam rantai kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, juga konservasi. 

Jahja Setiaatmadja (tengah) dan para pembicara (source: BCA)

Seorang pebisnis harus pandai mengukur kemampuan menaiki tangga hingga level mana. Tantangan berbisnis memang berat. Ada yang menggunakan segala cara untuk meraih keuntungan, termasuk membajak karyawan perusahaan lain. Mental seorang pebisnis harus siap menghadapi hal tersebut. Jahja mencontohkan penjual mie ayam yang jumlahnya banyak, tetapi ada yang bisa berkembang menjadi Bakmi GM. Untuk mendukung dan meningkatkan kapasitas OK inilah BCA mengadakan IKF 2016.


Mengembangkan Pariwisata Indonesia

Rundown Kafe BCA siang itu berlangsung cukup padat. Ada 6 pembicara dari berbagai sektor industri kreatif. Sebagai pembuka, Erda Rindrasih, Pengamat Pariwisata dan Industri Kreatif di Pusat Studi Pariwisata UGM, memaparkan tren dan potensi pariwisata dalam negeri. Kalau dilihat dari 16 subsektor di atas, pariwisata tidak tercantum namun sebenarnya berkaitan erat dengan semua subsektor tersebut. Saat orang berwisata akan mengunjungi tempat wisata, mencoba kuliner, menonton seni tari tradisional, dst.

Ada travel pattern yang nampak dari orang yang berwisata, yaitu: merencanakan liburan – melakukan perjalanan – tiba di destinasi – menikmati destinasi – diakhiri dengan perbaikan kualitas hidup. Dalam tiap tahap tersebut terbuka kesempatan seluas-luasnya untuk pelaku usaha kreatif. Contohnya ada dalam gambar berikut.

Travel Pattern

Saat ini Indonesia berada di urutan ke 12 se-Asia Pasifik, masih di bawah Thailand yang tergolong baru mengoptimalkan industri pariwisatanya. Melihat kekayaan alam Indonesia dari Sabang sampai Merauke, saya yakin pariwisata kita dapat bangkit bila digarap lebih serius. Ada peluang, baik dari turis domestik maupun mancanegara. Tren-nya usia turis semakin muda dan menyukai spot wisata yang menantang. Makin sulit dijangkau, makin seru. Ada pula turis yang memilih pergi dalam kelompok kecil dan menikmati makanan khas suatu daerah serta berbaur dengan penduduk lokal (ini cara traveling kesukaan saya, biasanya melalui Couchsurfing).

Erda menuturkan cottage-cottage di Pulau Weh, Aceh banyak dimiliki asing. Kalau punya dana, sebagai orang lokal kita bisa investasi ke tempat yang masih pelosok dengan pantai bagus dan belum banyak didatangi orang. Saya jadi teringat Togean di Sulawesi Tengah. Ada satu pulau yang dimiliki asing, bahkan turis lokal sulit masuk ke sana. Katanya sih artis Holywood pernah berlibur ke sana.

Solihin Sofyan, Wakil Ketua Bidang Ekonomi Kreatif berbasi Budaya APINDO, berpesan supaya kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tamu terhormat di negeri orang. Gunakan dan majukan budaya lokal supaya tidak mudah dibajak bangsa lain. Kekayaan alam di Indonesia ini luar biasa. Perlu didukung dengan fasilitas dan infrastruktur yang memadai, seperti akses jalan ke tempat wisata.

UMKM tumbuh pesat dan menyerap banyak tenaga kerja. Ekonomi kreatif ini merangkul tenaga kerja yang bermacam-macam, termasuk ibu rumah tangga. Di Bogor ada sekumpulan ibu-ibu yang membuat tas anyaman dari koran bekas. Saran dari beliau, urus hak cipta suatu produk supaya tidak di-copy pihak lain.



Tantangan Animasi Asli Indonesia

Si Juki yang kocak (source: Sijuki)
Familiar dengan karakter kartun di atas? Tingkah kocak Si Juki yang lekat dengan keseharian anak muda membuatnya banyak disukai. Si Juki adalah salah satu karakter dari Kratoon Channel, animasi asli Indonesia. Andi Martin, CEO Kratoon Channel, mendirikan perusahaan animasi ini karena ingin memajukan karakter kartun lokal. Selama ini memang karakter kartun luar negeri lebih berjaya di Indonesia. Sebut saja Upin Ipin, Batman, Spiderman, Doraemon, dsb.

Kendala biaya masih menjadi hal yang berat. Sebagai perbandingan, biaya 1x tayang film dalam negeri setara dengan 10x tayang film luar negeri. Untuk menyiasatinya, Kratoon Channel gencar melakukan promo melalui media sosial seperti YouTube, Twitter, Instagram, Facebook, dll. Ke depannya media sosial ini akan menggantikan popularitas televisi.

Si Juki ini sudah ada dalam bentuk stiker di aplikasi chatting LINE. Aplikasi ini termasuk yang kreatif dan inovatif. Karakter LINE yang awalnya hanya dari stiker penghias chat bisa laku dijual dalam bentuk merchandise. Umumnya karakter yang mudah diterima itu yang berhubungan dengan para pembaca.

Belajar dari Bandung untuk Menciptakan Kota Kreatif

Bandung telah diakui sebagai kota kreatif oleh UNESCO, se-level dengan Singapore dan Beijing. Kunci dari keberhasilan menciptakan kota kreatif yaitu kolaborasi, ujar Fiki C. Satari, Ketua Bandung Creative City Forum (BCCF). Salah satu kolaborasi yang dilakukan ialah dengan mengumpulkan acara dari komunitas-komunitas yang ada di Bandung dan menjadikannya komunal.

Di Bandung juga ada kampung kreatif yang bertujuan supaya warga mencintai kotanya. Nama kampung menggunakan istilah Sunda dan menyimpan unsur sejarah. Diharapkan warga tertarik mengetahui lebih dalam sejarah daerah tersebut.

Selain itu Bandung juga menghasilkan game yang bisa dimainkan di smartphone berbasis iOS dan Android. INheritage: Boundary of Existence yang diluncurkan sejak 2013 ini telah ada versi internasionalnya. Game ini menampilkan kota-kota sekitar Jawa Barat seperti Bandung, Garut, dan Bogor dengan ciri khas masing-masing.

Sudah download game ini?

Fiki juga didaulat sebagai ketua karang taruna Bandung. Ia dan timnya melakukan eksperimen sosial organisasi yang masif dan mengakar rumput supaya lebih kreatif. Kreativitas ada di semua lini dan mengarah pada kesejahteraan. Kreativitas inilah yang menjadi motor penggerak ekonomi.

Peran BCA Mendukung Ekonomi Kreatif

Setelah mendengar pemaparan para pelaku industri kreatif dan akademisi, di mana letak peran perbankan?

BCA telah memberikan pembiayaan untuk tekstil, kuliner, TV, dan radio. Selain itu BCA menyalurkan Corporate Social Responsibility (CSR) ke ekonomi kreatif, salah satunya pada wisata Goa Pindul, D. I. Yogyakarta. Cyrillus Harinowo, Pengamat Ekonomi, menceritakan pada 2011 kondisi di Goa Pindul masih kurang tertata. BCA memberikan pelatihan untuk menjaga kebersihan penginapan dan tempat wisata supaya para wisatawan nyaman dan betah di sana. 5 tahun berselang, Goa Pindul makin terkenal dan menjadi destinasi favorit yang tak boleh dilewatkan bila berkunjung ke Jogjakarta. 

Dari sisi manajemen, kreativitas itu sangat penting guna mencapai goal bersama. “BCA sebagai organisasi besar harus bisa berkolaborasi supaya tetap survive.” terang Lena Setiawati, General Manager BCA Learning Service. Kreativitas pada karyawan pun terus ditumbuhkan dan dipupuk. Salah satunya melalui metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif seperti e-Learning, mobile learning, juga gamification. BCA Learning Service di Sentul didisain sedemikian rupa untuk mendukung berkembangnya kreativitas pegawai.

Metode pembelajaran BCA untuk para pegawainya

Langkah nyata BCA dalam mendukung majunya Ekonomi Kreatif dengan mengadakan Indonesia Knowledge Forum V yang berjudul Moving Our Nation To The Next Level : “ Optimizing Knowledge and Creativity  to Ride the Wave of New Generation in Accelerating Indonesia Economy. Di sini individu atau organisasi bisa memberikan inspirasi kepada masyarakat yang lebih luas lagi. Bila banyak yang melihat karya orang kreatif diharapkan kreativitas ini menular. IKF ini tepat sebagai ajang berbagi ide dan pengetahuan supaya industri kreatif menjadi sumber ekonomi baru.


Acara yang akan berlangsung pada 6-7 Oktober 2016 di Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta ini akan menghadirkan banyak tokoh yang berkecimpung di ekonomi kreatif, antara lain:
· Menteri Koordinator Perekonomian RI, Darmin Nasution sebagai keynote speaker
· Emirsyah Satar (Chairman of MatahariMall.com)
· Yohanes Surya (Founder of Yayasan Surya Institute)
· Abdullah Azwar Anas (Bupati Banyuwangi)
· Fauzi Ichsan (Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan)
· William Tanuwijaya (CEO Tokopedia)
· Pandji Pragiwaksono (Indiepreneur, Stand-Up Comedian)
· dan 12 pembicara terkemuka lainnya.

Indonesia Knowledge Forum V (source: BCA)

Kalau bukan kita yang mengembangkan industri kreatif di negeri sendiri, lalu siapa? So, mark your calendar and get your ticket on BCA.

56 comments on "Bincang Bersama Orang Kreatif di Kafe BCA 3"
  1. Mantep programnya BCA setelah kemarin melepaskan banyak orang utan dan membiayai perawatan mereka. Saya kagum kalau ada badan usaha yang aware sama apa saja yang terjadi di Indonesia.


    Salah satunya tentang industri kreatif ini ya. Semakin membuat masyarakat 'sadar' dengan perekonomian Indonesia secara tidak langsung. Apalagi kalo udah bahas masalah industri, kadang orang udah nolak duluan.


    Untuk kartun, saya suka dengan animasi Bang Sopo, Jarwo dan Adit itu. Keliatan banget lebih halus dalam penyajiannya sayangnya udah jarang saya tonton nih. Huhuhu...padahal kayanya animatornya sama dengan yang bikin transformer ala Indonesia yang pernah tayang di yusup beberapa waktu lalu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Inovasi BCA oke banget ya. Peduli dengan kemajuan lingkungan dan ekonomi Indonesia.

      Delete
  2. Keren ya program BCA. Gak cuma fokus di profit intern saja. Tetapi juga peduli untuk memajukan ekonomi kreatif. Bangga deh jadi salah satu nasabahnya. Semoga semakin banyak bermunculan masyarakat kreatif. Sebab jika mengandalkan lapangan pekerjaan dari pemerintah saja, rasanya perekonomian kita gak bisa maju cepat. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau mencontoh majunya Bandung, kuncinya ada di kolaborasi. Ya pemerintah, ya masyarakat, ya corporate turut ambil bagian dalam kemajuan ekonomi bangsa.

      Delete
  3. Wah acaranya bakal seru banget nih, pembicaranya keren-keren semua.
    Warga Bandung itu memang tergolong banyak yang kreatif ya, bisa dijadikan contoh untuk lainnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga acara IKF ini sukses dan bisa membawa kontribusi bagi kemajuan ekonomi kreatif Indonesia

      Delete
  4. Banyak orang kreatif. Aku pengen juga belajar dari mereka

    ReplyDelete
  5. Hiks, sayang bgt acaranya hr kerja, aku lg gk bs boloos. Huhuu

    ReplyDelete
  6. acaranya bagus ya mbak sepertinya, apalagi pembahasan pada dunia kreatif, ah semoga semua daerah bisa bijak dalam mengatur daerahnya supaya bisa terus melesat seperti kota bandung ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Semoga berkolaborasi membangun bangsa, instead of mikirin diri sendiri

      Delete
  7. Ekonomi kreatif mesti terus digalakkan, demi pencapaian pembangunan bangsa. :)

    ReplyDelete
  8. BCA ini memang selalu punya cara ya mba untuk berbuat lebih. Suka deh, konsern mereka ke berbagai kegiatan sosial. Nanti pasti acaranya bakalan seru dan bermanfaat banget.

    ReplyDelete
  9. salut deh sama BCa yang sudah berperan menggalakkan ekonomi kreatif

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semua pihak bisa turut andil dalam mengembangkan ekonomi kreatif ini, pun perbankan

      Delete
  10. Yeay ada kotaku di sebut-sebut asek..asek..

    Peogram BC selalu keren yaa

    ReplyDelete
  11. Bandung kota kreatif yg ga ada matinyeee..
    Walo bukan asli bandung, emang salut sama perkembangan kreatifitas n perekonomian kota bandung

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga mengagumi Bandung dan kreativitasnya

      Delete
  12. BCA keren banget dengan mendukung ekonomi kreatif ya, nggak hanya memikirkan profit bagi perusahaannya. Eh itu banyak banget selisih biaya penayangan film kita da film luar negri.

    Mba Helena juga keren, ikut aktif mendukung ekonomi kreatif. Aku udah follow belum ya, ntar aku cek deh ya :)

    ReplyDelete
  13. BCA ini turut membantu perekonomian Indonesia ini dengan mengusung konsep kreatif

    ReplyDelete
  14. yuk ah kita belajar kreatif biar kesejahteraan terus ningkat :)
    Keren BCA dengan evennya ini

    sayang di tempat saya blm ada BCA. Kalau mau ke BCA harus ke kota kabupaten, 2 jam kendaraan... hikz!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lokasinya mba Okti di mana? Siapa tahu BCA bisa bikin program CSR di sana :)

      Delete
  15. BCA itu banyak ya program CSR nya... nyaris berbagai bidang disambanginya. bagus. bagus.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perusahaan yang bagus harusnya punya CSR yang bagus pula

      Delete
  16. Padahal Palopo dekat ya dari Palu, tapi jujur di sini susah nemuin industri kreatif. Apa akunya aja ya yang kurang gerilya :D

    Salut sama BCA. Sebagai nasabah setianya aku ikut bangga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku belum pernah ke Palopo nih. Coba digali lebih Nyak, apa yang bisa dikenalkan dari Palopo

      Delete
  17. Bandung memang terkenal dengan kreatifitasnya. Apalagi sekarang didukung dengan program ini,semoga bisa lebih memajukan perekonomian masyarakatnya ya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga kota-kota lain juga bisa berkembang dengan kreativitas masing-masing ya

      Delete
  18. Ow, padahal Thailand baru2 ini aja ya wisatanya ngehits. Tapi kita masih di bawahnya, dgn sukses dan lancarnya program dr BCA ini semoga membawa andil yang baik ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thailand baru tapi langsung gencar kali ya. Go...go...semoga Indonesia nyusul

      Delete
  19. Bidang kedokteran belum ada industrj kreatif ya mba

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada mba, sekarang udah ada aplikasi untuk pesan obat dan chat dengan tenaga medis lewat smartphone.

      Delete
  20. Kalo soal kreativitas Bandung memang juaranya. Disitu banyak bisnis dan insudtri kreatif juga orang-orang dengan ide kreatif yang out of the box yang mungkin sebelumnya nggak pernah terpikirkan sama kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hebat ya Bandung, aku juga kagum dengan kemajuan kota ini

      Delete
  21. Bandung kalo urusan kreatif mah sellau jadi contoh yaaa
    Btw pariwisata konon kata nya menyumbang 170% lebih pendapatan di bandingkan sektr lain lho

    ReplyDelete
  22. Aku suka baca si Jukiiii hehehe. Punya bukunya. Benny and Mice (sekarang Mice) dan Panji Koming juga suka. Miris baca ttg pulau kita yang dimiliki asing. Ada di negara sendiri, tapi kitanya gak boleh ke sana. ��

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penggemar Si Juki dan Mice juga nih. Iya pulaunya eksklusif gitu padahal di negeri sendiri

      Delete
    2. Kalau begitu ayo kita rebut kembali

      Delete
  23. wahhh ternyata BCA punya peran besar di gua pindul ya. sudah pernah ke gua pindul dan memang masih asri dan asli banget obyek wisatanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau tempat wisatanya bersih, wisatawan jadi nyaman ya

      Delete
  24. Waaaaaa... seru acaranyaaaaa, jadi pengeeeen ikutan belajar bisnis... oiya, ak langsung cus jg ke @foottrip, semoga sukses terus ya mbaaa bisnisnya :)

    ReplyDelete
  25. Mna Helena keren bangat nih sudah mulai ikut jualan kain daerah dengan memanfaatkan sosmed, sudah termasuk OK (orang kreatif) nih, kereeen :)

    ReplyDelete
  26. Alamak... Kegiatan ama para pematerinya keren abis, sayang di Jakarta. Kalau di Pontianak boleh ikutan. :-)

    ReplyDelete
  27. wahh generasi sekarang makin kreatif yaa *emak kagum*

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,