Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Blog to Book, Rahasia Menerbitkan Buku dari Blog

Friday, January 6, 2017
dari blog jadi buku
Menerbitkan buku dari catatan blog, caranya?


Saat menyebut "Kambing Jantan", apa yang ada di pikiranmu? Bukan, ini bukan tulisan menyambut Idul Adha atau aqiqah, hahaha. Kambing Jantan adalah film Indonesia yang rilis tahun 2009. Film ini diadaptasi dari buku yang berjudul sama. Sebelumnya lagi, buku tersebut merupakan kumpulan kisah yang ditulis di blog Raditya Dika berdasar kisah nyata dirinya yang kocak, bodor, dan ajaib-kok-bisa-terjadi. So, perjalanannya adalah curhat di blog - buku - film.

Seru ya kalau dari curhat bisa sampai terbit buku, bahkan dibuat film. Di Blogger Hangout ke-7 yang diadakan BloggerCrony Desember 2016 lalu, saya mempelajari proses panjang Blog to Book. Benar-benar panjang dan penuh lika-liku.

Lokasi Blogger Hangout kali ini berada di Food Court lantai 3 Cikini Gold Center (CGC). Meski sering lewat Cikini, saya baru sadar ada CGC ini. Sesuai namanya, di sini pusatnya jual-beli perhiasan. Tempatnya bersih dan teratur. Di lantai atas banyak juga toko souvenir dan parcel. Sepertinya ini pindahan dari penjual di Stasiun Cikini yang kini telah dirapikan.

Sampai di CGC, saya mendapat voucher Rp 10.000,- untuk makan siang. Pilihan menu di food court beragam, mostly masakan Indonesia. Saya tertarik mencoba ayam bakar di "Serba Cobek". Tampilannya bersih dan harganya terjangkau. Untuk menu yang saya pesan harganya Rp 18.000,- dengan porsi komplit nasi, ayam, tahu, tempe, lalapan, dan sayur asem. Nasi hangat disajikan dengan potongan ayam ukuran medium cukup mengobati rasa lapar. Bumbu ayamnya meresap hingga ke dalam. Saya menikmati tiap gigitannya. Setelah kenyang, saya siap menerima materi Blog to Book yang disampaikan Ang Tek Khun.

A photo posted by Helena Safitri (@helenamantra) on


Blog to Book

Mengapa harus menghasilkan karya dalam bentuk buku? Sekarang kan eranya digital. Apa buku masih laku? Saat TV menjadi populer, apakah radio menghilang? Saat internet datang, apakah TV gulung tikar? Tidak juga, semuanya masih eksis dan mengikuti perkembangan zaman. Begitu pula dengan buku. Kalau melihat di bagian belakang buku ada barcode dan kode yang disebut ISBN. Itulah identitas sebuah buku yang berlaku secara internasional. Ibaratnya ISBN itu sidik jari buku, masing-masing judul buku punya kode unik.

Salah satu peserta Blogger Hangout bercerita naskahnya sudah ditolak berkali-kali oleh penerbit. Pedih ya. Lalu naskah yang seperti apa yang bisa lolos? Sebelum disetujui, banyak pertimbangan dari segi penerbit. Hal ini menyangkut content, gaya penulisan, perkiraan laku-tidaknya di pasaran, dan lain sebagainya. Well, it’s about business so perhitungan cost-benefit dipikirkan masak-masak.

Penerbit pun ada beberapa tipe. Penerbit besar atau dikenal dengan istilah penerbit mayor memiliki seleksi ketat sebelum menyetujui suatu naskah. Setelah deal, penulis akan menandatangani persetujuan dengan penerbit. Urusan cetak, distribusi, hingga pemasaran ditangani penerbit. Umumnya penulis mendapat royalty 10% dari harga bruto. Ada pula penerbit indie yang mencetak buku berdasarkan budget penulis. Effort penulis termasuk dalam hal memasarkan buku tersebut. Beda lagi dengan self-publishing yang menerbitkan buku sendiri tanpa kerja sama dengan penerbit yang sudah ada. 

Penulis perlu mencermati perjanjian dengan penerbit. Ada yang jual putus, maksudnya naskah diserahkan ke penerbit dan fee hanya diberikan satu kali ke penulis, ada pula yang tidak. Untuk jual putus dapat dilakukan bila tema yang diangkat hanya tenar dalam waktu singkat. Kalau tema yang ditulis sifatnya long-lasting dan kemungkinan dapat dicetak berulang kali, sebaiknya jangan jual putus supaya royalty mengalir terus.

A photo posted by Helena Safitri (@helenamantra) on


Yang Dicari Editor Saat Blogwalking

Sebagai editor, Ang Tek Khun sering blogwalking mencari calon penulis untuk “dipinang”. Editor menginginkan tulisan yang menarik dan bagus dari segi isi maupun gaya penulisan. Mendengarkan hal tersebut saya berdoa semoga ada editor yang nyasar ke blog saya sambil mencetus “Aha, ini dia yang saya cari.”.
Content is the king. Quote ini juga diakui pemilik akun instagram @angtekkhun1. Beliau pun memberi kiat menulis yang baik, antara lain:
·      Beri user experience. Pembaca lebih percaya bila si penulis berbagi pengalaman pribadinya, bukan hanya menulis informasi dari hasil browsing sana-sini. Tulislah dengan sudut pandang orang pertama (menggunakan kata “saya”).
·       Hard selling boleh saja dengan definisi yang menggugah pembaca sehingga tertarik mencoba.
·     Maksimalkan panca indera dengan membasmi kata sifat. Ini PR saya nih. Misal menjelaskan suatu makanan, sebisa mungkin jangan menggunakan kata “enak” tetapi jelaskan lebih detail sehingga pembaca menyimpulkan makanan ini enak. Bagaimana penjelasan deskripsi menu makan siang saya di Food Court CGC? (baca paragraf keempat). Butuh masukannya, dong.


Bertemu Moka Media

Dalam kesempatan ini hadir pula perwakilan dari penerbit Moka Media. Kalau mau mengirimkan naskah ke Moka Media, berikut syaratnya:

Ketentuan Umum:
1. Tebal naskah 100-200 halaman, atau 40.000-60.000 karakter. Naskah yang melebihi jumlah halaman yang ditetapkan, akan dipertimbangkan apabila sesuai dengan Moka Media.

2. Font times new roman 12 pt atau calibri 11 pt, spasi 1,5.

3. Ukuran kertas A4 atau quarto. 4. Naskah yang dikirimkan adalah naskah utuh, bukan naskah setengah jadi.

5. Sertakan sinopsis cerita dari awal sampai akhir.

6. Sertakan biodata dengan rincian nama, nomor telepon, alamat, dan alamat E-mail.

7. Tema naskah bebas, tidak menyinggung SARA.

8. Naskah yang masuk ke redaksi akan dievaluasi oleh redaksi, selambat-lambatnya 3 bulan setelah naskah diterima/dikonfirmasi.

9. Naskah bisa dikirimkan ke alamat Email: redaksi@mokamedia.net dengan subject NAMA_JUDUL NASKAH_JENIS NASKAH.

10. Naskah juga bisa dikirimkan via pos ke: Redaksi Moka Media, Jl. M. Kahfi No. 12 Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tuliskan genre naskah di sudut kiri amplop.

11. Beberapa jenis naskah adalah:
- Fiksi remaja
- Fiksi dewasa
- Komik
- Nonfiksi (catatan blog, bukan buku pelajaran dll, ya)

A photo posted by Dewi Puspa (@dewi_puspa00) on

(Mba Dewi Puspa, pinjam fotonya ya)

Setelah mengikuti Blogger Hangout kali ini saya makin tertarik membukukan catatan blog ini (AMIIIN…). Namun saya perlu banyak menulis topik-topik yang menjadi fokus branding. Pesan Mas Khun, blog yang baik itu 60% isinya mencerminkan value si empunya blog. Sebagai penutup, ada kata mutiara yang tepat dari Pramoedya Ananta Toer.


“Orang boleh pandai setinggi langit, tetapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”



49 comments on "Blog to Book, Rahasia Menerbitkan Buku dari Blog"
  1. Wah... ternyata prosesnya panjang.
    Terima kasih buat infonya ya mbak, jadi makin semangat buat nulis. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian :D

      Delete
  2. Moka Media sudah aktif lagi ya. Jujur aja soalnya, beberapa taun lalu sempat dengar kabar sedang hiatus. Kebetulan teman saya di grup klub buku penulis di moka media. Jadi, lumayan sedikit tau selub beluk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh gitu ya mba. Mereka terima naskah lho, ayok kirim

      Delete
  3. Makasih banyak ilmu juga informasina Mbak. Ini berguna banget buat aku yg newbie dan masih tertatih serta tergopoh menulis blog...
    Baca ini jadi semangat :)

    ReplyDelete
  4. Makasih ilmunya, mbak Helen 😘
    Belajar lagi dan lagiii...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hidup harus terus belajar, mba. Sukses sidangnya ya

      Delete
  5. Suka kata mutiara terkahirnya, maksih sharenya ya mbak 😊

    ReplyDelete
  6. Suka kata mutiara terkahirnya, maksih sharenya ya mbak 😊

    ReplyDelete
  7. waaahh, makasih banyak share nya mbak :) dulu sempat pengen juga sih.. tapi hehehe apa daya, masih kurang kemampuannya

    www.fujichan.net

    ReplyDelete
  8. Wah senang ya bisa nyimak sharing mas editor Mas Ang Tek Khun secara langsung.(aduh susah nulis nama mas editor ini :D )Mokamedia saya belum pernah nyoba ngirim sih dan memang lagi nggak fokus nulis buku juga :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya dapat banyak ilmu baru seputar perbukuan. Kalau saya masih fokus menulis konten yang berkualitas di blog.

      Delete
  9. Blogku isinya curcolan. Mungkinkah ada editor nyasar yang kepincut.. hehe

    ReplyDelete
  10. Makasih ya, Mbak Helena.. jadi dapet info baru nih :) Salam kenal

    ReplyDelete
  11. PR:
    1. membasmi kata sifat
    2. menaikkan value blog. eh, itu yang dimaksud apa ya mbak? personal branding atau nilai jual blog karena banyak titipan iklan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Blognya lebih bermanfaat buat pembaca. Bisa lewat organik ataupun artikel berbayar. Personal branding juga penting sih supaya unik di mata pembaca.

      Delete
  12. Belum terpikir nih buat menerbitkan buku dari blog mba. Smoga aja kesampaian ya mba. MAkasih tulisannya ya mba :)

    ReplyDelete
  13. blm kepikiran..post dg tag apa yg bakal dibukukan...
    noted dulu deh..

    ReplyDelete
  14. Pengen banget bisa nulis content blog yang greget biar selalu ditungguin pembacanya dan akhirnya layak dibukukan :)

    ReplyDelete
  15. Hmmm dulu saya seneng banget tuh sama raditya dika. sampe awal awal blog juga kalo cerita khas khas mirip dia *wkwk dasar peencontek*

    Sampe skearang juga masih ngerasa kalo blog ku itu blog curhat, tapi ya gitu gak selucu dia. Tapi gimanapun, tetep harus PD sih ya sama tulisan sendiri :D

    Sampe pernah gamau pusing, ya nulis mah nulis aja gapapaa kalo gaada yang baca juga. Yang penting pikiran ini lega, karena apa yang ada di otak sudah di keluarkan lewat tulisan :p

    Ehhhh quotesnya pramoedya ananta toeer menohokkk banget ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener. Nulis aja dulu lah. Kalau mikir ini itu nanti ga jadi nulis.

      Delete
  16. terima kasih informasinya mbak...^_^

    ReplyDelete
  17. Asyiknya dapat ilmu baru. Kurasa semua blogger pasti mau yaa blogpost-nya jadi buku bahkan difilmkan pula! Wow!
    It's like a dream comes true.

    TFS, mbak Helena.

    ReplyDelete
  18. Jadi, sudah ada naskah yang dikirim? :D :D :D

    ReplyDelete
  19. Sip aku mw belajar lg menulis review makanan dengan tdk mnggunakan kata enak ke depanya :D. Tantangan bgt nih...

    ReplyDelete
  20. makasih mb sharingnya, sangat bermanfaat :)

    ReplyDelete
  21. Membangun value dari blog ini masih peer banget di aku, mba. Pelan-pelan berproses. Kalau mendeskripsikan kata "enak" untuk food review, Alhamdulillah udah fokus nulis detil hidangannya, walo di awal2 ribet sendiri. Hahaha :D.

    ReplyDelete
  22. Bener ya mbak content is the king. Dari ngeblog ada penulis buku yang ngajak nulis sih, dan juga editor majalah..rasanya senang banget..padahal saya blogger baru :)

    ReplyDelete
  23. Wah, dibandingkan pas pertama kali ngeblog, sekarang sudah banyak banget blogger2 dengan berbagai genre. Kayaknya kalo tulisan kita belum ada kekhasannya, belum bisa dilirik editor ya hihihi secara banyak saingan yang lebih bagus sih :)

    ReplyDelete
  24. Jadi kepikiran, kalau aku menulis buku dari blog, temanya apa ya? Hehehe .. TUlisan ini jadi membuatku berpikir membenahi blogku deh mbak.

    ReplyDelete
  25. weits, ilmunya cetaar... tambahan ilmu utk memperbaiki blog. Tapi aku salfok saya ayam seharga 18rb itu hahahah, sepertinya enyaaak #laper #waktunyamakansiang :D

    ReplyDelete
  26. Helena, tempo Leutikaprio kalo gak salah nama Penerbitnya ngadain lomba "Book Your Blog" dan ini dimenangkan oleh Mugniar Bundanya Fiqthiya dan satu lagi kalo gak salah Salsabila deh. Itu waktu belum ada rame-ramenya job review. Kaloo bunda sudah bunda compile sendiri dari blog untuk postingan pilihan menurut bunda dan bunda langsung bukukan secara Self Publishing, hehe...jadi punya deh karya solo.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah ide bagus ya Bunda untuk Self-Publishing. Aku harus pilah pilih nih siapa tahu suatu saat bisa punya buku sendiri.

      Delete
  27. Thanks udh berbagi ulasan acara blog to booknya, Mbak Helena.. Kebetulan aku nggak bisa hadir di acaranya tempo hari

    ReplyDelete
  28. Banyak banget temen-temen yang awalnya ngeblog akhirnya bisa menerbitkan buku. Ah ternyata prosesnya super panjang ya. Salut banget sama temen-temen yang istiqomah. :D

    ReplyDelete
  29. Tapi klo punya naskah sendiri bisa kan ya dimasukin ke penerbit ini. Nggak mesti dia ngelirik blog kita dulu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul. Apalagi dirimu yang bukunya udah segambreng.

      Delete
  30. Baru tahu arti penulis indie, di sini.
    Penulis yang mencetak buku sesuai budgetnya sendiri.

    ReplyDelete
  31. Waaah keren ilmunya.. Dan quotenya mantabs. Ibarat gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan buku (xixixi).

    Jadi ingin nulis tulisan tentang oetuah2 buat Duo Fi deh.

    ReplyDelete
  32. Sempat semangat sih utk nulis novel tapi karena keasikan nge-blog, draft novel tak tersentuh lagi alias ngga nambah nambah bab nya. Mungkin emang kurang niatnya kali ya.

    ReplyDelete
  33. Makasih banyak sharingnya ya mbak. Sangat bermanfaat. Pengen nyoba nih ngirim naskah Moka Media :))

    ReplyDelete

Hai!
Terima kasih banyak ya sudah berkunjung. Semoga artikel tersebut bermanfaat.

Bagaimana komentarmu? Silakan tulis di kolom komentar, bisa pakai Name/URL. Kalau tidak punya blog, cukup tulis nama.

Ku tunggu kedatanganmu kembali.

Jika ada yang kurang jelas atau mau bekerja sama, silakan kirim e-mail ke helenamantra@live.com

Salam,
Helena

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,