Life of Happy Mom - Indonesian blog about parenting, health, & up and down of life.

Image Slider

iPray

Wednesday, August 29, 2012
Ada do'a dalam tiap jepretan Nikolas :')
@helenamantra











National Parks in Banyuwangi

Tuesday, August 28, 2012
Take off your shoes and run to the beach!

Nature is calling!
Libur lebaran yang padat kali ini saya dan rombongan pergi ke Banyuwangi. Selama ini cuma numpang lewat kalau mau nyebrang ke Bali via Ketapang di ujung timur Jawa Timur. Here we go!
Ketemu Stasiun Lagi!
Berangkat pukul 9 pagi naik kereta api Mutiara Timur Pagi dari stasiun gubeng baru (depan PDAM). Maklum dah lama ga naik kereta, di Sulawesi ga ada men! jadi norak deh foto foto di stasiun. Kereta bisnis jaman sekarang ada colokan listrik, sangat membantu buat charging batre HP, kamera, dan laptop (jangan lupa bawa T atau kabel ulur, hahah). Sepanjang perjalanan banyak yg jual makanan tiap berhenti di stasiun. Nasi bungkus 3-7ribu, sate kerang imut imut seribuan, tahu, telor, minuman, dll. Sekarang ada petugas bagian kebersihan yg rajin bersihkan WC, jadi masih nyaman lah kalo udah kebelet dan terpaksa pake toilet di kereta (selama airnya masih ada). Kereta berhenti di beberapa stasiun seperti Wonokromo - Sidoarjo - Bangil - Probolinggo - Jember - Kalibaru - Kali Setail - Banyuwangi.


Hotel Baru Indah
Pukul 3 sore kami turun di stasiun Kalibaru kemudian lanjut naik elf carteran ke terminal Jajag. Sekitar 1 jam otw dempet-dempetan sampai deh di terminal. Penginapan kami di seberangnya terminal, Hotel Baru Indah, hotel yang bersih dan luaaaas malah mirip kosan karena kamarnya banyak dan cuma 1 lantai. Sekamar isi 3 orang, kamar mandi dalam (airnya perlu dikuras dulu), free drink (air mineral, teh/kopi), ada tv, kipas angin, dan si hexos yg bikin ademmm.


on the way to Plengkung Beach
Pos Jaga I TN Alas Purwo

Surf Camp di Gland
Gland and Plengkung beach
(bukan) pedagang lokal
On the way dari Pancur ke G-land
Bangun pagi..berangkat pagi..menuju Taman Nasional Alas Purwo di Banyuwangi Selatan, ahe! Jalannya bikin goyang-goyang macem naik kapal, sengaja ga diperbaiki supaya TN ini ga dieksploitasi berlebihan sampe merusak. Kami melewati 2 gate jaga buat sampai ke Pancur. Ganti naik pick up yg dialasi karpet plastik tipis melewati jalan bergelombang selama 7-9km (satu-satunya transport yg diperbolehkan, semacam monopoli sih, kecuali punya koneksi orang dalem). Di jalan disuguhi pemandangan bermacam-macam pohon yg rimbun, babi hutan, rusa, kera, dll. Tadaaa sampailah di pantai bernama G-land, lately I know that pantai ini ombaknya no.1 se Indonesia dan no.2 di dunia (After Hawaii) yang okeh banget buat surfing. Banyak surf camp di sini = banyak bule dg badan atletis gotong surf board (oh andai ada binocular buat liat jelas atraksi para bule ini berdansa dg ombak). Pinggir pantainya berkarang jadi kalau mau surfing lumayan jauh ke tengah. Dapat info dari mas-mas exotic yang jadi tour guide surfer bule kalo buat belajar surfing bisa di Grajagan beach, ombaknya lebih bersahabat buat newbie. Ada juga Red Island yang rame turis lokal. Kami berjalan mengikuti jalur setapak sampai ke Plengkung Beach buat fotofoto, makan, dan berteduh. Lapar! Nah cara balik ke Pancur ini yg repot. Nunggu sampe mobil pick up datang sambil antar pengunjung yg lain ke GLand. Ga tau mobilnya kapan datang..lha kalo ga ada pengunjung lagi gimana? Hampir sejam nunggu, datanglah mobilnya. Rebutan naik dg pengunjung lain yg mau balik ke Pancur. Di Pancur ini ada pos jaga, tempat makan sederhana, masjid, lahan parkir yg luas, dan turun dikit ada pantaiii lagi. Hello Pancur Beach! Pasirnya lembut, kalo di Plengkung pasirnya seperti merica. Tempat ini lebih luas, kalo sore lagi surut dan keliatan karang-karangnya. View depan itu pantaiii, view belakang itu alas purwo dg pohon-pohon tingginya. AMAZING! Time is freezing there. Check out some photos, they describe better than my words.
Pancur Beach
Pancur Beach
Perjalanan belum usai, hari ketiga di Banyuwangi kami ke Taman Nasional Baluran di utara Banyuwangi. Jalan yang dilewati lebih (sedikit) mulus dan bisa naik kendaraan sendiri, ga perlu ganti mobil pick up. Baluran dikenal sebagai Africa Van Java. Kenapa? Pemandangannya dg savanna luas dan gunung lalu ada banteng, kera, rusa benar-benar seperti Afrika (padahal belum pernah ke sana). Well, to be honest, buatku tempat ini mengingatkan pada Australia sih. Kata temanku, Oz mirip Indo..not the other way around :p Yah tipe tipe gersang eksotis lah. Kami ke Bama beach dg view hutan bakau dan karang. Aku coba main kano dan ga jatuh, yeaa! (jadi kangen Outward Bound Indonesia). Masuk ke hutan bakau bersama yang lain dan balik karena semakin dalam akar pohonnya banyak yg rapuh. Kelar basah kuyup dan masuk angin, kami naik ke menara buat memantau binatang yg lagi dikasi makan. Jadi, pohon di Baluran ditata penanamannya dan hewan diberi makan tiap pagi dan sore.
Kano, Kera, dan baKau di TN Baluran

Baluran National Park

Baluran National Park
Saatnya beli oleh-oleh, di pinggir laut dan bisa keliatan Bali dg jelas tepatnya daerah Watu Dodol. Di sini jual souvenir dari kerang seperti gelang, bros, tirai, dan hiasan dinding. Monggo ditawar. Kalo oleh-oleh makanan ada di pusat oleh-oleh daerah perbatasan Banyuwangi - Rogojampi, toko lupa namanya --". Ada bagiak (kue kering mirip semprit dg berbagai rasa), pia tape, rengginang, sale, dll. Di toko ini juga jual batik khas Banyuwangi, motifnya yang gemenjreng cantik deh. Kelaparan, kami makan di samping toko oleh-oleh, ada tuh cafe resto VW yg bikin esmosi jiwa raga, sebut saja Toko Brengsek (atas saran dari Mr.S the next Bupati Banyuwangi). Lapar dan butuh cepet karena bakal naik kereta ke Surabaya dan perjalanan ke stasiun masih jauh eh malah pelayanannya begitu lama dan melambai cyn. Sampai ada pengunjung yg ga jadi makan di situ. LOL..udah berbagai gaya protes dilancarkan ke pemilik resto supaya cepet, masih juga leletos. Mungkin mereka ga siap dengan pengunjung rombongan macem kami ini.
Itu Bali!
Kelar makan, cepet balik ke daerah Jajag, ganti naik truk..beneran truk gede yg biasa angkut kambing apa sapi gitu trus melajulah kami diiringi angin malam menuju stasiun Kali Setail. Ahe ahe! Makasi pak sopir yang udah ngebut namun tetap cool, kami ga ketinggalan kereta Mutiara Timur Malam buat ke Surabaya.
dari naik elf sampai truk sapi, ahe!
Matur suwun sedulur kabeh, esp for Laros a.k.a Lare Osing sebagai tuan rumah. See you all in the next 5ive years. Dreams will come true, buddies!

Love the memories,
@helenamantra

Kalap dan Lahap

Monday, August 27, 2012
Kalap di RM Padang

Beginilah jadinya kalau buka puasa di rumah makan masakan Padang yang namanya Sederhana namun sangat berbeda dari kenyataannya. Kalap dan lahap!
Hamdalah :)

Bunaken, here I go!

Friday, August 10, 2012
nenek moyangku seorang pelaut, gemar mengarungi luas samudera...
November 2011

Minggu lalu saya dan rombongan (ber-9) snorkeling ke Bunaken dan Siladen. Mau berbagi cerita mengenai pengalaman saya, semoga bisa menjadi referensi perjalanan buat para pembaca.

Kalau dihitung-hitung sih biayanya masih terjangkau. Rinciannya berikut ini:

Naik kapal ada kacanya (bisa intip ikan-ikan) dari pelabuhan di Marina Boulevard (deket Zero Point). Kapalnya lumayan bisa muat 15-20 orang tapi yang ikut di rombongan 9 orang (ditambah 2 orang supir + pemandu) jadi ga terlalu sesak, apalagi bawa barang kayak pindahan.
sewa kapal Rp 850ribu
biaya parkir kapal di pelabuhanRp 50ribu (biasanya ni kapal parkir di pelabuhan lain yang letaknya jauh)
biaya asuransi penumpang Rp 4ribu/orang

Naik kapal otw ke Bunaken (sekitar 30-45 menit ga berasa karena sibuk foto-foto di atas kapal)

Sampai Bunaken sewa peralatan tempur (bisa pilih sesuai kebutuhan dan nego aja):
- wetsuit (lengan panjang-pendek) Rp 50ribu
- google glasses + alat snorkeling yang buat nafas itu Rp 30ribu
- kaki katak sepasang Rp 30ribu
- kamera bawah air Rp 350ribu
- biaya masuk Bunaken Rp 2500/orang
- biaya alat untuk pemandu (ga perlu kasi tip untuk pemandu)Rp 110ribu
- pinjem pelampung/life jacket buat jaga-jaga Rp 0 alias gratis

Disarankan oleh penduduk sana buat ke Siladen dulu karena letaknya lebih jauh dan kalo kesiangan arusnya udah kenceng

Naik kapal ke Siladen (sekitar 20 - 30 menit, masih foto-foto di atas kapal)

Sampai Siladen puas-puasin snorkeling. Masih sepi dan ikan + terumbunya subhanallah..

Jangan kelamaan karena masih ada spot selanjutnya di Bunaken. Yang di sini pemandangan bawah lautnya sampe ane ga rela ninggalin tempat itu.

Berdasarkan pengalaman panik sampe minum air lautnya, air di Siladen lebih asin dibanding Bunaken (ga penting ya..)

Di Bunaken terumbunya lebih banyak dan luas. Ada aturan juga kalo harus hati-hati ga boleh injak/berpijak di terumbunya karena itu wilayah konservasi.

Setelah puas silaturahmi dengan berbagai jenis ikan, balik lagi ke pelabuhan Marina. Alat-alat yang udah disewa tadi nitip dibalikin sama supir dan pemandu. Jadi ane ga perlu balik lagi ke tempat sewa alat selam.

Di pelabuhan Marina bisa bilas dan ganti baju di toiletnya, bayar Rp 2ribu.

Luar biasa indahnya bawah laut Indonesia.
Isi formulir asuransi sebelum berlayar
Fitting sepatu katak alias fin

Snorkeling di Siladen

Ga pake jaket pelampung lebih bebas, kayak kecebong :p

Banyak yg pemula (termasuk ane) jadi ngeri ngambang di lautan

Auto Post Signature

Auto Post  Signature
Stay happy and healthy,